Remember Me | 4

57 24 9
                                    

Rasa lapar yang tadinya sangat tidak dapat ditahankan, sekarang lenyap begitu saja. Kinta sudah meneguk tiga gelas air putih, namun sepertinya tidak bisa menghilangkan rasa gugupnya.

Salsa baru mengatakan, bahwa orang itu salah satu personel band baru yang sudah dikontrak. Dan beberapa minggu kedepan, merekalah yang akan mengisi panggung di cafe ini. Dan informasi itu membuat Kinta semakin susah untuk bernafas.

Sepertinya semua alasan yang ia bengun untuk bekerja disini hancur begitu aja. Dirinya ingin keluar dari sini secepatnya. Kalau bisa tak usah kembali lagi. Namun, sepertinya kesalahan yang telah dia perbuat tadi membuat dirinya sendiri terjebak bagai didalam penjara.

"Ta, kamu udah ga apa-apa kan?"

Lamunan Kinta terhenti saat merasakan tepukan pelan dibahunya. Dia menoleh, lalu tersenyum seadanya. Jari-jarinya masih terasa perih karena terkena beling saat membersihkan kekacauan yang disebabkan olehnya.

"Udah baikan kok kak, cuman masih perih. Eh, perihnya dikit aja kok kak. Ga banyak-banyak." Raut wajah Salsa lebih tenang saat Kinta mengatakan seperti itu.

Salsa masih panik. Baru kali ini dia melihat Kinta tidak fokus sampai seperti tadi. Apalagi dia memaksakan Kinta untuk membantunya saat cewek itu masih melamun. Alhasil, belum saja tangannya mengambil satu beling, sudah tertusuk ujung yang tajam. Dan tergores lumayan banyak. Kinta tidak menyadari tangannya yang terluka tetap mengumpulkan beling kedalam plastik. Jarinya semua terluka kecuali jari kelingking. Salsa menarik tangan Kinta, barulah dia merasakan perih dan menyadari bahwa jari-jarinya terluka. Salsa merasa bersalah.

"Beneran kan? Maaf ya Kin, sekali lagi," ucap Salsa sendu.

Kinta mengangguk dengan wajah yang ceria. Kemudian dia berdiri dan mengatakan untuk melanjutkan pekerjaannya. Salsa menolak dan menyuruh lebih baik Kinta pulang kerumah. Tetapi Kinta tetap teguh pendirian, dia bilang waktu itu berharga. Dia sudah membuat kesalahan dan harus membayarnya. Lagipula masih ada 1 jam lagi waktunya bekerja.

Walau sebenarnya hatinya menolak. Tapi, dia tidak mau egois. Masih untung pak manager mau menerima saran Salsa, jika tidak? Ini semua berarti untuk Kinta.

Dan juga.., Kinta merindukannya.

"Ayo."

Salsa dan Kinta jalan bersama keluar dari ruang istirahat. Setelah sampai di depan, mereka berpencar sambil membawa menu untuk pengunjung yang baru datang.

Kinta melihat ada beberapa anak seumurannya yang masih berdiri mencari tempat untuk duduk. Kaki Kinta berjalan mendekati mereka. Bertanya kepada mereka butuh berapa kursi. Lalu mencari tempat duduk untuk mereka.

Setelah duduk dengan nyaman, mereka pun mulai memesan kepada Kinta.

"Cek cek dicoba."

Kinta menoleh, ralat, semua orang menoleh ke sumber suara. Sepertinya musik band sebentar lagi akan segera dimulai.

"Baiklah, mungkin ga perlu perkenalan lagi. Karena gue tau kalian semua tau band kita, kan?"

Seketika semua orang langsung bersorak. Bahkan ada beberapa anak ABG yang berteriak histeris sambil menyebut nama Hamish.

Sangat mengesalkan buat Kinta.

Dirinya kembali fokus mencatat pesanan pelanggan dan langsung pergi ke dapur setelah selesai.

Tiba-tiba darahnya berdesir membuat tubuhnya panas. Tangannya mulai sibuk mengipas-ngipas. Reaksi aneh yang kembali ia rasakan setelah entah beberapa tahun yang lalu.

Mereka mulai beraksi. Diawali dengan suara pukulan drum dan disusul dengan suara gitar yang ada di belakang seseorang yg menjadi titik fokus Kinta saat ini.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang