"Kau ketiduran, ini formulir dari bu Kyunghe" ucap Jeongwoo singkat
Berarti tadi ada bu Kyunghe ke kelasku, dan tentunya dia mencariku, dan tentunya lagi semua pasti akan menunjuk ku, dan lebih tentunya semua tau aku ketiduran di Jam pelajaran. Shit
"Terimakasih Jeongwoo."
Dia tak menjawab.
"Orang bilang makasih ya bilang sama-sama, dosa loh,"
"Iya, sama-sama!" ucap Jeongwoo ketus lalu jalan ke bangkunya. Boleh mengumpat tidak?
"Hei, ayo pulang bersama!" ajak Junhyuk
"Oh, iya ayo!"
Aku bergegas membenahi alat-alat tulis ke dalam tas lalu pulang bersama Junhyuk.
"Junghwaaa tunggu!" Teriak Jeongwoo yang membuatku kaget.
"Eh ada apa?" Tanyaku kaget.
"Bu Kyunghe pesan, kamu-- maksudnya kita berdua ke sekolah sore nanti" ucap Jeongwoo.
"Ooh, baiklah,"
"Oke itu aja" ucap Jeongwoo lalu keluar dari kelas.
Tiba-tiba beberapa adik kelas datang dengan memanggil nama Jeongwoo.
"Kak Jeongwoo, tunggu!"
"Kak bentar doang!"
"Iya kak 4 menit!"
Aku bisa lihat Jeongwoo merasa terganggu. Jeongwoo tiba-tiba berhenti.
"Ada apa?" tanya Jeongwoo.
"Kak, ini titipan dari teman kami. Namanya Kim Naeyong kelas delapan." ucap adik kelas tersebut.
Jeongwoo mengambil itu, sebuah surat dengan coklat.
"Kami berempat pemisi kak" ucap salah satu dari mereka, Jeongwoo mengangguk.
Aku penasaran apa isi surat itu, Taku berpikir keras hingga Junhyuk membuyarkan lamunanku.
"Hei, ayo kok melamun?" tanya Junhyuk.
"Iya ayo!"
Sesampai di rumah aku segera membenahi kembali buku pelajaran yang akan kubawa sore ini. Rencananya aku akan ke rumah sakit menjaga Junghwan.
Aku kembali memikirkan mimpi bodoh tadi, Junghwan mungkin meninggal. Aku akan berusaha memenangkan lomba dan mendapatkan hadiah uang untuk membantu membayar biaya rumah sakit Junghwan.
Saat baru saja aku memakai sepatu, mobil hitam yang tak asing lagi bagiku terparkir di depan halaman rumahku.
"Jeongwoo?" tanyaku.
"Ayo naik!" suruh Jeongwoo yang memabuatku bingung. Masih ada 2 jam sebelum jam empat sore.
Aku pun naik ke mobil Jeongwoo dengan kepala yang masih bertanya-tanya. Jeongwoo juga masih memakai seragam sekolah.
" Jeongwoo, ada apa?" tanyaku.
"Ikutlah saja!" jawab Jeongwoo.
Sepanjang jalan dapat kuperhatikan Jeongwoo melihat jam tangannya terus.
Hingga kami sampai ke sebuah rumah besar dan megah, atau disebut juga mansion.
"Turun" ucap Jeongwoo.
"Ini rumah siapa?" tanyaku sekali lagi.
"Diam dan ikut saja!" jawabnya singkat.
Aku bergeming, dia ini asal menyuruh saja tapi saat ditanya tidak menjawab. Maunya apa sih?
"Aku tak mau, kau ini datang menjemputku, membawaku, lalu aku bertanya kau tidak menjawab. Kau tidak punya hak seperti itu. Aku punya urusan lain, aku harus ke rumah sakit. Dan kau? Kau membawaku ke tempat yang tak kuketahui sama sekali" siapa pun yang menjadi diriku pasti akan marah jika diperlakukan seperti itu.
Jeongwoo berhenti dari langkahnya. Lalu ia berbalik.
"Kalau kau tak mau ikut, tak usah!" ucapnya.
"Hey, kau yang mengajakku ke tempat tak jelas ini. Lalu kau menyuruhku pergi?"
Dia diam dan melanjutkan perjalan ke pintu rumah itu.
"Hey Jeongwoo!" teriakku yang membuat Jeongwoo sekali lagi berhenti lalu berbalik kepadaku.
Tiba-tiba, pintu rumah besar itu terbuka dengan mengahasilkan suara decitan.
"Kalian kenapa ribut sekali? Suara kau sampai kedengaran ke dalam" ucap orang yang berada di ambang pintu lalu menunjukku.
Aku sedikit kaget dengan dia, sudah lama tak melihatnya. Ia juga terlihat kaget melihatku.
"Kau?" tanyaku pada orang itu.
Vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer | Park Jeongwoo ✓
Fanfiction❝Semakin dekat dengannya❞. Start : 28 Desember 2018 Finish : 4 Mei 2019