'Selamat pagi' sapa Suho yang bertemu Irene di lobby
'Pagi'
'Bagaimana tadi malam mimpiin ruangan saya?' ganggu Suho, Irene benar benar berhenti berjalan. Dia sangat benci dengan dirinya sendiri, dan bercandaan itu.
'Pagi pak Suho, maaf paginya sudah diganggu dengan meeting' ucap pria yang terlihat lebih tua dari Suho namun masih terlihat tampan
'Pagi pak Donghae, tenang saja. Saya sudah biasa bangun pagi' canda Suho
'Sekertaris baru pak?' tanya Donghae saat melihat keberadaan Irene
'Iya, yang lama tidak ingin melanjutkan kontraknya'
'Yang sekarang cantik sekali' kalimat Donghae membuat Suho menatapnya sebentar dan tertawa
'Hahaha, kalau begitu bisa kita mulai saja?' Mereka pun memulai meeting mereka, setelah kurang lebih 45 menit, Donghae meninggalkan ruang meeting.
'Konsep untuk acara akhir tahun sudah selesai?' tanya Suho saat Irene berdiri di belakangnya
'Sudah pak, laporannya juga sudah jadi' Suho agak kaget mendengar Irene yang sangat cepat dalam berkerja
'Kalau begitu saya tunggu hari ini, sekalian dengan laporan meeting tadi. Berapa jam yang kamu perlukan? 2 jam? 3 jam?'
'15 menit pak. Saya hanya perlu nge print laporan meeting hari ini. Laporan konsep kemarin udah ada di meja saya. Kalau begitu saya duluan' ucap Irene lalu membungkukan badannya dan mendahului Suho. Suho hanya tersenyum melihat kelakuan Irene
Dia memang berbeda dari yang lain.
--
'Ini laporan untuk konsep akhir tahun, dan ini laporan meeting tadi pak' Irene memberikan 2 dokumen kepada Suho, dan Suho mulai membuka dokumen tentang acara akhir tahun
'Dua tempat? Kamu yakin ini nggak akan susah aturnya?'
'Nggak pak, tempat di luar dibuka sekitar 1 jam sebelum Tahun Baru, jadi semua tetap akan fokus di dalam ruangan pak'
'Sponsor dan EO nya bagaimana?'
'Kemarin saya sudah menelfon semua sponsor dan event organizer, mereka semua sudah mengiyakan jadi setelah bapak bilang iya maka semua langsung dimulai persiapannya pak'
'Baiklah, saya suka konsepnya. Tapi tolong tambahkan dress code, saya nggak mau melihat banyak warna nanti, pusing yang ada'
'Ada saran warna pak?'
'Menurut kamu yang bagus warna apa?'
'Hitam kayanya bagus pak'
'Yaudah, Dress code nya hitam'
'Baik pak, kalau begitu saya keluar dulu'
'Irene'
Panggilan itu, Irene sudah was was, apalagi yang akan Suho perbuat
'Iya pak?'
'Sudah makan?'
Eh? Kenapa tiba tiba nanyain soal makanan? Kalo gue jawab belum nanti diajakin makan lagi yang ada
'Sudah pak tadi'
Toh kalau setelah ini gue langsung ke kafetaria juga dia gaakan tau kan? Kata sekertaris lain aja dia yang paling jarang ke kafetaria
'Oh, Yasudah kalau begitu' Suho kembali melihat dokumen yang ada di mejanya dan Irene keluar dari ruangannya
Irene yang merasa lapar akhirnya tidak kuat dan menuju kafetaria. Dia mengantri bersama puluhan karyawan lainnya, sialnya dia berada di antrian terakhir. Walaupun makanannya tidak akan habis, tapi dia akan mendapat makanannya paling lama di antara yang lainnya
'Katanya sudah makan?' bisik seseorang dari belakang Irene, dia terkaget lalu melihat sosok Suho yang berdiri di belakangnya. Juga semua karyawan yang kaget melihat CEO nya antri untuk mengambil makan
'Bapak ngapain kesini?' tanya Irene yang masih kaget campur tidak percaya
'Saya memang sudah mau kesini tadi, makanya saya tanya kamu udah makan atau belum. Saya mau nanya makanan yang enak disini apa' Ucap Suho sambil menolak beberapa karyawan yang menyuruhnya maju duluan
'Kok bapak tumben mau makan di kafetaria? saya dengar dari yang lain bapak paling jarang makan disini' ucap Irene sambil mengambil beberapa bola baso berwarna coklat kedalam sup nya
'Saya lagi malas keluar, jadi saya mau cari makan di sin-
'Jangan ambil yang itu!' Seru Irene saat melihat Suho ikut mengambil hal yang sama seperti dirinya
'Ini ada udangnya, makan yang ini saja' Irene mengambilkan baso yang berwarna putih, sepertinya itu ayam
Dia masih ingat tentang alergi ku ternyata
Suho tersenyum melihat reflek Irene, dulu juga itu urusan Irene untuk memilihkannya makanan
'Kenapa kamu berbohong tadi? bilangnya sudah makan' Suho melanjutkan percakapannya sambil mereka berjalan untuk mengambil lauknya
'Saya kira bapak mau ajak saya makan di luar, jadi saya bilang saja sudah- Itu tempura! jangan ambil itu' lagi lagi omongan Irene terputus karena Suho yang masih reflek mengambil semua lauk yang Irene ambil
Mereka sampai di bagian makanan kecil
'Bapak mau kimbap?'
(Kimbap: makanan Korea Selatan serupa sushi berupa nasi gulung yang diberikan rumput laut dan lauk di dalamnya)
'Boleh.' jawab Suho, Irene mengambil beberapa kimbap dari nya dan melihat isinya sebentar. Lalu dia memanggil salah satu pelayan nya
'Saya bisa minta buatkan kimbap tanpa timun? dan tolong hilangkan udangnya juga' pinta Irene ramah sambil tersenyum.
Suho ikut tersenyum melihatnya, beberapa karyawan wanita yang sedari tadi memperhatikan Suho pun ikut tersenyum. Mungkin itu senyum termanis yang pernah Suho lakukan. Setelah kimbap yang Irene pinta jadi, dia langsung menaruhnya diatas piring Suho, dan berjalan mencari tempat duduk
'Dia bukannya sekertaris baru? aku memberi nilai tambahan untuk keberaniannya menaruh makanan pada piring pak Suho tanpa berpikir dahulu' ucap salah satu karyawan
..
'Makanan disini enak juga rasanya' ucap Suho saat mencoba makanan kafetaria untuk yang pertama kalinya
'Dan disini tempat favorit saya pak'
'Kenapa?'
'Pekerjaan saya dari dulu kan memang sudah menjadi sekertaris, jadi saya harus siap setiap saat. Kalau saya aja lagi diluar, bisa bisa kerjaan langsung numpuk' jawab Irene
'Kamu kaya gini dari kapan?'
'Dari 4 tahun yang lalu pak' Irene baru tersadar dengan apa yang dia ucapkan. Melihat Suho yang sedang memegang sumpit di depannya pun ikut terdiam
4 Tahun yang lalu, kejadian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Ex
FanfictionSiapa sangka Kim Suho, CEO muda yang di idamkan semua wanita malah menjadi orang yang paling Bae Irene hindari, dalam usaha Irene men "sensor" seorang Kim Suho dari dalam hidupnya, dengan menyibukkan dirinya sampai dipuji habis habisan oleh atasanny...