*Beberapa minggu kemudian...
MUSIM dingin yang selalu aku idamkan akhirnya muncul juga. Udara dingin nan sejuk membuat ngilu hulu dada. Berbeda dengan udara dingin saat hujan deras yang selalu ku rasakan beberapa minggu lalu. Salju terus turun. Warna putih salju, menghiasi rumah-rumah.
Hmmm, hari ini hari Minggu. Paman Joseph sudah lama sekali tidak ada kabar. Aku khawatir sekali. Apakah dia super duper sibuk, atau apa, aku tidak tahu.
Ah, sudahlah. Lagipula aku takut merepotkannya juga.
"Harry?"
"Ya Lil, ada apa?"
Aku segera menghampiri Lily.
Jujur, kami hampir dikira suami istri sama para tetangga. Tapi tetap saja aku mengatakan kalau kami belum menikah (suatu hari nanti).
Jujur Lily sangat setia padaku. Aku pun harus lebih setia. Mungkin ini yang namanya cinta mati ya (-_-)... Entahlah.
Kemudian, aku pun ke dapur, tempat Lily memanggil.
"Aku buatkan kamu pancake. Cobalah." Lily menawarkan ku sepiring pancake yang sudah lama sekali rasanya aku tak mencicipinya.
"Wah, ini makanan kesukaan ku! Terima kasih."
Aku langsung melahap pancake itu."Ehhh, maaf kalau rasanya agak aneh. Ini pertama kalinya aku membuat pancake." Lily merendahkan diri.
"Munch-munch...hmmm apa yang kamu buat selalu enak kok. Ya ampun...rasanya, aku jadi teringat sama ibu. Pancakenya sungguh empuk dan manisnya pas di mulut ku."
"Hehehe... syukurlah kalau kamu suka."
Salju mulai berhenti turun. Sepertinya aku ingin mengajak Kitto jalan-jalan. Dia sangat suka dengan salju. Kemarin, Kitto tidak berhenti berlari-larian dan berguling di salju depan halaman rumah.
"Kitto, yuk kita jalan-jalan. Sekalian mau beli jaket nih."
Ekor Kitto terus mengibas. Haha...
"Oh iya, Harry. Barusan aku mencari tempat kerja yang cocok. Terus, ada seseorang yang menawarkan ku perkejaan. Gajinya lumayan tinggi. Apa aku boleh....ke sana untuk mengecek?" kata Lily.
"Tentu saja. Apapun yang kau mau. Yang penting jaga dirimu ya. Aku mau ajak Kitto main keluar sebentar."
"Baiklah. Terima kasih Harry. Jangan main terlalu jauh ya."
Akhir-akhir ini Lily terus mencari pekerjaan. Mungkin ia ingin gaji yang lebih besar dari sebelumnya. Ia terus saja berniat untuk tidak merepotkan diriku. Mungkin itulah yang membuatku menjadi terus tertarik dengannya.
Kemudian, aku pun mengajak Kitto jalan-jalan. Wah, dia semangat sekali (^_^). Kami pergi ke toko jaket untuk membeli jaket. Setelah merasa cocok dengan jaket warna hijau tua, aku pun membeli dan langsung memakainya. Jaket lamaku sudah robek dan jelek. Jadi aku beli lagi.
Lalu, sambil berjalan melihat sekeliling, kami pun ke taman. Banyak juga orang di taman.
Ada anak yang bermain bola salju.
Ada juga orang yang sedang duduk di kursi taman dan membaca sebuah buku kehidupan sambil minum kopi hangat.Aku dan Kitto melihat air mancur yang membeku di tengah-tengah taman.
Kitto sangat antusias ingin melihat air yang membeku.
"Jangan dijilat Kitto. Nanti lidah kamu nempel di es lagi." jaga-jaga supaya Kitto tidak menjilat es itu.
Sebenarnya, dulu, waktu aku masih kecil, aku ingat sekali. Saat musim panas, aku dan orang tuaku jalan-jalan ke taman ini dan kami duduk dekat kolam renang ini. Katanya, jika kita memiliki harapan, kita boleh melempar koin ke kolam ini dan berharap permohonan kita dapat terkabul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Long with Kitto [COMPLETED]
Cerita PendekKeajaiban? Sebenarnya bagi ku hanya mitos. Kenyataan? Itu adalah hal yang sangat pahit yang pernah ada di dunia ini. Begitu anjing ini datang ke dalam kehidupanku, sungguh untuk pertama kalinya aku merasa beruntung dapat hidup di dunia ini. *Niatku...