Nayla POV
lo yakin Nay bakalan ngelakuin itu? Tanya Mila ragu
Aku mengangguk yakin. Aku gak punya pilihan lain Mil, aku harus menyatakan perasaanku pada kak Zafran, aku takut ini bakalan jadi bumerang buat diri aku sendiri jika harus memendamnya lebih lama lagi. Ucapku dengan tatapan sendu
Terus kapan lo mau ngungkapin perasaan lo ke dia? Sahut Syita, sembari memutar kursinya mengarah padaku.
Minggu depan. Ucapku dengan mata berbinar
Syita mengernyitkan dahinya seolah mengatakan kenapa harus minggu depan?
Aku yang mengerti raut wajahnya pun tersenyum simpul
Soalnya minggu depan adalah momen yang paling pas. Kak Zafran lulus dari SMA, dan hari itu dia ulang tahun. Aku ingin menembaknya di hari spesialnya.
Syita mengangguk tanda mengerti.
Kalo gitu kita bakalan bantuin lo Nay, kita berharap perasaan lo bakalan berbalas manis sama kak Zafran. Syita mengucapkan itu dengan mata berkaca-kaca. Bagaimana tidak, dia dan Mila mengetahui persis bagaimana aku memendam rasa pada Kak Zafran.
Sekilas tentang Zafran*
cowok ganteng beralis tebal yang mempunyai senyum memikat. Dia tidak terlalu tinggi seperti kebanyakan cowok ideal lainnya, namun hal itu tidak mengurangi pesonanya karna buktinya dia masuk dalam jajaran idola para siswi di SMA TUNAS BANGSA mulai dari junior hingga seangkatannya. Tak hanya fisik, dia juga mempunyai segudang prestasi, aktif di beberapa organisasi seperti OSIS,PMR, KARATE, KIR hingga organisasi kerohanian yang diadakan setiap hari jum'at disekolah kami. Dia juga jago bahasa inggris, tiap tahun pasti dia yang di utus buat ngewakilin sekolah bersama dua orang siswa lainnya untuk mengikuti lomba debat bahasa inggris. Di kelasnya, dia bintangnya. Bagaimana dengan perilakunya?
Sikapnya yang ramah dan lembut terhadap setiap orang, baik itu teman atau pun orang yang baru dia temui membuat siapa saja akan simpati padanya. Tutur katanya yang lembut serta senyum yang tak pernah lepas terukir di wajah gantengnya menambah nilai plus-plus baginya. Dan hal yang paling penting ialah, dia tidak pernah sekalipun terlihat dekat dengan gadis manapun di sekolah, kecuali mereka yang mencuri-curi perhatian padanya. Hal ini membuat rasa kagum ku padanya berubah menjadi suka, atau bahkan cinta. Ya, aku jatuh cinta pada sosok laki-laki berkulit putih dan memiliki bahu yang lebar itu. Perhatiannya padaku yang ku anggap tak biasa menumbuhkan gejolak aneh dalam jiwaku.
Setiap kali berhadapan dengannya, aku tak bisa mengendalikan diriku. Wajah yang memerah akibat blushing, serta gemuru jantung bak suara petir yang seakan-akan membrontrak ingin lepas dari tubuhku. Aku gugup berada di dekatnya, sikapku yang sedikit cerewet dan manja akan berubah 180 derajat menjadi pendiam dan pemalu.
Kedua temanku Mila dan Syita, terkadang terkekeh sendiri melihat ke konyolanku tiap kali berpapasan dengan kak Zafran. Pernah suatu ketika aku berjalan di area lapangan basket menuju ke ruangan UKS untuk mengambil obat merah. Aku berjalan agak menunduk karena cuaca hari itu sangat panas padahal baru sekitar jam 10. Tiba-tiba ada suara teriakan dari arah belakang yang mengucapkan
"Awassssss.....!"
Belum sempat aku menoleh tiba-tiba brukk...Aku terjatuh akibat tubrukan bola basket yang mengenai kepalaku. Sakit, perih, dan seperti ada benjolan bola kasti yang tumbuh di kepala bagian kananku padahal itu hanyalah perasaanku saja saking sakitnya lemparan bola berat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreaker
Romance"Zafran Hidayatullah nama yang tak pernah absen dari lisanku, seperti halnya dzikir dan sholawat yang menenangkan jiwa, namamu selalu punya andil dalam untaian do'aku. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu ada, yang ku tahu rasa ini tumbuh subur dalam r...