[11] First About Everthing

14 2 0
                                    

Beberapa saat setelah ciuman itu suasana canggung di dalam mobil tak dapat terbantahkan. Minah selama perjalanan menuju rumah Solbin lebih banyak diam. Eunwoo juga. Sesekali ia melihat Minah dan akhirnya pipinya malah memerah karena malu dengan apa yang ia lakukan tadi kepada Minah.

Minah hendak membuka pintu mobilnya terhenti dengan suara Eunwoo, "jadi... eum... apakah kita sudah resmi?" Tanya Eunwoo.

Minah menoleh, "n-ne? Ma-maksudmu?"

"Apakah sekarang kita sudah resmi jadian?" Tanya Eunwoo.

Minah menunduk malu dan mengangguk. Eunwoo tersenyum senang. Minah membuka pintu mobil.

"Aku masuk ya. Kamu hati-hati di jalan." Katanya.

"Selamat malam Minah." Kata Eunwoo.

"Selamat malam."

Setelah mobil Eunwoo menjauh dari rumah itu Minah segera masuk ke kamar dan menghempaskan tubuhnya. Ia tersenyum senang dengan semburat merah di pipinya. Wajahnya semakin merah saat memikirkan ciumannya dan Eunwoo tadi. Eunwoo juga terlihat sangat senang di dalam mobil. Ia tak menyangka akan mendapatkan Minah. Ia pikir ia hanya akan menjadi temannya.

Minah segera tersadar, "apa tak apa aku bahagia sedang Miyeon dan Solbin sedang bersedih?" Ada sedikit rasa bersalah.

"Ahhh... Solbin pasti akan turut bahagia. Mereka pasti akan memakluminya. Aku juga perlu bahagia bukan?" Minah meyakinkan dirinya sendiri.

Minah memilih menutup matanya dan tidur. Ia akan memikirkannya lagi besok. Memikirkan cara menyampaikan bahwa ia dan Eunwoo sekarang sudah resmi. Lagipula besok ia akan berkencan dengan Eunwoo. Untuk pertama kalinya.

...

Minah terliat sibuk memilih baju-baju yang ada di lemari pakaiannya. Baju-baju itu terlihat berhamburan di lantai dan kasur. Ia merasa belum cukup pakaian itu. Minah mengacak rambutnya karena tak tahu harus memakai pakaian yang mana. Minah sedikit terkejut ketika pintu kamarnya dibuka pelan. Ada Solbin yang menatapnya tak percaya.

"Min, apa yang terjadi sampai kamarmu seperti kapal pecah?" Syok Solbin.

"Ah itu... anu..." Minah bingung harus menjawab apa.

"Itu anu apa Min? Yang jelas dong bicaranya." Kata Solbin.

"Aku... mau jalan dengan Eunwoo." Solbin terlihat bingung, namun akhirnya tersenyum juga.

"Kencan maksudnya?" Tanya Solbin.

"En-enggak kok. Jalan biasa." Elak Minah.

"Udahlah bilang aja kencan. Kalian pacaran kan? Kencan pertama ya? Ngaku deh. Jahat bener gak bilang-bilang." Selidik Solbin.

Minah menggaruk kepalanya yang tak gatal, "maaf ya Bin aku gak bilang. Aku rasa bukan waktu yang tepat untuk mengatakannya. Apalagi kamu sedang sedih." Jawab Minah.

Solbin tersenyum, "santai aja kali Min. Aku malah senang kalau kamu bahagia. You don't have to worry 'bout me."

"Makasih ya Bin." Minah hendak memeluk Solbin namun dihalau Solbin.

"Eiit gak perlu peluk-peluk. Sana cepet cari baju yang bagus buat kencan sama Eunwoo." Solbin menutup kamar Minah.

"Makasih ya Bin." Kata Minah kecil.

Minah kembali mencari baju yang akan ia kenakan. Akhirnya ia hanya mengenakan sweater dan rok panjang. Pakaian simpel yang cocok untuk musim semi. Minah turun ke bawah. Ia dapat melihat Eunwoo sedang menunggu sambil berbincang dengan Solbin.

"Kami pergi dulu ya." Ucap Eunwoo.

"Silahkan nikmati kencan kalian." Kata Solbin.

Eunwoo menghentikan mobilnya. Minah melihat Eunwoo dengan tatapan bingung. Eunwoo membawanya melihat bunga sakura yang mulai mekar. Bunga sakura ini mengingatkannya pada sosok Jaehyun.

Meet Me in Spring : Letters to Remember #SEASONSERIES | ✔️Where stories live. Discover now