Lagi lagi perihal rindu. Kini aku terbiasa denganmu, dengan segala hal yang mampu menyakitiku kapan saja.
Siapapun tidak menyukai rasa perih. Entah mengapa dan dengan tujuan apa terciptanya rasa semenyakitkan itu.
Kau pikir dengan kekuatan apa sehingga aku masih saja menggenggam rindu?
Ketahuilah, aku hanya terbiasa.
Menggenggam kaca hingga terluka.Aku tidak menyalahkanmu. Kamu tak mengetahui seberapa besar rinduku bukan? Ah, tidak. Kamu bahkan tidak mengetahui bahwa aku sedang menggenggamnya dengan erat.
Manusia mana yang dengan bodohnya melukai diri sendiri?
AKU. Dengan segala hal yang kupercaya mampu menguatkanku dikala tenggelam dalam rindu yang tidak berkesudahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
شِعرObat rindu hanya bertemu. Namun ketika pertemuan tak kunjung dituliskan dalam takdir?