bagian 2

21 0 0
                                    

"Sya..!!" Panggil Rere teman sekelasku yang membuyarkan lamunanku.

" iya Re, ada apa? " Tanyaku.

"Pagi-pagi mikirin apasih? Dah ngelamun aja, mikirin cowo ya? " Tanya Rere.

"Apasih Re, dah lah lu mah suka ngaco, orang gua lagi flashback masa-masa SMP" jawabku.

"Owuhk.. "balas Rere dengan muka meledek.

"Apasih dah ah pagi juga masih aja suka ngomporin gua mulu" Jawabku kesal.

Aku mendatangi bangku kesayanganku yang sejak tadi Setia menungguku. Memang aku di sekolah di kenal karna dingin kepada. Bagiku laki-laki adalah mahluk abstrak yang kerjaannya hanya menyakiti perempuan. Bahkan hingga saat ini aku tidak tertarik dengan yang namanya laki-laki. Hiks, memikirkannya saja sudah membuat aku mual.

Setelah beberapa menit menunggu datang guru . Hingga pada akhirnya berkewajiban memegang pulpen dan menghapus hasil karyanya sendiri. Setelah kurang lebih 90 menit aku hanya memainkan pulpen.

Itu dia Rere teman sebangkuku, entah padahal aku dengannya sudah 3 tahun terakhir sudah dekat dengannya. Tidak ada rasa jenuh jika bertemu dengannya walaupun kadang-kadang dia sangat membuat aku kesal.

Aku beranjak ingin pergi ke kantin hendak membeli beberapa cemilan di jam istirahat .

Dar.. Dar.." Nazla mengagetkanku juga Rere.

"Ada apa sih lu tuh ya. Dih kebiasaan ya buat orang jantungan aja" Aku bersungut-sungut.

"Mau beli apa dah lu ke kantin? "

"Jajanan lah, lu keluar kelas sama sapa? " Ujar Rere.

Nah, kalo yang itu Nazla temen dari kelas sebelah. Orang memang sedikit pecicilan tapi sangatmenyenang.


Taaruf CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang