14

538 101 8
                                    

Sebulan kemudian, Jeongwoo kembali. Banyak teman yang sudah menungguinya diluar rumahnya, termasuk Junghwa.

"Dia pasti senang" kata Inhong.

"Ya, pastinya" sambung Junhyuk.

Mobil putih masuk ke pekarangan rumah Jeongwoo, senyum terhias dari semua yang datang.

Pintu mobil terbuka.

"Selamat datang Jeongwoo!" Sorakan terdengar, namun yang di soraki tidak berkutik.

Jihoon keluar setelah Jeongwoo, raut wajahnya tak bersahabat. Jeongwoo terus masuk ke dalam rumahnya tanpa menyapa.

"Hyung, Jeongwoo kenapa?" Tanya Junhyuk.

"Emm, dia sulit mengatakan ini. Tapi dia hilan ingatan" jawab Jihoon.

"Terimakasih telah datang menyambutnya, sebaiknya kalian pulang saja" lanjut Jihoon.

°°°

Sejak mengetahui kalau Jeongwoo hilang ingatan, Junghwa merasa sedih. Mengapa Jeongwoo hilang ingatan? Entah rasa apa yang ada di dalam diri Junghwa.

"Kak, kok murung?" Tante Junghwan.

"Jeongwoo udah pulang" jawabnya.

"Kok enggak senang sih?" Tanya Junghwan lagi.

"Dia hilang ingatan, lupa segalanya" jawab Junghwa.

"Jadi, ceritanya kakak sedih? Karena orang yang kakak suka enggak ingat kakak?" Tanya Junghwan, Junghwa mengangguk.

Tapi 5 detik berikutnya.

"Eh, ngomong apa sih? Enggak sedih kok" sanggah Junghwa.

°°°

"Jeongwoo?" Panggil Junghwa saat di sekolahnya, tapi Jeongwoo acuh tak acuh.

Pluk.

Junghwa menepuk bahu Jeongwoo.

"Saya tidak kenal kamu, jangan sok akrab!" Tegas Jeongwoo.

Junghwa langsung berhenti tersenyum, mengapa ia merasa sangat sedih Jeongwoo hilang ingatan begini.

"Woy, kok murung?" Tanya Inhong.

"Enggak, ada apa-apa" jawab Junghwa yang langsung mempercepat langkahnya ke kelas.

Tidak terasa, hari demi hari berlalu, bulan dan tahun berganti.

7 tahun kemudian.

"Apa? Ke Daegu sekarang juga?" Tanya seorang wanita berpakaian rapi kepada karyawannya.

"Iya Bu, sekarang juga. Kami mempersiapkan perjalanan mu" kata karyawan itu.

Wanita itu meraih ponselnya, menekan sebuah nomor.

'Iya halo kak?' Tanya orang di seberang sana.

'Katakan pada eomma, aku ada urusan di Daegu. Aku akan kesana sekarang, dan pulang 2 hari lagi' pesan wanita itu.

'Baik kak, hati-hati' ucap orang disana lalu sambungan telepon pun mati.

Wanita itu menghela nafas panjang, ia memandangi foto keluarga di meja kerjanya.

Memperlihatkan sebuah keluarga bahagia, dengan satu wanita tua, satu wanita parubaya yang menggendong balita dengan suami disampingnya, satu remaja, dan dirinya sendiri.

Ia tersenyum tipis.

Jauh di tempat lain.

"Persiapkan, katanya Mrs. So akan datang hari ini" suruh seorang berpangkat CEO kepada sekretarisnya.

"Baik tuan" ucap sekretaris itu.

Pria itu memandang kota lewat kaca ruangannya yang berada di lantai 10.

Ia tersenyum, ia benar-benar merindukan seseorang. Seseorang yang dulu ia lupakan sekejap namun ia dapat mengingat orang itu kembali.

°°°

Dialah Junghwa, Mrs. So Junghwa. Pemilik bisni kain terbesar di Seoul dan termasuk dalam jejeran pengusaha muda sukses di Korea Selatan.

"Berapa lama lagi?" Tanya Junghwa pada supir di depannya.

"Sejam lagi nyonya" jawab supir tersebut, Junghwa mengangguk paham, ia kemudian mengecek tab-nya dan melihat grafik perkembangan perusahaannya.

Dia menengok jam tangannya yang menunjukkan pukul 11 siang lewat 20 menit.

"Pak, kita singgah makan siang dulu" kata Junghwa.

"Tapi nyonya, saya tidak..."

"Saya yang akan bayar pak, jangan khawatir" ucap Junghwa.

"Memangnya tidak apa-apa?" Tanya supir itu.

"Iya pak, berhenti di MCD depan ya" ujar Junghwa.

°°°

Seorang anak kira-kira berumur 5 tahun berlari masuk ke ruangan CEO milik Mr. Park Jeongwoo.

"Om....om...om, main bareng Juntae yuk" ajak anak itu.

"Juntae? Kamu sendiri? Mama appa dan eommamu?" Tanya Jeongwoo.

"Eemm, appa menyuruhku untuk ke ruangan om" jawab Juntae kecil. Tidak lama setelah itu, seorang baby sitter datang.

"Maaf tuan Jeongwoo, tuan Jihoon menyuruh saya membawa Juntae berkunjung ke ruangan tuan." Ucap baby sitter bernama Heera itu.

"Tidak apa-apa, keluarlah, aku yang akan menjaganya. Kalau aku butuh, akan ku panggil!" Kata Jeongwoo.

°°°

Tibalah Junghwa di depan gedung Bussines terbaik di Korea.

"Park Jeongwoo? Katanya gedung ini di CEO i oleh Park Jeongwoo?" Tanya Junghwa kepada orang di seberang telepon sana, setelah itu telepon ditutup.

Ia berjalan masuk ke gedung. Ia bertanya di mana ruangan CEO kepada karyawan yang ada di lantai bawah.

Junghwa perlahan berjalan, dan akhirnya tiba di depan pintu sebuah ruangan. Ia mendengar tawa anak kecil dari dalam ruangan itu.

Cklek.

"Selamat siang" ucap Junghwa saat membuka pintu ruangan Jeongwoo.

Pandangan mereka berdua bertemu, sesuatu tiba-tiba mendesak di dalam hati Junghwa. Ia kemudian melihat anak yang tengah di gendong Jeongwoo.

"Dia Jeongwoo, dan bersama dengan anaknya" lirih Junghwa dengan raut penuh kesedihan.

Vote 🎃

Closer | Park Jeongwoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang