Remember Me | 5

40 23 7
                                    

Beberapa tahun yang lalu...

Cewek itu meringis tepat disaat abangnya menjitak keningnya. Memang sudah biasa, tetapi tetap saja yang namanya dijitak pasti rasanya sakit. Setelah siap, sang abang hanya mencibir dan berlalu pergi tanpa meladeni ocehan adiknya.

Namanya Kinta Shahila Deondary. Dia merasa kesal namun puas. Setidaknya rencananya untuk membohongi sang abang berjalan dengan sempurna. Walau dia dihadiahi oleh jitakan di jidatnya.

Hari ini, novel yang disukainya akan terbit versi cetaknya. Namun, dia tak tahu harus pergi dengan siapa. Bunda dan ayahnya sedang tidak ada dirumah. Dan satu-satunya orang yang bisa diandalkannya adalah abangnya yaitu Dafa.

Dafa tidak terlalu suka dengan novel-novel remaja yang banyak bumbu-bumbu romansa yang katanya bisa menyesatkan pikiran anak zaman sekarang. Dafa bilang, lebih baik menghadapi kenyataan dari pada harus hidup di dunia fantasi yang tidak jelas kemana arahnya. Dirinya juga mengatakan bahwa anak zaman sekarang itu banyak menjadi alay dan baperan karena novel-novel seperti itu.

Seperti cerita Dilan 1990 contohnya. Bukannya malah terinspirasi dengan usaha Dilan yang memperjuangkan Milea. Dafa malah tertawa geli karena gombalan-gombalan Dilan yang menurutnya sangat menggelikan.

Sedangkan Kinta, dia sangat menyukai novel Dilan. Bahkan saat dijadikan film dan tayang di bioskop. Saat itu juga Kinta menonton film itu. Kinta kesemsem saat mendegar gombalan untuk Milea yang dilontarkan oleh Dilan. Kinta pernah dimarahi oleh Dafa karena menonton film itu. Dafa bilang film itu akan meracuni otak Kinta, dan berharap ada seseorang yang akan memperlakukannya begitu. Kinta tidak diam saja, dia bilang Dafa adalah orang kuno. Tidak mengerti bagaimana caranya untuk merayu cewek. Dan mengatakan bahwa itulah sebabnya tak ada cewe yang pernah lengket dengan abangnya itu.

Oleh sebab itu, Kinta harus pandai untuk mengelabuhi abangnya supaya mau pulang kerumah. Yang Kinta tahu, seharusnya abangnya tidak ada jadwal kuliah hari ini. Dan dirinya berhipotesis bahwa abangnya pasti sedang bermain di tempat nongkrongnya.

Jadi, dengan otak liciknya. Kinta mengatakan dia sedang sendirian dirumah setelah pulang sekolah. Dia mengatakan bahwa bunda sedang arisan dan ayah belum pulang. Sebenarnya pada saat itu, Dafa ingin mematikan ponselnya sampai akhirnya Dafa mendengar suara gaduh dari rumahnya. Kinta mengatakan, bahwa ada orang yang tiba-tiba masuk dan mulai membuat rumah mereka berantakan. Awalnya tak percaya, namun sepertinya Kinta pandai meyakinkan abangnya itu. Jadilah Dafa panik dan buru-buru pulang ke rumah.

Sampai dirumah, tak ada yang terjadi. Rumah rapi dan Kinta sedang duduk di ruang tv sambil membaca novel miliknya. Nafas memburu yang tadinya mengartikan bahwa dirinya panik, berubah menjadi nafas memburu yang tidak terima karena merasa dipermainkan. Memang bukan kali pertama adiknya seperti ini, namun tetap saja dia kesal. Harusnya sudah bisa menang taruhan bermain game online bersama temannya, malah mendapat prank dari adiknya.

Lalu, terjadilah cekcok antara adik dan sang abang. Kinta mengatakan alasannya. Jika tak begitu maka Dafa tak akan mau menemaninya membeli novel. Jadi Kinta harus mengambil langkah seperti itu. Dafa benar-benar marah, namun wajah Kinta tiba-tiba berubah menjadi sendu dan seperti ingin dikasihani. Sampai akhirnya Dafa mengalah, lalu menjitak Kinta.

"Let's go!!!" Kinta berseru sambil mengangkan naik kedua tangannya ke atas.

Sangat senang sekali.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang