Vanessa :
Vanessa meletakkan pulpen hitam yang sejak pagi tadi berada di genggaman tangannya, lalu menyandarkan bahu di sandaran kursi, kala merasakan pegal yang teramat pada bagian punggung, lalu perlahan memijit pelan kepalanya yang juga turut merasa semakin berat dengan pekerjaan yang menumpuk dihadapannya kini.
Melirik pada jam yang tertempel pada satu sisi ruangannya, sudah menunjukan pukul 3, menyadarkan Vanessa bahwa ia ternyata sudah melewatkan jam makan siang nya. Lagi.
Sudah 3 tahun berlalu semenjak kepulangannya kembali ke Indonesia, mencoba peruntungannya dengan membuka sebuah butik lalu kini juga merembet pada bidang event organizer.
Dengan bantuan sahabat nya. Clarissa, yang memperkenalkannya pada beberapa kenalan yang akhirnya membawa Vanessa pada posisi seperti ini, mandiri sebagai wanita karier diusia 29 tahun, dan berhasil hidup sendiri tanpa bantuan kedua orang tuanya.
KLEK..
Seseorang muncul dari balik pintu, tersenyum seraya menganggukan kepalanya sopan lalu melangkah memasuki ruangan.
"Bos..." sapa orang tersebut.
Vanessa mengalihkan pandangan kepada seseorang yang baru saja memasuki ruangan nya. Gita, sang asisten.
"Saya bawakan proposal kegiatan Gallery, dan juga... " Gita melirik jam yang bertengger di pergelangan tangan cantiknya, sembari mengingat sesuatu. "Sebaiknya bos istirahat untuk makan siang karena saya lihat bos belum sempat makan siang. sepertinya sebentar lagi kita harus segera berangkat meeting jika tidak ingin terjebak macet."
Vanessa menerima beberapa map dari tangan Gita dan membukanya satu persatu, mempelajari materi meeting secara singkat, hasil dari rangkuman meeting beberapa hari yang lalu.
"Apa ini sudah lengkap?" Tanya Vanessa masih tanpa mengalihkan pandangan dari berkas di hadapannya.
"Sudah bos."
Vanessa tampak menghela napas, lalu mengangguk. "Oke... 30 menit lagi kita berangkat."
"Baik."
Jawab Gita singkat, lalu segera pergi meninggalkan ruangan.
Drrrttt.... Drrrtttt.....
Kini ponsel Vanessa berbunyi, panggilan masuk itu berasal dari Clarissa. Sahabat Vanessa.
"Nesssss.........!!!!!" teriaknya memekikkan telinga, nampaknya sahabatnya itu sedang dalam suasana hati yang cukup bahagia, Vanessa jadi merasa turut bahagia.
"Iya... Kenapaaa??" Tanya Vanessa langsung ke pokok masalah.
"Kau tidak lupa dengan acara malam ini bukan?"
Vanessa menggigit bibir bawahnya kala mengingat acara yang akan dia lakukan malam ini, memang bukan acara sepenting makan malam dengan presiden, hanya makan malam biasa dengan para sahabat baiknya, Clarissa dan Fabian, namun perasaan Vanessa justru sangat enggan dan takut melakukannya.
"Tentu saja... Kenapa?"
"Ah tidak, hanya memastikan kau tidak melupakannya dan memastikan kau tidak akan terlambat."
Vanessa menaikkan sebelah alisnya.
Lalu terdengar suara ribut melatarbelakangi suara Clarissa, Vanessa sampai harus mengerutkan kening lantaran mendengar suara Fabian juga disana.
"Apa kau sedang bersama Fabian?"
"Lebih baik kita bahas nanti saja di apartement Fabian, jangan sampai terlambat ya?" ucap Clarissa cepat.
"Ah ya... Akan ku usahakan." sahut Vanessa kurang bersemangat dan juga sebenarnya Vanessa masih bingung harus datang atau tidak.
"Kau harus datang, ada sesuatu yang ingin kami tunjukan kepadamu, sekarang aku harus segera pergi menyusul Fabian. See u.." balas Clarissa cepat dan langsung mematikan sambungan telpon.
Vanessa baru menurunkan ponselnya beberapa saat setelah berlalu, kedua sahabat Vanessa, yaitu Clarissa dan Fabian akan menikah bulan depan, dan segala hal yang berurusan dengan acara pernikahan mereka berdua diserahkan sepenuhnya kepada Vanessa, membuat Vanessa kini beberapa kali harus mengunjungi apartement Fabian untuk meeting disana.
Memang tidak ada masalah.. Hanya saja jika dia tidak sengaja harus berpapasan dengan seseorang.. Vanessa harus bagaimana?
Lalu apakah ini saatnya bagi Vanessa untuk memberanikan diri?
Clarissa merupakan teman Vanessa dulu saat mereka masih kuliah di London.
Vanessa, Clarissa, dan Sandra, mereka bertiga bersahabat dekat semasa kuliah, bahkan sampai sekarang mereka masih dekat, meskipun satu di antara mereka yakni Sandra kini masih menetap di London karena pekerjaan.
Clarissa adalah salah satu orang yang paling mendukung keputusan Vanessa untuk kembali ke Indonesia, sedangkan Sandra? wanita itu dulu sempat mengatakan kurang setuju meski akhirnya dia mengatakan akan mendukung apapun semua keputusan Vanessa.
Betapa beruntungnya Vanessa memiliki Clarissa sebagai sahabat, kerena melalui Clarissa lah ia akhirnya di perkenalkan oleh beberapa relasi bisnis keluarganya, yang membuat usaha Vanessa berkembang cepat hanya dalam waktu 3 tahun.
Sedangkan Fabian -calon suami Clarissa- adalah...
Untuk saat ini Vanessa hanya akan bilang bahwa Fabian adalah sahabat nya, dan juga kekasih dari Clarissa, yang sebentar lagi akan berubah status menjadi suami Clarissa dalam waktu 1 bulan.
Memikirkan itu, Vanessa menghela napas.
Bagaimana Vanessa bisa menjelaskan? sejujurnya Vanessa merasa sangat bahagia dipercaya untuk menangani pesta penting itu, apalagi Vanessa tahu bahwa Fabian sangat mencintai Clarissa dan mereka berdua termasuk orang penting dalam hidup Vanessa saat ini, tapi bila mengingat siapa Fabian sebenarnya, ingin rasanya Vanessa menghindari acara ini, sungguh.
Fabian adalah pria yang baik, sangat baik malah.
Dia mencintai Clarissa, tipe pria dengan pekerjaan dan penghasilan fantastis karena keluarga Fabian termasuk kalangan atas, Fabian tampan dan berwibawa.
Fabian terkenal? Tentu saja, meski Fabian bukan artis, tapi dari latar belakang dan juga wajahnya yang tampan dan memiliki aura bersinar, sudah pasti dia akan dengan mudah masuk ke salah satu agency jika Fabian berniat melakukannya, tapi pria itu jelas tidak melakukannya, dia sudah sukses dengan perusahaannya dibidang property dan cukup terkenal di kalangan sosialita sampai artis karena dia merupakan anak dari pemilik beberapa stasiun tv ternama di Indonesia.
Tapi Fabian juga merupakan kakak dari seorang pria terkenal.
Vanessa enggan mengingatnya, tapi satu yang pasti, Clarissa dan Fabian tidak tahu apa-apa tentang hubungan Vanessa dan adik dari Fabian yang terkenal itu.
📢📢📢
"Bos yakin tidak mau di temani?" tawar Gita dengan mata berkilat saat mereka selesai meeting sore ini.
Vanessa tahu apa yang ada di kepala Gita kala gadis itu menyampaikan tawarannya menemani Vanessa makan malam di apartement Fabian. Sudah tidak bisa di hitung berapa kali Gita selalu histeris berlebihan tatkala Fabian datang ke kantor untuk menemuinya, Gita bahan mengatakan dengan lantang bahwa dia sangat mengidolakan Fabian Hastanta.. Dan betapa hebohnya Gita tadi saat mengetahui bahwa mereka akan menangani acara pernikahan Fabian Hastanta.
"Aku memang sedih Fabian Hastanta akan menikah, tapi aku masih punya kesempatan, masih ada Darka Hastanta yang belum menikah, mungkin ini salah satu cara Tuhan mempertemukanku dengan jodoh ku, yaitu menangani pernikahan Fabian Hastanta." ucap Gita tadi dengan. Wajah sumringah.
Andai saja Gita tau..
"Tidak, trimakasih Gita.. Malam ini kamu istirahatlah.... Ini hanya makan malam biasa dengan para sahabat ku, besok saat membahas konsep, aku akan membawamu bertemu dengan idolamu." ucap Vanessa meyakinkan Gita yang tampak kecewa karena tidak bisa menemani Vanessa malam ini.
Namun kemudian saat Vanessa sudah berada sendiri di dalam mobil nya, Vanessa jadi menyesali keputusannya menolak tawaran asistennya, kini Vanessa merasa ragu pergi sendirian.
Membuka tas miliknya, Vanessa segera meraih bedak kecil di dalamnya, membukanya dan memoleskan sekilas untuk memperbaiki penampilannya yang sedikit pucat.
Saat tangannya tengah memoleskan sedikit lipstik pada bibirnya, kemudian Vanessa tertegun, untuk apa Vanessa memperbaiki penampilannya? Toh dia hanya akan bertemu Clarissa dan Fabian? Memangnya ada siapa disana?
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Found You (End)
RomanceDarka "Kau tahu dia kakakku tapi kau tidak berusaha menemuiku?" Vanessa "Aku kembali kesini karena satu hal, aku tidak menemuimu juga karena suatu hal." Mereka adalah yang populer di antara yang terpopuler di masa SMA nya. menggemparkan hampir sel...