Fruit 9 - Masih Teringat

2.5K 236 29
                                    

Daaan! Lu bakalan ada rival, Daannn!

200 vote kayak biasa, yak! ;'))

================

"Mesum!" Andrea segera turun dari mobil begitu saja meninggalkan Giorge, Untunglah mobil sudah berhenti di parkiran.

Giorge senyum senang. Ia lekas menyusul Andrea setelah kunci mobil. "Kupikir kau tak mau makan siang denganku." Ia menjejeri Andrea.

Andrea menoleh sengit. "Emang kagak!"

"Tapi kau begitu semangat keluar dari mobil."

Andrea berhenti melangkah, lalu balik badan siap tinggalkan tempat tersebut.

Tepp!

Giorge sudah menangkap pinggangnya dan himpitkan tubuh keduanya. "Jangan pergi," ucapnya setengah berbisik. "Temani aku, please." Ia memakai nada serius. Matanya lekat pandangi si Cambion.

Andrea diam membalas tatapan Tuan Vampir. Pandangan mereka bertemu. Baru kali ini Andrea tau warna mata pria yang sedang menggamit pinggangnya. Amethys gelap. Warna iris itu keunguan indah. Namun dia lekas gelengkan kepala. "Gak mau."

"Kumohon..." Giorge terheran juga karena ternyata hipnotisnya tidak mempan pada Andrea. Sejenak tadi dia mengira Andrea mampu dia pengaruhi, namun ternyata tidak. Andrea hanya terkagum pada warna iris mata Giorge saja.

"Iya, iya, pret! Gue temeni, tapi lu kagak boleh mesum sedikitpun! Ngerti?!" Andrea ketuskan wajah dan suara.

"Deal!" Giorge senyum senang Andrea menyetujuinya.

Cambion itu pun jauhkan tubuh Giorge darinya. "Gak boleh pegang-pegang!"

"Oke, baiklah." Giorge angkat dua tangan seraya tetap senyum.

Mereka makan di restoran steak.

Andrea tatap Giorge yang memesan steak rare. "Dih, jijikin banget pesen yang masih mentah gitu. Ia bergidik menatap daging yang disantap Giorge masih berwarna merah segar di bagian dalamnya, dan bahkan masih ada sedikit darah.

"It's so juicy. Ini kesukaanku. Lumayan untuk menekan nafsu alamiahku. Apalagi jika makan dengan wanita yang menarik sepertimu."

Andrea justru teringat akan tragedi di Cordova. Ingat bagaimana hewan itu terburai organ dalamnya, serta dagingnya tercabik-cabik tak beraturan. "Huekk!" Ia mendadak ingin muntah.

Giorge segera hentikan makannya. "Andrea, kau baik-baik saja?"

Wanita itu menutupi mulutnya menggunakan satu tangan, kibas-kibas jari enggan menoleh ke Giorge. "Tentu aja kagak, begok! Huekk! Gue bisa muntah beneran ini!"

Giorge segera membaca pikiran Andrea. Ia pun lekas memanggil pelayan untuk membawa pergi steak-nya meski belum habis.

"Maaf, Andrea. Maafkan aku. Aku tidak tau kalau kau masih—"

"Diem." Andrea angkat telapak tangan ke depan dengan maksud agar Giorge tidak melanjutkan ucapannya. Ia mendadak merasakan matanya memanas. "Gue udah ga selera lagi." Ia bangkit dari kursinya dan meninggalkan Giorge yang sibuk memanggil pelayan untuk membayar semua makanan yang belum selesai mereka santap.

"Andrea, tunggu." Giorge mengejar wanita Cambion yang sudah nyaris mencapai parkiran.

Tepp!

Tangan Giorge meraih pergelangan tangan Andrea, namun Nyonya Cambion menepis keras.

"Gue udah bilang jangan sentuh gue!"

"Iya, iya, maaf, aku lupa. Andrea, jangan marah. Kumohon."

Devil's Fruit - Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang