Part 38

774 19 2
                                    

Tap 🌟 dulu ya!
Love you :*
.
.
.

Pagi hari yang cerah ini belum bisa membangunkan cewek yang berada dibalik selimutnya.Ia masih saja berbalut selimut tanpa pergerakan sedikitpun.

"Stef! Bangun!",teriak cowok bertubuh jangkung sambil menggebrak-gebrak pintu kamar.

Namun tak kunjung ada jawaban dari seseorang didalam.Cowok itu pun akhirnya masuk dan menyibakkan selimut yang menutupi cewek berambut ombre itu.

"Woi! Bangun Lo! Jam berapa ini!",Steven geram melihat adiknya satu ini sangat sulit sekali dibangunkan ketika pagi hari.

"Arghh bentar 5 menit deh",erang Steffi menarik selimutnya kembali.

"Iqbaal udah dibawah bloon!",teriak Steven yang membuat bising dikamar itu.

"Seriusan Lo!?",tanya Steffi mendelik.

"Serah Lo!",ujar Steven kesal dan meninggalkan Steffi.

Tanpa babibu Steffi berlari kearah kamar mandi.Ritual paginya kali ini hanya berjalan 15 menit dan dengan cepat ia menyisir rambut dan sedikit memoles wajahnya.

Dirasa sudah cukup, ia menyambar tas selempangnya dan turun kebawah.Steffi sedikit berlari menuruni anak tangga dan tanpa ia sadari waktu hendak sampai di lantai terakhir kakinya terpeleset dan Brakk.

Gadis itupun terjatuh dan spontan ia teriak mengaduhkan pantat yang bercium mesra dengan lantai.Membuat dua lelaki yang tengah asik menonton televisi dan berbincang-bincang menoleh ke arah tangga.

"Steffi!"pekik Iqbaal keras dan berlari menghampiri Steffi.Sang empu hanya meringis kesakitan menunggu pertolongan dari orang lain.

"Kok bisa sih? Makanya kalo turun gausah lari kenapa sih? Aku masih setia nunggu kamu",ujar Iqbaal menggendong tubuh Steffi berjalan ke ruang tengah.Di ruang tengah terlihat Steven sedang tertawa terbahak-bahak melihat adiknya terjatuh.

"Rasain kan Lo! Hahahahahaha",ejek Steven yang masih tertawa terpingkal-pingkal.

"Abang lucknut!!! Adenya jatoh ga ditolongin diketawain",umpatnya sambil mengerucutkan bibir.

"Udah udah ,gimana apa yg sakit?",tanya Iqbaal melerai keduanya.

"Pantat aku sakit banget",rengeknya sambil mengelus-ngelus tubuh bagian belakangnya itu.

"Mau ke rumah sakit sekarang?",Iqbaal menawarkan.

"Gausah cuma kepleset doang paling ntaran udah lumayan",tolak Steffi halus.

"Bisa ngampus ga? Kalo engga gapapa dirumah istirahat",tutur Iqbaal menatap manik mata Steffi.

"Ah ga sampe selebay itu kok ,yuk!",Ajak Steffi dan bangkit dari sofa.

Iqbaal dan Steffi berjalan beriringan menuju mobil yang terparkir di depan.

"Stev gue berangkat!"teriak Steffi yang masih kesal pada Steven.Ia Steffi sengaja memanggil Steven tanpa embel embel 'abang' setiap Steffi dibuat kesal oleh Steven.

"Adek gatau diuntung Lo,kurang ajar sama abang sendiri kualat syukur deh Lo",omel Steven sambil melempar snack ke arah Steffi.

"Bodo!",menggandeng tangan Iqbaal untuk segera keluar.

"Bang duluan!",pekik Iqbaal yang pasrah tangannya ditarik oleh Steffi.

Dimobil hanya ada suara alunan musik yang mengalun di tip mobil Iqbaal.Mereka sibuk masing-masing.Iqbaal fokus menyetir sedangkan Steffi sibuk melihat-lihat jalan dijendela luar.

My Love EternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang