~The Trio Gans~

280 113 50
                                    

Pagi ini, aktivitas Alma seperti biasanya. Mulai dari bangun tidur, membangunkan adiknya, membantu Bi Ira menyiapkan sarapan, mengantar adiknya ke sekolah, lalu pergi ke sekolahnya.

Setelah mengantar Raffa ke sekolah, Alma langsung pergi ke sekolahnya. Dia meletakkan motor kesayangannya itu di tempat parkir yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Lalu, dia berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai 2.

Saat Alma sedang berjalan ke arah lapangan seorang cowok putih, tinggi, mancung dari arah berlawanan tidak sengaja menabrak bahu Alma  sehingga Alma terhuyung ke belakang.

Bughhh...

"Aduh... ", keluh Alma karena bahunya ditabrak dengan cukup kuat sehingga menyebabkan Alma terjatuh dengan siku yang lecet.

"Kalau jalan itu yang dipakai mata sama kaki dong!", seru Alma menahan perih di sikunya.

Cowok tersebut sedikit kaget dengan seruan Alma tadi. Padahal, tak ada satupun murid yang berani padanya, karena dia sangat berbahaya.

Alma berdiri lalu menatap sebentar cowok yang menabraknya ini. Tak ada satu kata yang keluar dari bibir merah mudanya. Gadis itu berjalan melalui cowok itu, seolah-olah tak ada kejadian apapun. Cowok itu hanya memandangi punggung Alma yang semakin jauh sambil terseyum tipis.

"Farinda Almaira D, nama yang cantik. Sesuai dengan orangnya", batin cowok itu sambil tersenyum miring.

Sesampainya Alma dikelas, dia langsung duduk di kursinya sambil memegangi sikunya. Walaupun hanya lecet, tetapi sukses membuat sikunya terasa perih.

"Hello, Alma! ", sapa Elis yang baru datang. "Eh, kenapa sama siku lo? ", tanya Elis sambil menunjuk bahu Alma.

"Ditabrak tadi "

"What! Ditabrak siapa Al? Gila ya yang nabrak lo, gak kira-kira. Sampai lecet begini", ucap Elis terkejut.

"Ditabrak orang. Udah gak papa Lis, cuma lecet dikit doang", balas Alma sambil tersenyum.

"Aduh Alma. Tuh siku lo lecet sampe berdarah, pasti perih itu", ucap Elis dengan nada khawatir.

"Nggak, Lis. Udah gak papa, gue kan udah kebal yang beginian", ucap Alma sambil tersenyum untuk menenangkan Elis.

"Hai my para babeiihhs", sapa Lita yang baru datang kepada Alma dan Elis. "Lah, itu siku lo kenapa dah, Al?", tanya Lita.

"Alma tadi habis ditabrak, Lit. Emang gila yang nabrak Alma, gak kira-kira. Heran gue, seberapa kuat tenaganya sih? Tuh orang gak liat apa di didepannya ada orang lain , asal main tabrak aja. Emang jalan buyut moyangnya apa?", ucap Elis menjawab pertanyaan Lita dengan sewot.

"Oh gitu. Masih sakit gak, Al? ", tanya Lita kepada Alma.

"Ya pasti masih sakit lah, Lita. Orang sampai berdarah begini", balas Elis sambil menunjuk bahu Alma.

"Ish nih anak, yang gue tanya tuh Alma, bukannya lo. Emang nama lo Alma apa, asal jawab aja", ucap Lita dengan geram.

Elis hanya mencebikkan mulutnya, tak suka dengan perkataan Lita barusan. Lita tak menghiraukan Elis yang begitu, lalu menoleh pada Alma, meminta jawaban atas pertanyaannya tadi.

Alma hanya tersenyum melihat kedua sahabatnya itu.

"Gak papa, Lit. Cuma lecet dikit kok, gak sampai patah tulang", ucap Alma menjawab pertanyaan Lita.

"Ke UKS aja ya, Al. Tuh luka lo sampe berdarah gitu. Ntar infeksi", balas Lita.

"Gak usah elah, Lit. Cuma lecet doang, ntar gue bersihin pake air aja"

"Tapi Al... "

Tak lama kemudian, bel tanda jam pelajaran pertama pun berbunyi. Membuat Lita mengurungkan niatnya membujuk Alma untuk ke UKS. Percuma saja membujuk gadis itu, pasti akan ditolak mentah-mentah.

~~~•••~~~

Ting...  Ting... Ting...

"Al, Lis. Biasa, kantin", ajak Lita kepada Alma dan Elis.

"Oke deh", balas Elis. "Al, itu siku lo masih perih? Ke UKS dulu ya", tanya Elis pada Alma.

"Udah agak mendingan. Udah ayo ke kantin, entar gak dapet meja lagi", ucap Alma yang telah selesai memasukkan bukunya ke dalam laci.

Elis dan Lita hanya mengangguk tanda setuju. Kemudian, mereka keluar kelas dan menuruni tangga menuju ke kantin. Sesampainya di kantin, seperti biasanya mereka langsung mencari meja kosong dan memesan makanan. Setelah semuanya mereka dapatkan, mereka langsung memakan makanan yang telah dipesan sambil sedikit bercerita.

"Woy diam semuanya! Mereka otw kesini!", teriak seorang cowok. Alma yang mendengar teriakan tersebut lantas menoleh ke arah sumber suara. Dan memang benar, mereka yang disebut cowok tadi berjalan menuju kantin dengan gaya cool khas mereka. Alma melihat salah satu cowok dari mereka yang menabraknya di koridor tadi pagi.

"Siapa mereka?", tanya Alma pada Elis dan Lita sambil menunjuk ke arah cowok yang baru saja duduk itu.

"Mereka itu The Trio Gans. Murid berpengaruh besar di sekolah ini. Tiga cowok ganteng, pintar, dan tajir ", balas Lita sambil melirik sedikit mereka.

"Iya, Al. Kok lo gak tau mereka sih? Heran gue, setahun lo sekolah disini tapi gak tau mereka? Padahal semua murid disini tau mereka cuma dengan waktu sebulan", ucap Elis pada Alma sambil memasukkan mie ayam ke dalam mulutnya.

"Ya, kan gue gak tau. Terus hubungannya sama gue apa kalau gue tau tentang mereka? Gak ada kan?", ucap Alma dengan santai.

"Ya ada hubunganya Alma. Nih ya, gue kasih tau sama lo karena gue lagi berbaik hati. Itu, cowok yang rambutnya acak-acakan namanya Andriano Luthfie Praditya, biasa dipanggil Rian", ucap Elis sambil menunjuk cowok yang duduk di sebelah kanan. "Kalau yang pakai bandana maroon itu namanya Arreno Nauval Triasmoro, biasa dipanggil Reno", lanjut Elis sambil menunjuk cowok yang duduk di sebelah kiri . "Dan kalau yang wajah datar itu namanya Argantara Airlangga Nevrado, biasa dipanggil Arga", jelas Elis sambil menunjuk cowok yang duduk di tengah-tengah kedua cowok tadi.

"Oh gitu. Kenapa mereka. berpengaruh besar di sekolah ini? ", tanya Alma sambil meminum air mineralnya.

"Kudet banget sih lo, Al", ucap Lita pada Alma. "Orangtua mereka itu pebisnis besar. Orangtuanya Rian sama Reno itu donatur terbesar di sekolah ini. Kalau orangtua Arga itu pemilik sekolah ini", jelas Lita.

"Ya slow aja sih. Kan gue gak tau", balas Alma sambil mengendikkan bahunya.

"Iyain aja deh biar fast", ucap Elis.

"Untungnya buat gue juga gak ada"

"Iya dah. Sebahagia lo aja deh, Al. Tapi lo harus ingat, mereka itu berbahaya", ucap Elsa mengingatkan Alma sambil berbisik pada kata terakhir.

"Kenapa? ", tanya Alma.

"Murid-murid di sekolah ini gak ada yang berani sama mereka, karena takut dikeluarin dari sekolah ini. Apalagi murid yang mendapat beasiswa, bisa dicabut sama mereka", balas Elsa.

Alma hanya diam sambil terus mendengarkan cerita Elis dan Lita tentang The Trio Gans. Alma mendapatkan banyak informasi dari sahabatnya itu tentang ketiga cowok ganteng yang memiliki pengaruh besar di sekolah ini. Maklum, Alma tidak terlalu tertarik dengan hal yang seperti ini. Tapi, mau tidak mau dia harus tau, paling tidak sedikit.

Dia melihat cowok yang menabraknya tadi pagi, Arga. Cukup berbahaya, pikir Alma. Dia berniat tidak akan memiliki urusan dengan The Trio Gans, terutama Arga.


Holaaa everybody! 👋
Gimana nih chapter yang ini? 👁
Voment kalian sangat berharga:🙏
See you later👐💖

ARGALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang