Penasaran

48 3 4
                                    

Jangan menceritakan tentangmu kepada temanmu, karena temanmu memiliki teman.

-Ainuha Suraya Marisela-

***

Arsal sedang duduk di atas sofa hitam sambil menghisap rokok. Sekarang dia dan sahabatnya sedang berada di rumah Arjun.

Memang rumah sahabatnya itu selalu sepi. Orang tua Arjun selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Ayahnya adalah seorang kepala intelejen di bidang pertahanan yang mengharuskan beliau meninggalkan keluarganya di rumah. Ibunya Arjun adalah seorang dokter bedah di rumah sakit.

Arjun sendiri adalah anak tunggal dari keluarga Favian. Oleh sebab itu, dia menjadikan rumahnya tempat berkumpul.

Pikiran Arsal melayang pada kejadian beberapa jam yang lalu. Seseorang yang telah membuatnya penasaran. Siapa yang berani masuk dalam area tawuran?

Arsal kembali memikirkan siapa sebenernya perempuan itu. Bahkan teman-temannya yang sedang asik bercanda pun tak ia hiraukan.

"Ja, woy Naja!" Zhafir menyenggol tangan sebelah kiri Naja.

Naja yang sedang asik dengan ponselnya merasa terganggu. "Apaan sih lo?! Ganggu aja".

Zhafir menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "gue lupa sesuatu nih".

"Lupa apa?" Dhefin yang sedang bermain gitar merasa penasaran.

"Bahasa inggrisnya pintu apa?" Zhafir bertanya dengan tampang polosnya.

"Gusti Nu Agung! Ari maneh sekolah selama ini ngapain aja?" Danny yang sedang bermain lego menggelengkan kepalanya. Sahabatnya yang satu itu memang bodoh dan idiot.

"Makanya kalo di kelas jangan mojok di belakang sambil liatin hape pake headset", Naja menaruh ponselnya. "Tobat woy, tobat! Jangan maen desah sendirian, dosanya gede".

"Mending desah sendirian daripada kaya lo desah berduaan". Raphael yang sedang membaca buku menimpali ucapan Naja membuat semuanya tertawa.

"Anjing lo! Mana mungkin gue maen cocol sembarangan. Gini-gini juga gue masih perjaka antik"

Dhefin memegang perutnya yang sakit karena tertawa, "emangnya lo belum pernah cocol doi lo?".

"Mana mungkin. Gue juga punya adik cewek, nyokap gue juga cewek. Gue gak mau kalo gue ngerusak anak orang, nantinya bisa bikin keluarga gue rusak. Karma is real, Man!"

"Bahasa lo udah kaya pak haji yang lagi nahan boker aja. Hapus dulu tuh video bokep di hape lo! Baru bisa bilang kaya gitu", Danny mengomentari perkataan Naja yang menurutnya tak sesuai dengan realita.

"Daritadi gue gak liat Arjun. Kemana tuh tuyul?" Zhafir bertanya membuat yang lainnya mengedikkan bahu tanda mereka juga tidak ada yang tau.

"Iya nih, yang punya rumah lagi maen cocol dimana?" Naja bangkit dari tempatnya mendekati Danny.

"Tadi pertanyaan lo apa, Fir?" Dhefin penasaran dengan pertanyaan dari Zhafir.

"Bahasa inggrisnya pintu ap . . ."

"DOOR!"


"ANJING! SETAN BUAH NANGKA!" Zhafir terkejut karena tiba-tiba seseorang mengagetkannya dan menepuk pundaknya.

MARISELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang