[1] The Beginning of My Story

30 3 0
                                    

Musim semi delapan tahun lalu

Kang Minah berjalan sendirian menuju sekolahnya. Sahabatnya Solbin sedang sakit dan Miyeon berbeda arah. Sebentar lagi ia akan menjadi siswa kelas tiga dan kehidupan sekolahnya begitu-begitu saja. Hanya ada celotehan Solbin atau tawa kecil dari Miyeon yang sibuk belajar. Sebenarnya ada satu orang lagi. Lelaki yang selalu bersikap manis padanya.

"Ouughh! Kehidupanku memang menyedihkan." Ujar Minah.

Minah terus melanjutkan jalannya. Kakinya sesekali bermain dengan kerikil kecil jalanan. Dipikirkan berapa kalipun kehidupannya begitu-begitu saja. Maksudnya yang berubah hanya teman-teman 'kayanya' dan ia tetap begini saja. Miyeon anak seorang CEO mobil dan Solbin anak investor terkenal Korea. Bagaimana mungkin ia terjebak persahabatan dengan orang-orang kaya itu.

"Menyebalkan!" Minah menendang kerikil kecil di jalan.

"Auu." Pekik seseorang.

Minah menoleh lalu menutup mulutnya. Ia berjalan menuju orang itu dan tersenyum kaku.

"Mianhae." Ujar Minah.

Orang itu tersenyum lalu mengacak rambut Minah sambil berkata, "Kang Minah sudah berapa kali aku katakan untuk tidak menendang sembarangan. Coba kalau orang lain yang kena?"

"Arraseo arraseo Jaehyun-ah. Kamukan tahu kebiasaanku kalau berjalan sendirian."

"Iya kebiasaan mengeluh sambil menendang kerikil. Solbin mana?" Jaehyun menoleh ke samping dan belakang Minah.

"Sakit." Minah cemberut.

"Ya sudah ayo bareng." Jaehyun menarik tangan Minah.

Deg! Jantungnya terpacu. Tangan Minah yang lain memegang dadanya. Merasakan debaran yang akhir-akhir ini semakin menggila setiap berada di dekat Jaehyun. Ada apa ini? Minah pun tak mengerti.

"Aiih memangnya aku anak keci ditarik-tarik." Minah menarik tangannya dan berjalan mendahului Jaehyun. Alasan agar menutupi kegugupannya.

Jaehyun tersenyum, "arra."

Minah tak mengerti mengapa perjalanan terasa begitu cepat saat bersama Jaehyun. Rasanya kurang panjang, padahal selama ini ia selalu mengeluh perjalanan ke sekolahnya selalu panjang pada Solbin. Benar ia hampir saja melupakan Solbin yang sakit. Ia yakin Solbin bukan sakit, ia hanya menghindari Miyeon. Sungguh kehidupan sahabatnya itu begitu rumit. Bagaimana mungkin bisa terlibat dalam hubungan rumit begitu.

"Kang Minah." Jaehyun menjentikkan jarinya.

"Eh apaan sih?"

"Ya sampai kapan mau melamun di depan gerbang? Masuk buruan. Keburu bel nanti." Kata Jaehyun.

"Iya iya." Minah melangkahkan kakinya lagi.

Minah segera masuk ke dalam kelasnya. Miyeon sudah duduk sambil membaca buku pelajarannya. Minah memilih duduk di sebelah Miyeon. Wanita itu sedikit tersentak. Kaget karena Minah duduk.

"Cho Miyeon." Kata Minah.

"Ne?"

Minah menghembuskan napas, "aku rindu padamu dan Solbin."

"N-ne?"

"Sampai kapan mau perang dingin dengan Solbin?"

"Ma-maksudmu apa?"

"Menurutmu aku tak tahu masalah kalian? Oh dear kenapa persahabatan kita hancur hanya karena orang itu?" Sedih Minah.

"Aku sedang tak ingin membicarakannya Min. Maaf." Miyeon memilih pindah dari tempat duduk itu.

Meet Me in Spring : Letters to Remember #SEASONSERIES | ✔️Where stories live. Discover now