Chapter 4: Kitto the Dog + NOTE

21 2 0
                                    

"KITTO??" paman kebingungan.

"Hmm, iya." aku rasa nama bukanlah hal yang sulit untuk dipikirkan.

"Kenapa namanya seperti itu? Tidak mau yang lebih keren. Justin mungkin atau Jake? Nama-nama orang terkenal mungkin supaya lebih keren."

"Paman, ini anjing paman. Masa iya nama-nama orang terkenal dipakai untuk nama anjing ini? Kalau mereka tahu terus tersinggung, paman yang aku tuduh terlebih dahulu." aku menjawab dengan nada sedikit emosi.

Sepertinya aku salah bicara.

Agak lucu ya, kami berdebat hanya karena masalah nama untuk anjing ini (-_-).

"Hmmm ya sudahlah. Terserah kamu. Kita kan tidak berniat menjelekkan orang. Kan hanya nama kok. Kamu ini emosian ya." paman akhirnya menyerah juga.

"Hehe, maaf. Jadi....Kitto aja ya namanya. Aku bebas menentukan kan?"

"Tentu. Bebas. Tapi, kenapa kamu pilih nama itu?"

Aku sendiri juga tidak tahu. Kalian pasti mengertilah, jika ada yang terlintas di pikiran kalian, apa salahnya untuk dikemukakan.

Kemudian, aku cepat-cepat ganti topik pembicaraan. Sebelum kita membahas nama anjing ini lagi, ehh...maksudku Kitto.

Beberapa menit kemudian, paman berkata,

"Baiklah, paman pamit dulu ya. Ingat Harry. Si Kitto makan daging. Jangan beri dia makan sayur ya."

"Aku rasa aku tidak sebodoh itu, paman (~_~)." paman memang suka bercanda ya.

Terkadang, candaannya suka tidak nyambung. Kalian tahu lah rasanya bagaimana, ketika orang mengajak kita bercanda dan itu tidak lucu. Dia tertawa dan kita berusaha setengah mati untuk tertawa. Hmm, yang penting mereka senang kalau kita tertawa. Aku tidak tahu bagaimana dengan kalian, pendapat orang kan beda-beda.

"Hehehe, ok deh Harry. Paman pergi dulu ya. Oh iya, ini untukmu." kata paman sambil memberikanku sebuah amplop yang sepertinya berisi kertas-kertas berharga.

"Ta-tapi, paman, aku rasa tidak perlu seperti ini. Lagipula aku sudah bisa mencari pekerjaan sendiri. Saat ini juga aku sudah jadi karyawan di toko roti dan kue dekat rumah ini." aku menjawab dengan rasa yakin.

"Eh? Ini bukan buatmu. Ini untuk Kitto. Untuk beli daging."

"............." suasana jadi hening (-_-).

"Hahahaha....bercanda kok. Sudahlah tidak apa. Ambil saja. Paman hanya khawatir paman tidak bisa merawat kamu dengan baik. Juga...yaaa, paling tidak cukup untuk beli makanan buat Kitto. Kan lumayan. Kamu memang sudah dewasa, Harry. Terus berusaha dalam segala hal. Jangan merasa tertekan dengan segalanya, ok. Baiklah, paman pergi dulu. Sampai jumpa, Har."

"Terima kasih banyak ya, paman. Sampai jumpa." aku pun tetap menerima amplop itu.

Paman menutup pintu.

Soal jangan merasa tertekan, sebenarnya, siapa sih yang tidak merasa tertekan atau depresi dengan suatu masalah yang datang ke dalam kehidupannya. Semua pasti pernah merasakannya.

Begitu juga denganku. Sebenarnya, awalnya aku sempat sulit untuk menerima segalanya.

Jujur waktu aku pindah lagi ke rumah ini sendirian dan tidak tinggal bersama paman dan bibi, beberapa hari setelah itu, aku sempat kekurangan uang untuk makan dan biaya lainnya. Aku selalu mengatakan kepada paman kalau biayanya cukup. Untuk menghindari masalah. Tetapi, ternyata tidak. Sikapku yang takut membebani hidup orang lain justru membebani diriku sendiri.

Aku sempat meminta makanan dengan tetangga dekat rumah. Saat itulah aku sadar kalau Chester masih tetanggaku.

Aku merasa beruntung Chester mau membantuku. Dia tidak berani membahas soal kedua orang tuaku. Mungkin takut aku akan mulai tertekan lagi. Sampai akhirnya, aku menemukan pekerjaan kecil-kecilan dan akhirnya menjadi karyawan di toko kue itu. Jangan sampai aku membebani paman, kemudian membebani Chester juga. Ah, aku memang begitu orangnya. Takut membebani.

Bahkan, Chester sendiri sempat emosi dengan sikapku ini.

"Kenapa sih kamu tidak mengatakan yang sebenarnya? Kan ujung-ujungnya kamu sendiri yang akan menjadi sulit. Juga, kalau kamu baik kepada orang lain, belum tentu orang itu baik kepadamu."

Aku pun balik bertanya,

"Kalau kamu sendiri, bagaimana? Apa kau akan baik kepadaku kalau aku baik kepadamu?"

"Ya ampun, Harry. Kita ini kan sahabat dari kecil. Masa kamu berpikir seperti itu." jawab Chester.

"Maaf. Hanya bertanya. Aku hanya menginginkan ketenangan. Makanya aku tidak mengatakan yang sebenarnya kepada paman ataupun saudara kerabat ku yang lain." aku pun menjelaskan.

"Ya Tuhan........memang sulit kalau bicara sama orang yang terlalu baik."

"Tidak juga. Aku masih banyak salah kok. Hehehe... Kan aku masih manusia"

Kami pun tertawa kecil.

Aku merasa kalau aku harus berusaha. Tidak ada gunanya hanya diam saja.

Aku belum memberitahu paman soal cerita yang aku alami saat itu. Aku rasa tidak ada gunanya juga aku mengatakan ini pada paman. Aku hanya akan membuat paman menjadi tambah depresi.

Ah, sudah cukup ceritanya. Aku tidak mau mengenang itu kembali.

Tiba-tiba, Kitto menggonggong.

"Guk!!"

Kitto masih terus menatapku.

"Hmmm, ok. Mulai sekarang....namamu Kitto." aku berkata pada anjing itu dengan hati-hati.

Anjing itu hanya diam.

Hah! Sudahlah. Untuk apa aku berbicara pada hewan. Mereka tidak akan mengerti apa yang aku bicarakan.

Saat aku ingin masuk ke kamar untuk tidur lagi, Kitto menggonggong lagi. Kemudian, saat aku diam sejenak, dia langsung lari dan masuk ke kamarku.

"Kitto mulai sekarang kau adalah anjingku. Jadilah anjing yang nurut. Jangan suka buat masalah, ok."

Lagi-lagi aku berbicara pada hewan (-_-).

Lalu, tanpa diduga, Kitto melompat ke tempat tidurku dan mengacak-acak selimutku.

"Kitto!! Jangan! Turun dari situ!!"

Dasar anjing....butuh waktu untuk mendidiknya.

Hmm, tapi wajahnya imut juga ya dengan selimut menutupi tubuhnya. Saat aku ingin menyentuh pipinya, ternyata dia tidak mengigit. Kitto ternyata menyukainya.

*****

Hello, it's me Ryan^_^.
Sebenarnya, 4 bab yang readers baca baru sekedar perkenalan saja. Mohon maaf ya kalau terdapat kesalahan seperti typo atau tidak nyambung. Nanti akan aku kembangkan.
Oh iya....

Jadi gini....
Waktu itu 'Not Long with Kitto' sudah terpublish beberapa chapter. Tetapi, karena ada something, aku revisi dari Chapter 1 - Chapter 3.

Semoga readers suka. Tunggu kelanjutan cerita. Jangan lupa untuk berkomentar jika ada sesuatu yang salah atau ingin diungkapkan. Apa aja boleh. Karena aku masih baru di sini^_^.

~Terima kasih~

Not Long with Kitto [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang