2. Ucapan Maaf Echa

182 19 0
                                    

Seoarang gadis sedang berbaring di atas tempat tidurnya sambil menatap ke atas dengan tatapan kosong, seragam dan sepatu pun masih melekat di tubuhnya. Dari semenjak kejadian di kantin echa tidak ada berhentinya mengingat kejadian itu khususnya ucapan yang di lontarkan alvaro.

"gue gak suka ada orang baru, apalagi orang barunya kayak luh cewek cupu"

Ucapan itu masih terngiyang di fikiran echa, Apa seburuk itukah dia di mata alvaro sehingga alvaro dengan mudahnya melontarkan ucapan itu dan membuat fikiran echa selalu mengingatnya.

"Apa yang harus echa lakukan? Apkah echa harus meminta maaf kepadanya karna echa yang telah merusak mood alvaro menjadi buruk? " -batin echa

"Arghhhhhhh" echa frustasi dan sangat bersalah sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Kalau aku minta maaf, pasti alvaro tidak akan memaafkan ku. Aku harus membawa sesuatu supaya alvaro bisa memaafkanku" -batin echa dengan penuh keyakinan.

***
Suara alarm jam weker telah berbunyi di samping tempat tidur gadis yang masih terlelap. Dengan terpaksanya gadi itu bangun, yappp siapa lagi kalau buka echa. Ia sengaja mengatur jam nya agar lebih cepat bangun dari biasanya karna echa akan memasak nasi goreng sosis untuk alvaro sebagai tanda maaf yang echa berikan kepada alvaro, Echa berharap alvaro menyukai masakannya.
"Kamu lagi apa sayang ini masih jam 5 pagi" jawab mamah echa yang tiba-tiba datang."Echa lagi bikin nasi goreng mah untuk saparab sekaligus mau echa bawa ke sekolah" jawab echa dengan sedikit ragu. Karna yang mamahnya tau echa dari kecil tidak pernah suka untuk membawa bekal ke sekolah.
"Tumben bawa bekal biasanya kalau mamah kasih kamu gak pernah ingin bawa karna alesan ribet?" tanya mamah echa sudah mulai curiga.
"Heheh sekaranf echa lagi pengen bawa mah gak apa-apa kan?" jawab echa setengah berbohong.
"yasudah tidak apa-apa" jawab mamah echa mengalah untuk tidak ingin tau urusannya anaknya jika msih sebatas wajar.
.
.
.
.
.
Tibalah echa di sekolah sambil membawa tas jinjing yang berisi nasi goreng buatannya untuk di berikan kepada alvaro. Saat echa tiba di kelas suasana kelas masih sepi karna echa sengaja datang lebih awal untuk menyimpah bekalnya di kolong meja alvaro besarta surat yang ia simpan. Setelah selesai menyimpan bekalnya echa kembali ke tempat dudukunya, tak lama dari itu sedikit demi sedikit banyak banyak siswa/i yang masuk ke kelasnya terutama sahabatnya itu.
"Hay echa" sapa fitri dengan baik
"hay juga" jawab echa seperti biasanya
"luh datang jam berapa cha? Kok luh udah siap-siap ajah buka buku padahal bel nya masih 15 menit lagih" tanya fitri mulai curiga
"eummmm.. Sep-erti biasa" jawab echa kikuk
"oh yaudah" jawab fitri kembali walaupun dia mempunya rasa ingin tahu kenapa echa menjawab pertanyaan dengan ragu tapi ia urungkan karna menurut fitri tidak ingin menambah fikiran echa karna maslah kemarin pun echa masih melamun dan tidak seceria biasanya.
Tibalah seseorang yang sangat di nanti echa,yappp siapa lagi kalau bukam alvaro,tapi perasaan echa mulai tidak enak ia takut alvaro tidak menyukai bekalnya echapun segera menunduk dan tidak akan pernah melihat ke alvaro karna ia takut alvaro memarahinya kembali.

Di sisi lain saat alvaro akan memasuki tasnya kedalam kolong meja tapi tidak bisa seperti ada barang lain di kolong meja. Padahal perasaan alvaro dia tidak pernah menyimpan apapun di kolong meja. Karna ia penasaran alvaro pun sedikit menundukan kepala dan tubuhnya untuk melihat barang apa yang ada di kolong, Mata alvaro pun tertuju pada kantong berwarna hitam ia pun segera mengambilnya dan rasa penasaran pun semakin memuncak alvaro segera membukanya saat di buka terdapat kotak bekal berwarna hijau dan sebuah surat di atasnya.
"Alay banget sih segala surat-suratan" -batin alvaro
Saat di buka suratnya alvaro pun dengan serius membaca isi di suratnya.

To: Alvaro putra
"Aku ingin meminta maaf atas kejadian kemarin karna gara-garaku membuat kamu malu di depan teman-temanmu. Dan semoga kamu mau memaafkanku dan menyukai bekal buatanku."
-cewek cupu-_-

Setelah membaca surat tersebut pandangan alvaro langsung tertuju pada echa yang wajah nya masih menunduk. Tiba-tiba bibir alvaro terangkat dan menunjukan senyuman yang begitu menawan walaupun senyumnya tidak lama cuman beberapa detik surat yang echa kasih pun langsung ia masukan ke saku celananya makanan yang echa kasih pun juga di msukan ke dalam tas nya.

***
Bel istirahat pun berbunyi dan semua siswa siswipun berhamburan menuju kantin termasuk dua sahabat ini ech dan fitri. Saat tiba di kantin dan ingin duduk ikuy bersama teman-teman geren selaku pacarnya tapi echa segera menolaknya.
"fitri, aku mohon kita jangan ikut gabung lagi sama mereka ya" ucap echa dengan memohon dan langsung di anggki oleh fitri
"yuaudah gapapa gw ngerti kita duduk di depan nya aja ya?" jawab fitri sambil bersaran pilihan tempat duduknya
"hem" jawab echa berdeham sambil mengangguk
Saat echa dan fitri duduk di tempatnya,tiba-tiba geren mengahmpiri mereka.
"Kok gk gabung?, Gabung aja yukk" tanya geren sambil mengajakn echa dan fitri untuk bergabung seperti kemarin
"Gak deh yang,, echa masih mikirin masalah kemarin lebih baik aku sama echa duduk di sini aja" jawab fitri sambil menolak dengan baik
"yaudah deh gapapa, aku balik lagi ke sana ya sayang" jawab geren dengan pasrah
"yaudah sanah" jawab fitri sambio tersenyum
Sedari tadi echa masih enggak untuk menegakan kepalanya karna posisi echa duduk sekarang tepat pada hadapan alvaro langsung.
"Mungkin alvaro gak suka makanannya sehingga dia makan di kantin" -batin echa.

Di tempat yang berbeda alvaro memilih makan makanan di kantin ia berniat akan memakan makanan yang echa kasih di rumah karna jika ia membawa bekal pasti ia akan tertawai dan jika ia jujur siapa yang memberi makanan tersebut adalah echa, dia akan merasa sangat malu karan telah di beri bekal dari cewek cupu di sekolah.








Jangan lupa vote, dan komentarnya ya..
Maaf kalau gak suka sama ceritanya dan kebanyakan typo juga. Mohom di maklum masih pemula.
-dindaazzahrafadillah❤

ECHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang