Sebelomnya, siapa tau gw terlupa, gw sebagai author memohon maaf lahir batin ke kalian semua, yak! Maaf kalo gw kelamaan apdet nungguin vote, ato ada anuh yg kalian gak suka.
Trololol~ jgn lupa 200 vote, yak!
===============
"HAH?!" Andrea refleks berdiri. Semua memandanginya, heran. Wanita itu pun tersenyum canggung.
"Andrea, ada apa?" tanya Direktur Pemasaran.
Cambion itu melirik ke Vampir yang juga sedang menatapnya. "A-anu, Sir, cuma... cuma kaget karena mereka tinggi-tinggi, hehe..." Hanya itu yang bisa ia sampaikan sebagai jawaban. Tak mungkin Andrea bilang bahwa salah satu bule dari Canada itu adalah Vampir. Siapa yang akan percaya? Ia pun kembali duduk dengan sikap canggung. 'Anjreett! Ngapain tuh Vampir ke sini?!'
Beberapa orang terkekeh geli. Dianggapnya Andrea baru kali ini bertemu bule tinggi besar.
"Mereka ini," Direktur Utama berucap dalam awal rapat. "akan bekerja di sini bersama kita, karena Jepang dianggap memiliki prospek yang bagus dalam dunia properti."
Semua manggut-manggut setuju. Hanya Andrea yang terus menunduk, sibuk dengan pikirannya. Sedangkan Tuan Vampir terus memandang dia dengan tatapan tajam.
'Apa tuh Vampir kancut bakalan bikin huru-hara di sini kayak temen brengsek dia? Njriitt! Gawat lah kalo seisi gedung ini dia bantai! Gue bisa kehilangan kerjaan! Anak gue makan apa ntar?!' Batin Andrea malah sibuk sendiri, tak menyadari namanya dipanggil beberapa kali.
"Miss Andrea. Miss Andrea?"
Ia terkaget, dan meloncat bangkit dari duduknya. "Ya, Pak Direktur Utama?"
"Ehem! Apakah kau sudah siap presentasi? Kalau pikiranmu tidak di sini, kau boleh tinggalkan ruangan ini." Gawat, Direktur sepertinya kesal karena Andrea melamun.
Buru-buru Andrea berikan senyum mautnya pada Direktur Utama yang duduk di ujung depan. "Saya siap presentasi, Pak. Maaf kalau baru saja saya melamun."
Direktur Utama tersihir dan mengangguk maklum. "Silahkan."
Andrea maju ke podium dan dengan cekatan serta taktis mempresentasikan ide divisinya. Selesai presentasi, ia turun dari podium dengan gaya penuh percaya diri. Semua Direksi mengangguk-angguk. 'Semoga aja mereka demen presentasi gue,' batinnya.
Ternyata memang disetujui dan Direktur Utama mengumumkan bahwa akan ada penambahan posisi.
"Tuan Davis akan masuk ke Departemen Keuangan. Tuan Hank akan masuk ke Departemen Operasional. Nona Logan akan ke Departemen Pengembangan. Dan Tuan Giorge akan ke Departemen Pemasaran. Mereka semua akan jadi Manajer Senior."
Pengumuman dari Direktur Utama bagai gelegar petir di kuping Andrea. 'Watde—' batin Andrea. 'Vampir kampret itu bakalan jadi atasan gue?!'
Langkah Andrea terasa lunglai keluar dari ruang rapat untuk kembali ke lantai 37.
"Miss Andrea," panggil Direktur Marketing. Andrea menoleh, urung masuk lift. "Mulai sekarang, kau melapor ke Tuan Giorge terlebih dahulu sebelum ke aku. Bekerja-samalah dengan Beliau karena kau andalan Departemen kita."
Andrea melongo. Itu artinya dia akan sering bertemu Tuan Vampir. Tapi ia lekas tersenyum diplomatis. 'Kalo gue andalan Departemen elu, napa gue kagak lu angkat jadi Manajer, peak!' batinnya.
Giorge tiba-tiba tertawa singkat. Andrea kaget. 'Kok dia ketawa? Apa kampret tu bisa tau pikiran gue?' Ia mendelik ke Giorge. Sedangkan Tuan Vampir pura-pura menatap inosen ke Andrea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Fruit - Book 2
Fantasy"Kau tau Cambion? Yeah, itulah rasku. Unik namun menjengkelkan memiliki darah jenis tersebut. Dan aku sedang menanti suamiku, seorang Nephylim. Tentu kau tau itu jenis apa, bukan? Kami berdua bersatu dengan cara tak lazim. Saling benci, saling ingin...