dua

21 5 0
                                    

PURA PURA KU TAK MAU
NO!!
Cukup no!!

Jennie memasuki sebuah ruangan dengan cara sedikit tak sopan,
seluruh penjuru mata memandang nya takut bagaimana tidak?? Semua orang tahu bahwa jennie adalah kekasih yang memimpin perusahaan ini.

"sayaang!! "panggil willy lembut, jennie tersenyum kikuk. "apa yang kau lakukan disini jen? Jika kau butuh sesuatu bilang saja padaku,aku akan menjemputmu, kau tidak perlu repot repot datang kemari!! "ucap willy semakin melembut, tangannya membelai rambut jennie sayang, ia sangat menyayangi kekasih nya ini melebihi apapun namun tidak bagi jennie, ia juga bingung mengapa ia belum bisa membuka hatinya untuk willy, padahal ia tahu willy sangat menyayangi dirinya bahkan rela menunggu sampai dirinya membuka hatinya untuk willy.

"apa kau sudah makan sayang?? "tanya willy

Jennie semakin merasa bersalah, ia tak seharusnya mempermainkan willy seperti ini, ia belum bisa bahkan takkan bisa untuk mencintai willy, tapi bagaimana pun juga willy sangat baik padanya.

"will? Bisakah kita makan siang bersama?? "tanya jennie ragu

"tentu sayang, kita akan makan dimana? "tanya willy lagi.

Jennie tampak seolah berfikir, namun ini lah yang membuat willy semakin mencintai jennie karna kepolosannya, jennie begitu lugu dan polos tak lupa jennie mandiri itulah yang membuat ia semakin menginginkan jennie.

"bagaimana kita makan di warung bu mina di pinggir jalan dekat perempatan itu?? "usul jennie, willy mengangguk, senyuman nya tak pernah hilang, bahkan ia lupa bagaimana caranya tidak tersenyum dihadapan jennie.

Satu hal lagi, jennie sangat sederhana, ia memilih makan dipinggir jalan dari pada makan di resto mahal,jika ditanya mengapa? Maka jennie akan menjawabnya 'uang tidak baik di hambur hamburkan dengan makanan yang sangat mahal hanya untuk satu porsi, lebih uang nya di berikan kepada yang lebih membutuhkan' itulah alasan yang diberikan jennie, jennie juga sangat bersosial, ia tak malu untuk membantu orang yang membutuh pertolongan tak seperti orang pada umumnya.

Willy menggenggam tangan jennie erat sebelum membawanya keluar dari kantornya, kini mereka berada di dalam mobil bersiap untuk meluncur ketempat yang jennie maksud.

Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk mendatangi warung tersebut."apakah ini tempatnya sayang?? "tanya willy memastikan.

"iya ini tempatnya"ucap jennie lalu membuka pintu mobil, ia berjalan memasuki warung tersebut, setelah memarkirkan mobilnya dengan aman, willy menyusul jennie yang sudah duduk dilesehan. "sayang duduklah!! "pinta jennie, willy mengambil tempat disamping jennie.

Tak lama, pemilik warung mengantarkan pesanan mereka. Jennie langsung memulai makannya tanpa menunggu willy,sedangkan willy hanya tersenyum kecil melihat jennie yang sangat lahap memakan makanannya


"mengapa kau tidak makan?? Kau ingin aku menghabiskannya??ini sangat banyak willy aku takkan sanggup menghabiskan nya sendiri"keluh jennie,willy terkekeh entah mengapa jennie semakin imut dimatanya

"bagaimana aku bisa makan jennie??, kau begitu lahap memakannya..."willy berpura pura kesal membuat jennie menunduk, benar yang dikatakan willy,ia tak pernah bisa pelan jika makan, rasanya perutnya begitu lapar melihat makanan.

Willy terkekeh, namoak jennie mulai mengakui kesalahannya, ia harap jennie bisa lebih beretika dalam makan tidak seperti orang rakus begitu.

"maaf! "lirih jennie, ia sungguh menyesali perbuatan buruknya, ia tak memberikan willy makan terlebih dahulu malah ia yang duluan makan bahkan seperti orang kerakusan, ia berharap willy tak marah padanya.

