Chapter 1: I'm Harry

63 2 0
                                    

JIKA aku punya waktu luang, aku akan menggunakannya untuk merenung, berpikir, atau mungkin makan burger di restoran cepat saji di mall. Tetapi, aku lebih sering menggunakan waktuku untuk merenung. Meskipun, akhir-akhir ini, aku tidak punya banyak waktu luang. Huhh, sibuk sekali.

Pagi ini, aku tak menduga akan turun hujan yang sangat deras.

Bagaimana aku bisa pergi ke sekolah jika hujan deras seperti ini?

Meskipun berada di dalam rumah, menunggu hujan reda di ruang tamu, suhunya tetap saja dingin. Sambil menunggu hujan yang dingin ini, mungkin aku merenung saja.

Tiba-tiba,

* Bip --- Bip
* Bip --- Bip
(Teleponku)

"Halo?"

"Harry, kamu dimana?"

"Oh, Chester. Di rumah. Kamu tidak pergi ke sekolah? Memang rumahmu tidak basah karena hujan?"

"Idiot (-_-). Kita bertetangga, Harr."

"Hahaha ... ya aku tahu. Kenapa kamu tidak datang ke sini? Pakai telfon segala lagi."

"Hujannya terlalu deras! Dan kupikir kamu sudah pergi ke sekolah. Itu sebabnya aku ingin tahu. Hmm...kita terjebak dalam hujan."

"Ya, dan jaketku robek."

"Banyak petir di luar sana. Dan .... Ya ampun ... pelajaran pertama, Pak Don. Dan kamu tahu kan kalau kita terlambat sedikit ke kelas, sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi."

"Tenang, kawan. Tentunya dia akan mengerti...kurasa. Dan aku benar-benar yakin beberapa siswa lain juga terjebak dalam hujan. Hmm... Aku tutup teleponnya dulu ya, ok. Tunggu saja."

"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa."

Dia tetanggaku sekaligus sahabatku, Chester. Terima kasih Tuhan, Tuhan masih menyayangi diriku. Karena ketika aku masih di sekolah dasar, aku benar-benar pendiam dan tidak punya teman. Ya, sedikit anti-sosial. Kemudian, kami bertemu. Dia benar-benar terbuka dan banyak bicara kepadaku. Entahlah, kenapa dia mau berteman denganku waktu itu. Apa mungkin, aku terlalu tampan baginya (^_^) atau dia yang merasa kasihan melihatku menyendiri terus (-_-). Intinya, kami tetap berteman hingga sekarang.

Sebenarnya, hari ini aku tidak mau sekolah. Terkadang, kalau sudah SMA agak sedikit menyebalkan. Bayangkan saja, hari ini, Matematika 3 jam, Fisika 2 jam, Sejarah 2 jam, astaga. Belum lagi kadang-kadang aku bertemu dengan beberapa siswa yang suka menggodaku atau menjengkelkan, dan lagi, aku tidak tahu mengapa ada begitu banyak guru 'killer' di sekolahku. Ya ampun...tempat apa ini (-_-)...

Tetapi, aku juga sudah terbiasa. Jadi, bukan masalah besar.

Sambil menunggu hujan reda, aku duduk di sofa sambil melihat foto di atas meja. Aku mengambilnya dan itu membuatku teringat dengan masa lalu. Foto diriku dengan orang tuaku. Kalau saja mereka masih di sini, aku mungkin tidak akan kesepian di rumah ini. Hidup sendiri di sini. Untungnya, pamanku, Joseph, selalu datang ke rumah seminggu sekali. Ya.... terkadang seminggu tidak datang sama sekali. Tentu saja karena bisnisnya semakin berkembang dan wow...luar biasa, lebih sibuk dibandingkan dengan kesibukan seorang anak SMA. Mungkin besok dia akan datang.

Ya, inilah aku, Harry. Selamat datang di dunia sunyiku ini.

*****

Not Long with Kitto [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang