Fruit 7 - Nu Life (again)

2.7K 240 32
                                    

Nu laip! Skrg Andrea cs kudu mup on en jalanin nu laip.

Btw, udh pada beli baju baru? Pasti dah pd dpt THR yes? 😁

Siap baca? Jgn lupa 200 vote yak!

=============

Andrea menunggu di teras depan, sekuat tenaga menahan rasa mual karena bau daging busuk gosong dari mayat para Vampir yang memenuhi ruang tengah, depan hingga halaman.

Dia sudah menyingkirkan mayat-mayat tadi setengahnya, dan ini sedang kelelahan. Sambil menunggu kedatangan Kenzo dan Djanh. Bertanya-tanya kenapa lama sekali.

Apakah ada insiden tak terduga? Tidak! Andrea tak mau memikirkan hal buruk. Itu sama saja seperti sugesti. Tidak boleh! Ia harus memenuhi otaknya dengan prasangka baik saja.

"Kenzo pulang dengan Djanh dan membawa bayinya. Kenzo pulang bareng Djanh bawa bayinya. Kenzo pulang bar—" Ia tak sempat selesaikan kalimatnya karena sudah melihat serombongan orang berjalan cepat menuju ke rumahnya.

"Kenzo? Eh, Zardakh? Mo nga—eh, itu mereka siapa aja?" Andrea hanya mengenali Kenzo, Djanh, Myren, dan Zardakh saja.

Ia berlari menyongsong Kenzo. Lalu memeluk kakak tirinya, Myren.

"Kau tidak terluka?" tanya Myren sambil usap-usap kepala Andrea. Sang adik menggeleng.

"Mereka siapa aja?" Andrea menanya ke kakaknya.

"Itu ayahnya Pangeran Djanh dan Panglimanya. Dan yang pakai jubah lebar itu... Tetua Vampir." jawab Myren.

Andrea seketika lepaskan pelukannya. "Tetua Vampir?" Matanya seketika berkobar marah. "Anak buah kalian beneran bajingan! Membantai seluruh penduduk sini! Bahkan dia membawa kabur bayi sahabatku yang baru lahir!"

Myren memegangi Andrea. "Mereka sudah tau. Mereka ke sini hanya ingin melihat buktinya."

Dada Andrea naik turun. Dikiranya dia membual, apa?! "Silahkan liat sendiri pake mata kalian yang super awas itu, ciumi sekalian bau-bau busuk mayat yang kepanggang noh!" Ia menuding ke lautan mayat.

"Kami bisa melihatnya, Nona."

"Nyonya!" tegas Andrea. "Aku sudah menikah!"

"Oh, maaf. Nyonya."

Andrea mendengus, lalu menoleh ke Kenzo. "Zo, mana bayi kalian?"

Kenzo palingkan pandangan. Andrea curiga. Ia terus ikuti pandangan pengawalnya yang seakan menghindari tatapannya.

"Zo, mana? Shelly udah ribut nanya dari tadi." Andrea tatap Kenzo penuh pandangan menyelidik. "Jangan bilang..."

"Hamba temui dulu istri Hamba, Tuan Puteri." Kenzo pun berlalu ke kamar Shelly. Tak lama, terdengar raung pilu Shelly dari dalam. Pasti Kenzo sudah menyampaikan kabar duka mengenai anak mereka.

Menit berikutnya, Revka keluar, ikut bergabung dengan suaminya sesudah memberi salam pada ayah mertuanya.

"Baiklah. Ini kita anggap semua impas dan tak terjadi apa-apa, King Zardakh dan King Huvro." Tetua yang mirip dengan Greory berbicara pada ayah Andrea dan juga ayah Djanh.

"Tentu saja. Kuharap ras kalian tidak secuilpun mengganggu anakku dan teman-temannya. Kau tak ingin perjanjian itu rusak, bukan?" King Zardakh berujar tegas ke Tetua tadi.

"Tentu saya tak inginkan itu rusak, King."

"Dan juga jangan ganggu anak serta menantu dan cucu-cucuku setelah ini." King Huvro ikut bicara. Nadanya begitu berwibawa. Tetua Vampir mengangguk segan pada kedua Raja Iblis Incubus.

Devil's Fruit - Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang