19 - Hubungan Rahasia?

5.7K 477 67
                                    

'Suho, lebih baik kamu nggak usah ikut campur' tutur Naeun melihat genggaman tangan Suho yang sangat erat pada tangan Irene

'Dia sekertaris gue. Secara teknis gue yang lebih berhak buat negur dia di banding lo. Dan gue nggak pernah negur bawahan gue tentang masalah pribadi. Nggak etis' sindir Suho             

'Tadi kamu yang umbar masalah pribadi'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Tadi kamu yang umbar masalah pribadi'

'Karena lo duluan yang tiba tiba ngelabrak Irene didepan karyawan, marah marahin dan bahas masalah pribadi. Sampe panggil dia cewe digilir. Etis nggak menurut lo? Terus sekarang lo bilang gue yang umbar duluan?' Irene sudah menunduk malu. Semua mata tertuju kepadanya dan Suho tidak mau melepaskan tangannya

Suho melihat ke arah belakang Naeun, terdapat Yeri dan sekertaris lainnya yang memberi kode kondisi Irene yang menunduk. Suho menghela nafas panjang. Sebenarnya dia masih ingin melawan Naeun, tapi dia juga tidak bisa melanjutkan karena Irene sudah sangat malu

'Saya nggak mau kejadian ini terjadi lagi. Kamu, urus pekerjaan kamu. Saya urus pekerjaan saya dan bawahan saya. Kita urus masalah masing masing, karena disini kamu cuma partner kerja saya. Tidak lebih, dan tidak akan pernah lebih dari itu.'

Suho langsung meninggalkan lobby tanpa melepaskan genggaman tangannya dengan Irene karyawan lain ikut bubar dari kerumunan satu persatu dan menunggu kendaraan yang akan mengangkut mereka

Sementara Suho langsung masuk ke mobil tanpa membalas sapaan karyawan lain. Tidak lupa membukakan pintu untuk Irene lalu menuju tempat supir karena dia yang akan membawa mobilnya sendiri

'Saya ngelakuin hal yang benar kan?' Tanya Suho sepertinya untuk dirinya sendiri namun terdengar jelas oleh Irene yang duduk disebelahnya

'Makasih' Suho sadar dari lamunannya, menengok ke arah Irene yang menunduk. Masih mencoba menenangkan dirinya sendiri. Mungkin persoalan tadi bukan hal besar untuk Suho, dia pemilik perusahaan itu, berbeda dengan Irene. Dia hanya sekertaris biasa yang masih sering berkumpul jika para karyawan ingin makan malam bersama.

'Kamu nggak papa?' Suho langsung khawatir melihat Irene yang terlihat lesu

'Saya takut pak. Kalau karyawan lain mulai ngomongin saya, bilang saya bisa dapet jabatan ini karena saya punya hubungan khusus sama bapak. Bagaimana kalo mulai dari hari ini, mereka memperlakukan saya dengan sikap baru? Mereka lebih was was sama saya? Malahan kalau mereka menjauh karena takut saya kasih tau apapun ke bapak?' Irene meluapkan segalanya, kekhawatiran yang dari tadi dia pikirkan. Suaranya terdengar panik, namun dia tidak menangis. Irene tahu, masalah seperti ini tidak akan selesai dengan tangisan

Suho membenarkan posisinya menghadap Irene, mengambil tangan kanannya dan menggenggamnnya erat

'Irene lihat saya' Irene menuruti perintah bosnya, walau masih ragu ragu apa dia harus melihat Suho atau tidak, namun dia memilih melihat mata bosnya itu. Benar saja, hanya dengan melihat Suho, kekhawatirannya perlahan hilang

My Boss My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang