~Meet~

257 112 62
                                    

"Apakah aku harus percaya pada orang lain? Ataukah tidak?"

Farinda Almaira Dzulaikha


~~~•••~~~

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Alma segera memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan keluar kelas bersama Elis dan Lita. Kedua sahabat Alma itu menunggu jemputan supir, sedangkan Alma mengambil motornya yang ada di parkiran sehingga membuat mereka terpisah.

"Ekhem... ", deheman seorang cowok membuat Alma berhenti melangkahkan kakinya dan menoleh ke belakang.

Alma melihat cowok yang menabraknya tadi dengan mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'ada apa?'.

"Lo cewek tadi pagi yang gue tabrak kan?", tanya Arga.

Alma diam sebentar, sedikit terkejut karena cowok ini mengingatnya.

"Gak tau"

Arga mengangkat sebelah alisnya. Tanpa ba bi bu, cowok itu menarik tangan Alma.

"Eh eh, lo mau kemana? Kalau lo mau pergi ya pergi aja, gak usah narik-narik tangan gue!", dumel Alma.

"Berisik!"

Alma terdiam, sedikit takut mendengar ucapan Arga yang terdengar seperti bentakan tadi. Ia harus menahan rasa perih di siku karena tangannya ditarik oleh Arga.

Sesampainya di UKS, Arga membuka pintu yang tidak dikunci. Mungkin, para anggota PMR sedang latihan karena ada beberapa tas yang tergeletak di lantai.

Arga menyuruh Alma duduk di kasur yang tersedia. Lalu, cowok itu membuka kotak obat P3K, mengambil kapas dan meneteskan obat merah.

"Lo mau ngapain?", tanya Alma bingung.

"Menurut lo?"

Alma tidak menjawab, gadis itu berpikir dengan kebingungan yang ada di otaknya. Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan kepada cowok di depannya ini.

Arga menarik tangan Alma, lalu menempelkan kapas tadi di siku gadis itu secara perlahan.

Alma tidak bisa menahan keterkejutannya. Gadis itu menahan rasa perih akibat luka lecet ditambah dengan obat merah di kapas tadi, membuat rasa perihnya semakin bertambah.

"Tahan bentar", ucap Arga seakan tahu kalau Alma menahan rasa perih ini.

Lalu, Arga mengambil plester dan menempelkannya di kapas tadi agar tidak terjatuh. Setelah selesai, cowok itu membereskan kotak obat lalu menaruhnya kembali diatas meja.

Alma sungguh bingung. Arga, cowok yang tadi pagi menabraknya sekarang mengobati luka lecetnya.

"Ekhem..." dehem Alma memecah keheningan. "Maaf nih ya, maksud lo apa ngobatin luka lecet gue?", tanya Alma penasaran.

"Gue cuma bertanggungjawab", balas Arga singkat.

"Lo gak ada niat lain kan?", tanya Alma was-was.

Arga mengerutkan keningnya. "Maksud lo?"

"Gak jadi", ujar Alma. "Eh, gue pulang dulu", lanjutnya sambil terburu-buru.

Belum sempat Alma berjalan, tangannya di cekal oleh Arga. Alma terkejut ketika Arga berada di depannya.

"Jawab pertanyaan gue", ucap Arga dingin.

Alma terdiam. Bingung ingin berkata apa. Otaknya seakan tak berfungsi dengan baik. Tangannya berkeringat, menandakan gadis itu sedikit takut.

'Gue salah ngomong nih kayaknya'

ARGALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang