Januari,
aku kembali menatap langit.
Langitku yang menawarkan banyak sekali warna.
Aku bahkan diperkenankan untuk merasakan seluruh warna yang ada.
Namun dengan konsekuensi, tentu saja.Ia menyaratkan rindu yang berkepanjangan jika aku memilihnya.
Ah, rindu lagi. Perihal ini terkadang aku menyerah.
Rindu itu berbalut hiasan, berisi pisau yang benar benar tajam jika kau tau.
Dan sayangnya, aku kali ini lebih berani menerima tantangan yang berwarna itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
PuisiObat rindu hanya bertemu. Namun ketika pertemuan tak kunjung dituliskan dalam takdir?