"tidak papa, mengapa kau sedih begitu? Aku hanya bercanda jennie, aku suka dengan cara makanmu itu, apalagi jika kau makan yang lahap dan banyak, kau akan menjadi gendut,"goda willy, jennie kesal willy seolah mengejek nya atau apa? Dirinya gendut?? Tidak mungkin ia tak pernah gendut walau sebanyak apapun

"kau mengejek ku ya?? Awas saja kau!! "ancam jennie, lalu secara tiba tiba memukuli willy dengan tas selempang nya yang hanya berisikan ponsel dan beberapa uang miliknya.

Jennie terus memukuli willy sampai tak memperdulikan tatapan para pengunjung lainnya, willy meringis ia harus rela mendapat ini jika jennie kesal padanya, entahlah jika saja jennie istrinya maka ia harus rela mendapatkan pukulan ini setiap harinya.

Pukulan jennie berhenti karna ia sudah lelah, willy hanya meringis mendapati bagian tubuhnya yang terkena pukulan itu, namun ia sama sekali tak marah pada sebab ia sangat menyayangi jennie.

Nafas jennie tersenggal, keringat nya bercucur diwajah mulus itu, ia sudah sangat lelah.

"jennie!! "lirih willy pelan.

"iya"

"will you marry me?? "tanya willy mantap,jennie terdiam tatkala mendengar pernyataan tersebut, ia tak menyangka willy akan melamar nya secepat ini disisi lain ia bingung harus melakukan apa

"jennie, aku mencintaimu, aku ingin hidup bersamamu selamanya bersama anak anak kita nanti, kau tidak perlu takut, aku sudah mapan, kaya bahkan sangat menyayangi mu, apalagi yang kau butuhkan selain itu?? "tanya willy serius sambik memandang iris mata jennie yang terlihat menegang.

"willy, maafkan aku.. Aku tak bisa bersama mu, maafkan aku!! "perkataan jennie yang tenang dapat menghanyutkan jiwa willy,ia terkejut mendengar nya, bagaimana bisa jennie berkata seperti itu, padahal ia sangat yakin jennie akan menerima lamarannya tapi nyatanya tidak

"mengapa tidak jennie? Kau dan aku sudah berpacaran sejak 2 tahun yang lalu, lantas mengapa kau tak ingin menikah dengan ku jen?? Apa ada pria lain diantara kit?? " willy menahan emosi yang bergemuruh didadanya, ia sungguh sangat kecewa sekarang.

"karna aku belum bisa mencintai mu willy, kita sudah berpacaran selama 2 tahun tapi aku belum bisa membuka hatiku untuk mu, entah lah aku juga tidak tau mengapa tapi aku sudah berusaha membuka hati namun aku tak bisa willy"ucap jennie mulai tersulut emosi, willy tersentak melihat jennie yang menangis dihadapannya, ia sungguh tak bermaksud membuat jennie menangis.

"maafkan aku jennie!! Aku tidak bermaksud membuatmu menangis, sungguh!! "lirih willy sangat pelan bahkan hanya terdengar bisikan, tangisannya pecah begitu saja saat menyadari nasib nya yang gagal berjuang mendapatkan cinta jennie,namun ia mulai pasrah itu sudah menjadi keputusannya jennie ia harus menerimanya.

Willy bangkit dari duduknya, matanya menangkap wajah yang selalu bersamanya dihati dan pikiran, senyuman tipis terukir dibibirnya,jennie hanya melongo melihat itu,apakah willy sudah menerima keputusannya??

"jennie!! Aku harap kau bisa dapatkan yang lebih baik dari ku"pesan willy lalu pergi meinggalkan jennie yang masih terpatung di tempat nya, satu persatu air matanya mulau meluncur bebas.

Entah mengapa ia merasa sedih saat willy mengatakannya, ia ingin selalu bersama willy selamanya sebab willy adalah orang yang paling mengerti dirinya, namun ia juga tak boleh egois,willy harus mendapat kebahagiaannya sendiri.

Jangan lupa vote and comment

Thx

14 januari 2019

solo[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang