4. [JJProject] Nora

829 108 26
                                    

Nora itu kucing peliharaan Jaebum. Diadopsi ketika Jaebum baru masuk SMA dan melihat Nora di sebuah petshop. Saat itu, Jaebum merasa butuh teman karena selalu sendiri di rumah selama orang tuanya sibuk bekerja.

Jaebum sayang sekali sama Nora. Karena Nora yang selalu menyambut Jaebum ketika pulang sekolah, menemani ketika ia belajar, sampai menemani Jaebum tidur. Bahkan, dulu waktu melamar Jinyoung, kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah, "Ayo nikah sama aku? Kita besarin Nora bareng-bareng, biar Nora punya ibu..."

Awalnya Jinyoung sama sekali tidak keberatan. Apalagi, Nora itu cantik sekali dengan mata birunya. Tapi sepertinya, Nora yang marah karena cinta Jaebum yang terbagi untuk Jinyoung.

Kucing jenis siamnese itu sama sekali tidak mau menurut dengan Jinyoung dan mengibarkan bendera perang kepadanya. Biarpun Jaebum dan Jinyoung itu sudah punya anak dua, Nora masih belum mau berdamai dengan Jinyoung.

"Bunaaa! Huwaaa!" Jinyoung menjatuhkan facial wash-nya karena kaget ketika mendengar ribut-ribut dari ruang kerja Jaebum. Ia mematikan keran dengan cepat, khawatir terjadi sesuatu dengan anak-anaknya.

"Bunaa! Bunaa!"

"Huwaa!"

Kepala Jinyoung langsung pusing seketika. Youngjae menangis keras sambil terduduk, di sekitarnya juga banyak robekan kertas dan Yungyeom juga ikut menangis karena melihat kakaknya.

"Kenapa sayang?" Ibu dua anak itu kemudian dengan sigap menggendong Yugyeom dan Youngjae, menimang kedua buah hatinya dengan white noise yang menenangkan.

Ia melihat Nora lewat begitu saja tanpa peduli dengan keributan yang ada. Dengan helaan napas lelah, Jinyoung membawa kedua buah hatinya untuk duduk di atas sofa di dalam ruang kerja Jaebum.

"Bunaa..Nola nakal! Uku Onje obek...hiks," (Bunda...Nora nakal! Buku Youngjae dirobek...hiks,) Youngjae mengusap wajahnya yang basah dengan air mata dan merah karena menangis. Sedangkan Yugyeom sudah menyembunyikan wajahnya di dada Jinyoung meskipun isakannya masih terdengar.

"Kakak, Nora kan sudah di kamar kerja Ayah biar ngga keluar terus nakal sama Kakak. Kenapa Kakak masuk kesini?" Ia merapikan helaian poni Youngjae yang basah dan menutupi wajah putra sulungnya, dalam hati ia mencatat jika sudah jadwalnya anak-anak untuk potong rambut.

"Onje uma au mbil eltas ama encil, Buna..." (Youngjae cuma mau ambil kertas sama pencil, Bunda...) Si kecil mencoba menjelaskan kepada ibunya alasan kenapa ia masuk ke dalam ruang kerja sang ayah. Memang, sejak punya dua buah hati yang tidak pernah menunjukkan tanda-tanda akur dengan Nora, mereka berdua sepakat untuk menyimpan Nora di dalam ruang kerja Jaebum untuk menghindari keributan. Nora baru keluar jika anak-anak ada di daycare dan Jaebum sedang off-duty.

"Ya sudah, jangan diulangi ya? Kalau Kakak perlu apa-apa, bilang sama Bunda...jangan ambil sendiri. Sekarang cuci muka yuk, terus bobok..."

"Iya—hatchim! Bunaa..ateeel ih!" (Iya—hatchim! Bundaa..gateeel ih!) Kening Jinyoung berkerut, Yugyeom juga ikut-ikutan melihat kakaknya yang tiba-tiba bersin.

"Loh, kok merah semua Kak?" Jinyoung memeriksa kulit si sulung yang tiba-tiba merah, "kok panas juga?" Ia mulai panik ketika mata Youngjae berair dan suhu tubuhnya naik.

"Buna, nda ica apas...huhuhu," keluh Youngjae. Jinyoung terkejut bukan main, Youngjae jelas menunjukkan tanda-tanda alergi berat. Ia cepat-cepat membawa Youngjae dan Yugyeom keluar dari ruang kerja Jaebum.

Dengan sigap meletakkan Yugyeom terlebih dahulu ke dalam baby crib meskipun si bungsu protes karena ditinggal. Ia lalu menyalakan air purifier, melepas pakaian Youngjae supaya si sulung dapat bernapas dengan baik, berlari untuk mengambil antihistamin sirup dan plester demam di dalam kotak P3K.

[Parenting Ship] One Way to YouWhere stories live. Discover now