13 - 4 Tahun Yang Lalu

5.9K 454 13
                                    

'Irene...' Panggil seseorang ragu ragu, dia tidak tahu harus apa. Suho menggunakan turtleneck hitam polos dengan celana panjang berwarna hijau tua dilipat tidak lupa ransel nya yang hanya dia pegang di bahu kanannya

'Iya?' jawab perempuan yang menggunakan sweater dress panjang warna kulit dan tas selempang berwarna putih nya. Dengan rambut yang dikuncir berantakan dan make up tipis, Irene menatap Suho yang terlihat aneh sekarang

'Lo.. Suka nggak sama gue?' Irene menatap Suho beberapa saat sebelum dia tertawa

'Pertanyaan macam apa itu? hahaha'

'Gue serius Rene'

'Gue juga serius Ho, emangnya kenapa?'

'Hmm..' Suho kembali memainkan sepatunya sambil memasukan satu tangannya ke saku celana

'Kalo lo masih mikir, besok aja ya ngomongnya. Gue masih ada banyak tugas. Bye!' Irene memutar badannya

'Eh.. Iya iya' Suho berdiri di depan Irene agar dia tidak bisa kemana mana, Irene menyilangkan tangannya dan menatap Suho menunggu apa yang ingin dia bicarakan

'Jadi gini Rene..' Suho menarik nafas dalam dalam, ekspresi gugupnya semakin terlihat tapi tidak mengurangi sedikitpun ketampanannya. Diliriknya Irene yang masih melihatnya, dia memutuskan untuk menutup matanya

'Kita kan udah kenal dari semester pertama, awal awalnya gue nggak punya niat buat kenal sama lo, tapi ternyata kita kenal terus kita deket sampe sekarang. Selama kita temenan juga gue nggak punya pikiran untuk angep lo lebih, tapi semakin kesini gue semakin ngerasa aneh sama diri gue. Setiap hari gue mikirin lo terus, nggak malem, nggak siang. Gue kesel kalo kita nggak sekelas, gue nggak suka ngeliat lo deket sama senior atau sama temen cowo lo, ya walaupun gue tau gue nggak ada hak buat ngelarang lo tapi gue nggak suka liatnya. Akhirnya gue coba mikir ada apa sama gue, ternyata gue suka sama lo. Tapi gue cuma bisa pendam sampai semester 4, semakin kesini semakin banyak yang deketin lo. Gue tau ini juga aneh menurut lo karena sahabat lo kaya gini tapi daripada gue diduluin sama yang lain jadinya gue ambil keputusan kalau-'

'Lo mau gue jadi pacar lo?' Potong Irene merasa sudah mendapat benang merah dari penjelasan super ribet dari Suho. Diliat dari wajah Suho yang langsung berubah, sepertinya Irene benar

'Lo mau ngomong gitu kan?' Suho akhirnya tersadar dari lamunannya dan mengangguk pelan

'Yaudah kalo itu mau lo' Lagi lagi Suho bingung dengan jawaban Irene. Apa artinya?

'Maksudnya?' tanya Suho memastikan

'Ya gue mau jadi pacar lo' balas Irene santai, sementara reaksi Suho berbanding terbalik, dia sudah mengambil ancang ancang untuk teriak, tapi Irene dengan sigap langsung menutup mulutnya

'Lo teriak, gue tarik omongan gue' ancam Irene. Suho langsung menahan dirinya yang kelewat senang itu

'Yaudah, ayo pulang' Suho tersenyum girang sambil mengulurkan tangannya, Irene bingung melihat uluran tangan Suho yang mengambang tepat didepannya

'Kan udah pacaran, masa gue nggak boleh megang tangan pacar sendiri?' ucap Suho, Irene hanya tertawa dan membalas uluran tangan Suho. Mereka menuju parkiran kampus dengan berpegangan tangan, tidak peduli berapa pasang mata melihat mereka sampai berhenti berjalan. Bagaimana tidak, Pangeran dan Dewi kampus berjalan bersama, berpegangan tangan pula. Bayangkan sebanyak apa hati yang akan sakit kalau hubungan mereka sudah diketahui

-

'Mau kemana?' tanya Suho setelah mereka sudah berada di dalam mobil

'Lo maunya kemana?' tanya Irene balik

My Boss My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang