[방힘] Comfort Crowd: Lost in the Dream

233 40 14
                                    

I'm lost in dream
I feel like empty and clean
But your shape gets more bigger than me
Even that I can't reach out like a tree.

*

"Himchan, tuh!" Empat tahun yang lalu, nama itu otomatis membentuk gurat senyum pada kanvas wajah Yongguk dan membuat atensinya beralih seratus persen dari kegiatan apapun yang sedang ia tekuni saat itu, "Cakep sih, wajar naksir."

"Yongguk tuh cupu, bang! Takut kalah saing sama pacarnya Himchan yang bawa Audi kemana-mana...." ejekan itu terdengar riuh, saling menyahut untuk memojokkan Yongguk, tapi yang bersangkutan masih saja tersenyum. Sembari menopang dagu, maniknya mengikuti bagaimana figur yang tengah berjalan di selasar fakultasnya tampak terburu-buru, dengan setumpuk diktat kuliah dalam dekapan, lalu sesekali menyugar helaian ravennya yang berantakan karena angin.

"Yaelah, bucin..." Jiho, salah satu rekannya, memutar bola matanya dengan malas. Pasalnya senyum Yongguk belum jua luntur meskipun objek yang ia amati telah menghilang di balik punggung mahasiswa lain yang sedang mengerjar kelas selanjutnya atau terburu-buru menuju kafetaria karena tidak ingin kehabisan makanan favorit.

Empat tahun lalu, Yongguk cukup tahu diri hanya untuk memandangi Himchan dari jauh. Mengagumi bagaimana senyum manis itu terlihat begitu indah terbias cahaya matahari maupun lampu kafetaria. Atau ketika binarnya bersinar begitu terang ketika Jung Taekwoon, kekasihnya, merangkulnya dengan sayang lalu mereka menjadi objek yang paling menarik untuk diamati saat sore hari.

Empat tahun yang lalu, Yongguk bahkan tak pernah bermimpi jika ia yang notabene merupakan makhluk nokturnal bisa bangun pagi, kemudian repot menyiapkan sarapan hanya untuk Himchan. Lantas, gerakan frantik dari Himchan pagi ini menjadi pemandangan terbaik sepanjang hidupnya walaupun sembari memanggang roti dengan isian keju cheddar serta menyeduh secangkir teh yang wanginya memenuhi spasi dapur.

 Lantas, gerakan frantik dari Himchan pagi ini menjadi pemandangan terbaik sepanjang hidupnya walaupun sembari memanggang roti dengan isian keju cheddar serta menyeduh secangkir teh yang wanginya memenuhi spasi dapur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mau kemana?" Yongguk bertanya ketika Himchan berusaha kembali ke komposurnya setelah bersusah payah memakai kaus kaki dengan posisi berdiri.

"Oh? Ng, mau ke bandara?" Jawaban Himchan terdengar tidak yakin, mengambang tidak pasti di udara, "aku baru beres-beres koper sama dokumen yang aku bawa, terus aku ga bisa nemuin paspor. Ah, visaku juga..."

"Jatuh di bandara?" Yang lebih tinggi meninggalkan konter dapur, kemudian berdiri di depan Himchan, "atau gimana?"

"Ngga tahu, makanya ini mau ke bandara..siapa tahu ada yang nemuin misalnya jatuh, kalau ngga ada ya terpaksa lapor dulu ke kepolisian baru ke kedutaan." Raut wajah Himchan terlihat cemas, khawatir, dan takut. Sisi lainnya, Yongguk yakin jika ia masih berada dalam kondisi jet lag namun harus memaksakan dirinya beraktivitas dengan frantik.

"Mau aku antar?" Yongguk menghela napas, mengumpulkan keberaniannya untuk kembali berbicara, "kalau mau naik Uber, bisa kejebak macet. Ini hari Senin, by the way."

[Parenting Ship] One Way to YouWhere stories live. Discover now