E.m.p.a.t

3.7K 247 4
                                    

"Jadi bagaimana?"

Fabian menatap wajah Darka dengan tatapan penuh harap.

"Bagaimana apanya?"Jawab Darka sambil lalu karena harus membagi fokus dengan tumpukan berkas di hadapannya, tangan kanannya begitu lincah memberi coretan dengan pena merah pada berkas di hadapannya.

"Vanessa.. Dia cantik kan?"

Mendengar itu gerakan tangan Darka kemudian terhenti lalu kedua bola mata Darka menatap sang kakak, teringat pada beberapa pertanyaan yang berputar di kepalanya sejak kemarin.

Sejak Darka untuk pertama kalinya bertemu kembali dengan Wanita masalalu nya.

"Apa wanita itu yang ingin kau dan Clarissa kenalkan kepadaku?"

Dapat di lihat, senyum terukir di wajah sang kakak, lalu sebuah anggukan menyertai.

"Kau menyukainya?"

Darka menimbang untuk memberitahukan tentang kebenaran antara dirinya dengan wanita yang ingin kakaknya kenalkan itu kepadanya, namun kemudian Darka urungkan.

"Kau dan Clarissa, kalian sepertinya akrab?" tanya Darka mencoba mengorek informasi tanpa membuat kakaknya curiga.

"Dia sahabat Clarissa, dan aku cukup bersahabat baik dengan nya."

Kepala Darka mengangguk mengerti, mengapa selama ini Darka tidak pernah terpikir jika bisa saja kakaknya berada di kampus yang sama dengan Vanessa di London ? Selama ini Darka tidak pernah memikirkan kemungkinan seperti itu, lagipula hubungan mereka sudah sangat lama.

"Jadi kalian sudah saling mengenal lama?" gumam Darka, tanpa sadar menganggukkan kepala.

Kali ini Fabian menoleh, menatap Darka dengan kening berkerut.
"Mengapa kau berbicara seolah kau sudah mengenalnya?"

Darka menatap sang kakak, "Maksudmu?"

"Kau tidak seperti pria umumnya, yang baru saja bertemu seorang gadis yang berhasil mencuri perhatian."

Ucapan Fabian membuat Darka akhirnya tersenyum.

"Apa kau akan selalu tersenyum saat bertemu gadis yang berhasil mencuri perhatianmu kak?"

"Tentu saja." jawab Fabian bangga.

"Jika begitu pasti menakutkan." gumam Darka kembali menggoda, lalu menunduk untuk kembali memeriksa berkas.

"Kau bicara apa barusan?"

Kini senyum Darka berubah menjadi tawa.

"Apa aku salah? Kau selalu saja berhasil memikat wanita cantik di luar sana, aku tidak bisa membayangkan sehari saja bersamamu, aku pasti sudah menganggapmu gila karena banyak gadis yang akan mencuri perhatianmu dengan mudah." jawab Darka panjang, membuat Fabian menelan ucapan yang baru saja ingin ia katakan.

"Aku heran, sebesar apa pesona Clarissa sampai dia mau serius selama ini denganmu. Jujur saja aku merasa kasihan kepadanya." lanjut Darka.

"Ah tunggu-tunggu, mengapa jadi aku yang kau olok-olok, bukankah seharusnya yang kita bahas saat ini adalah Vanessa?" Fabian menyela sembari menggoyang-goyangkan tangan kanannya tepat di depan wajah Darka.

"Cepat katakan, apa wanita seperti Vanessa masih tidak sesuai dengan seleramu? Apa kau tidak menyukai Vanessa?" selidik Fabian, kedua mata Fabian bahkan menyipit hanya untuk mendengarkan jawaban dari sang adik.

"Mengapa kalian semua begitu ingin mengenalkan aku dengannya, kami baru bertemu sekali dan..."

"Jawab saja pertanyaanku." sela Fabian sedikit kesal.

1. Found You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang