"Sudah pernah ku katakan aku tidak suka, mengapa masih saja menggunakan orang itu, apa tidak ada artis lain yang bisa menggantikannya? Dan kemana perginya Alex, apakah harus aku juga yang turun tangan mengurusi masalah seperti ini?" kata-kata kasar Darka hastanta meluncur begitu saja dari mulut pria itu tatkala salah satu produser muncul di lantai yang sama dengan ruangan tempatnya bekerja.
"Maaf pak.. Tapi sebelumnya pak Alex sendiri kemarin yang memerintahkan saya untuk menghubungi Rayana Jodie, tapi..."
"Apa aku memintamu untuk menjelaskannya?" tanya Darka mengintimidasi, membuat nyali produser itu semakin menciut, niat awal produser itu datang untuk menemui pak Alex malah terhalang begitu ia tidak sengaja berpapasan dengan Direkturnya sendiri dan kini malah berakhir dengan ia di marahi.
"Batalkan semua.." perintah Darka telak, membuat kedua bola mata produser itu membulat kaget.
"Tapi pak.."
"Apa kau sedang berusaha menjual skandal pimpinanmu sendiri?"
Produser itu menunduk takut dengan tatapan mengancam Darka yang seolah siap membunuh saat ini juga.
"Batalkan."
"Apa maksudmu dengan batalkan!!" sebuah suara menginterupsi, orang yang baru saja di bicarakan tiba-tiba muncul menyela di antara mereka, membuat Darka semakin mengumpat dalam hati dengan kondisi yang sangat tidak menguntungkannya ini.
Darka langsung menoleh ke belakang tubuhnya, menatap sosok perempuan yang kini berdiri dari tempat duduk yang berada tepat di depan ruangannya dan menatap panik kepada Darka, seolah memberi tahu melalui kode bahwa ia sudah berusaha menahan tamu tidak di undang itu masuk.
"Helena.. Apa kau lupa aku pernah memintamu untuk melarangnya masuk ke perusahaanku?" tanya Darka terang-terangan, seolah Rayana Jodie tidak sedang bersamanya.
Lalu tatapan Darka beralih kepada sosok pria yang berdiri tidak jauh darinya. William sang asisten.
"Will."
"Saya sudah melakukannya pak, bahkan saya sendiri yang memberitahu kepala keamanan untuk perintah bapak yang satu ini."
"Aku di sini Darka, mengapa kau menghindariku?" ucap Rayana kepada Darka kesal karena sikap Darka yang seolah tidak menghargainya.
Darka kini menatap tajam kepada Rayana.
"Siapa yang mengizinkanmu datang?"Rayana mengibaskan tangannya, berusaha menghilangkan panik pada wajahnya. "A.. Alex menghubungiku."
"Omong kosong apalagi ini? Apa kau sedang membual?"
Setelah mengatakan itu, Darka segera berlalu menuju lift yang berada tidak jauh dari tempatnya berada.
"Darka..!" Rayana berusaha menahan lengan Darka, berharap pria itu mau berhenti untuk mendengarkan.
"Lepas, jika tidak mau salah satu tanganmu patah." bisik Darka tajam, bahkan suara itu masih bisa di dengar oleh sekretaris dan produser malang yang masih berdiri disana tidak berani menyela di tengah kemarahan Darka yang baru sekali di temuinya.
"Helena.. Suruh Alex menghubungiku segera." perintah Darka dan segera pergi meninggalkan tempat itu bersama sang asisten.
Baru saja Darka dan William sampai di lantai dasar, ponsel Darka berdering, tampak nama Alex muncul di layar ponselnya.
"Apa kau sudah bosan bekerja denganku lagi!!" ucap Darka pertama kali ketika sambungan itu sudah terhubung, membuat beberapa karyawan yang tengah berlalu lalang di sekitar Darka langsung terdiam karena mendengar suara Darka yang penuh kemarahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Found You (End)
Lãng mạnDarka "Kau tahu dia kakakku tapi kau tidak berusaha menemuiku?" Vanessa "Aku kembali kesini karena satu hal, aku tidak menemuimu juga karena suatu hal." Mereka adalah yang populer di antara yang terpopuler di masa SMA nya. menggemparkan hampir sel...