05

697 134 3
                                    

Rumahnya benar-benar megah, seperti istana.

"Ayo ikut aku!" ucap Jeongwoo

"Siapa dia sayang?" tanya Mama Jeongwoo, Shinwa Park

"Dia orang asing yang menyelamatkan Jeongwoo ma." jawab Jeongwoo

Orang asing katanya? Alien apa?

"Terimakasih ya nak" ucap Shinwa.

Jeongwoo membawaku ke kamarnya dengan membawa kotak P3K ditangannya.

Kamarnya 4 kali besar kamarku.

"Wah besar sekali, ngapain saja kamu di kamar sebesar ini?" tanyaku sambil melihat-lihat.

"Jangan sentuh apa-apa, dan kemarilah!" ya dia mengajakku ke teras kamarnya, kamarnya ada di lantai dua. Sangat indah penampilan kota Seoul dari atas sini.

"Mana tanganmu?" tanya Jeongwoo datar.

Dia mengompres tanganku dengan air hangat. Sangat ngilu, tanganku lebam sekali.

"Itunya nggak usah nolongin," ucap Jeongwoo

"Hei, sadarlah. Kalau bukan aku, kau yang akan seperti ini" ujarku

"Maaf" lirihnya.

"Apa? Kau mengatakan apa?" Ya suaranya sangat kecil hingga tak bisa kudengar

"Aww" dia menekan tanganku yang sakit.

"Bodoh, lupakan. Aku akan mengambil makanan" ketusnya.

Saat dia pergi, aku hanya memandangi pemandangan kota Seoul dan kompleks perumahan mewah ini. Sangat megah.

Sehingga penglihatan ku tertuju pada sepasang remaja yang tengah berciuman. Tak lama, Jeongwoo datang.

"Kau kenapa?" tanya Jeongwoo.

"Lihat!" tanganku menunjuk pasangan di bawah itu.

Dia terus memandangi orang itu dan membuat ku jijik.

"Hey mesum! Jangan liat mereka" aku langsung memukul lengannya.

" Mereka menjijikkan," ucap Jeongwoo

"Apa yang kau bawa?" tanyaku untuk mengalihkan perhatian.

"Ini? Emm roti bakar" jawabnya.

"Wah" aku langsung mengambil dari tangan Jeongwoo.

"Ayo makan di dalam saja, jangan makan diluar. Nanti kau tambah mesum" ucapku kepada Jeongwoo.

Tanpa sadar, Jeongwoo terus melihatku sedari tadi.

"Hey, kenapa kau?" tanya ku dan membuatnya tersentak.

"Aku bukan melihat mu, jangan geer!" dia menjawab dengan ketus.

"Tolong buku itu, aku mau baca" ucapku

"Tunggu,"

"Kau makan dan mandi disini saja. Kita sama-sama saja ke Bu Kyunghe nanti" ujar Jeongwoo yang membuat ku kaget.

Kapan Park Jeongwoo menjadi sebaik ini?

"Tidak, itu menyusahkan mu. Aku bisa pulang sekarang!"

"Aku akan bertemu ibu Kyunghe besok dan mengundurkan diri!" ancam Jeongwoo

"Baik pak!"

"Oke, mandi sana. Sudah pukul 4 sore!" suruh Jeongwoo

"Oke"

Entah dia dirasuki setan atau apa?

Dia berbeda!

"Ya ampun, iya sih ku pake handuk Jeongwoo. Baju? Akhhhh"

Aku tidak memikirkan itu

"Jeongwoooo" teriakku.

"Ada apa?" tanyanya dari luar

"Ini memalukan, tapi aku akan pakai baju ku yang tadi, dan juga memakai handukmu?"

"Aku udah siapkan baju, pake saja handuk itu. Aku tak mau mengeluarkan yang baru demi kau!" teriak Jeongwoo

"Balik badan!" teriakku saat keluar untuk mengambil pakaian.

"Jangan pernah balik kecuali ku suruh!" ucapku

Ya aku mengambil pakaian yang Jeongwoo siapkan lalu berlari lagi ke kamar mandi.

Setalah itu, Jeongwoo juga mandi. Aku menunggunya di teras sambil membaca-baca pelajaran.

Aku mendengar suara pintu yang tertutup keras dari sebelah kamar Jeongwoo.

Blam.

Penasaran, aku membuka pintu kamar dan melihat.

Ya melihat.

Orang itu!

"Kau? Ada apa di rumah ini ha?" dia tiba-tiba membentak.

"Kenapa ini Jihoon? Ada apa?" tanya Shinwa.

"Dia siapa ma? Orang asing ?" tanya Jihoon

"Oh dia menyelamatkan Jeongwoo kata Jeongwoo sendiri tadi, kamu kenapa lagi?" tanya Shinwa.

Merasa ini urusan pribadi, aku kembali masuk ke kamar Jeongwoo.

Dan apa yang ku lihat?

Dia hanya memakai handuk!1!1!

Refleks ku menutup mata dan berlari keteras.

"Bodoh!" gerutuku

"Kau bodoh, masuk tanpa mengetuk" ucapnya.

"Kau"

"Baiklah aku." untuk menyudahi saja.

"Kau mau tau? Yang tadi berciuman itu temanku, maksudku mantan temanku" ucap Jeongwoo.

"Mantan teman?" Tanyaku

"Tidak ada yang namanya mantan teman, hanya kurangnya interaksi yang membuat kita merasa asing dengan teman itu"

Vote.

Closer | Park Jeongwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang