Setelah selesai melaksanakan ulangan tengah semester, aku seperti biasa bersama teman-temanku berniat mengunjungi rumah makan sederhana untuk merayakan selesainya ulangan tengah semester.
Aku, Rere, dan Nazla berangkat menuju rumah makan biasa. Sebelumnya aku sudah meminta izin kepada ayahku dan ibuku. Aku menggunakan rok jeans dan baju kaos lengan panjang juga kerudung segi empat. Seperti biasa di antara aku, Rere, dan Nazla akulah orang yang paling tidak peduli dengan penampilan.
Aku menaiki mobil go-car bersama Rere dan Nazla. Sesampainya kami di di rumah makan, kami memilih tempat duduk paling nyaman di tempati. Nazla memesan makanan paling murah dan lezat.
"Rere gua mau cerita sama kalian tapi, kalian jangan ember ya" Aku memulai pembicaraan.
"Iya Sya, sans aja kali sama kita-kita" Rere tersenyum menyakinkan.
"Hei.. Hei.. Kalian ngomongin apa sih?, kayanya seru banget dah" Nazla bersikap seperti biasanya.
"Nazla, kebiasaan deh kalo dateng suka ngagetin orang aja" Rere mengomel.
"Iya deh maaf, nanti enggak enggak lagi. BTW, tadi kalian ngomongin apa? " Nazla mnegalihkan pembicaraan.
"Orang si Syasyanya aja blom cerita, main serodot-serodot aja sih".
"Iya nih Naz, gua mau cerita tapi kalian janji sama gua jangan bilang sapa" Aku menetralkan suasana.
"Tenang aja kali sama kita-kita mah" Nazla menjawab penyataanku sambil melirik Rere, yang di lirik hanya mengangangguk, malas menimpali.
"Okey, jadi gini. Kalian taukan ka Fajri Mustafa perawat sekolah". Aku menarik nafas.
"Iya, iya gua tau, yang cakep kan" Nazla heboh sendiri. Rere menengok ke arah Nazla, matanya melotot mengisyaratkan agar berhenti bicara.
"Dia ngechat gua, katanya dia pen ngomong sama gua. Gua takut, gua aja blom pernah ngomong beneran sama dia. Tapi gua gk bales chat dari dia". Aku meneruskan
"Trus gua harus kaya gimana? "
"Ya elah kira gua apaan, taunya kaya gini. Gua sih udah duga kalo ka Fajri tuh suka sama lu". Nazla angkat bicara.
"Iya sih Sya udah keliatan dari cara dia mandang lu waktu nabrak di kantin". Rere menambahkan.
"Gua aja baru ketemu dia cuman dua kali, masa iya dia suka sama gua gk mungkin kan? ". Aku protes dengan pernyataan Rere dan Nazla.
"Yang namanya suka sapa yang tau Sya". Rere menekan perkataannya.
"Lagian gak papah kali, ka Fajri udah mapan kok, kayanya dia ngejadiin lu istri dah bukan pacar". Nazla berbicara seenaknya.
"Asal aja lu kalo ngomong, sumpah gua takut Naz. Jangan ngomong yang enggak-enggak dah". Aku menghembuskan nafas.
"Tapi, sapa tau bener Sya. Coba aja lu samperin ka Fajri atau gak lu bilang sama ka Fajri biar dia yang samperin lu". Rere membela pernyataan Nazla.
"Tapi di mana Re? "
"Di kafe-kafe lah. Dia kan udah ada uang. Dia kerja di rumah sakit juga kan? ". Usul Nazla.
"Mana gua tau, gua tau kalo dia perawat UKS sekolah doang".
"Iya, gak papah kok Sya coba aja dulu takut ngomongin sesuatu yang penting. Kita bakal temenin lu kok" . Rere menenagkanku.
"Ya udah, bimillah gua coba. Tapi janji kalian temenin gua loh". Aku menatap Rere dan Nazla.
"Tenang Sya, apa sih yang enggak buat Syasya". Nazla menyemangatiku.
Bismillah, akanku coba untuk berbicara dengan ka Fajri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taaruf Cinta
RomanceSeorang siswi SMA yang duduk di kelas 3 pertengahan memiliki sifat dingin dengan seorang laki-laki, tiba-tiba mengalami suatu perjodohan yang di inginkan oleh ke dua orang tuanya apakah siswa tersebut akan menerima perjodohannya. . . . . Ingin tahu...