Part 6

78 4 0
                                    


Semilir angin malam menembus pori-pori tubuhku menciptakan sensasi sejuk luar biasa. Aku duduk di sebuah bangku berukuran sedang, di taman yang telah ku sulap seromantis mungkin khusus untuk malam ini. Bahkan kerlap-kerlip bintang pun se akan ikut mendukung ikhtiar cintaku. Lama aku berpikir tentang semua kemungkinan yang akan terjadi hingga menyeretku kembali ke alur mundur beberapa waktu yang lalu.

" Nayla, aku menyukaimu"

Kata-kata itu terus terngiang dalam pikiranku. Malam ini aku mengabaikan perasaan dari orang yang menyukaiku, apakah malam ini perasaanku juga akan diabaikan oleh orang yang aku sukai?

Kegiatan lamunanku terhenti saat HP yang berada digenggamanku bergetar menandakan ada pesan yang masuk.

Kak Zafran

Maaf ya aku agak tellat bannya bocor, tapi udah aku tambal kok and sekarang udah mau jalan lagi. Tungguin yah....😊

" Stop Nayla, loe harus fokus sama tujuan loe malam ini. Jangan pikir macem-macem." ucapku dengan menghembuskan napas berat, kegugupan maha dahsyat kembali menerpaku.

30 menit berlalu, tak ada tanda-tanda seseorang akan datang hanya angin malam yang semakin lihai menari-nari dibalik rindangnya pepohonan. Apa dia tidak jadi datang? Kenapa dia tidak mengabariku? Atau sesuatu yang buruk telah terjadi? Pertanyaan demi pertanyaan terus menggeorogoti pikiranku, kegugupan yang tadi kurasakan berubah menjadi rasa cemas yang luar biasa. Baru saja aku ingin beranjak dari tempat duduk ku tiba-tiba HP ku berdering.

" Halo Nay, loe cepetan ke rumah sakit Cempaka yah sekarang!" ucap seseorang diseberang sana

" Halo, ini siapa? Ada apa?"

"Gak ada waktu buat ngejelasinnya, mending loe kesini sekarang juga. Kak Zafran kecelakaan!"

Sambungan telephone terputus. Tubuhku bergetar hebat, butiran air bening sukses menyapu bersih blash on yang hinggap di kedua pipiku. Dengan sigap ku tarik paksa tubuh rapuhku ini. Ku kumpulkan segala kekuatanku yang masih tersisa agar bisa sampai ke rumah sakit dengan segera.

15 menit waktu yang harus ku tempuh hingga dapat berada di ruangan serba putih ini. Pandanganku gusar, pikiranku kacau tak tahu harus melangkah kemana ku coba sekuat mungkin untuk menahan isak tangisku hingga aku merasa ada sebuah tangan menahan lengan kanan ku.

"Nayla akhirnya loe datang juga"

" Syita, kak...kak Zafran ucapku terbata karna sudah tak mampu lagi membendung air mata ku.

" udah jangan nangis lagi yah, loe mau ketemu kak Zafran kan? Sini aku antar." ucap syita kemudian menyeka air mata ku.

Syita merangkul tubuhku seakan menguatkanku menuju ke ruangan yang bertuliskan ICU.

" yaa Allah separah ini kah kondisinya?"gumamku lirih.

"yang sabar yah Nay, in syaa Allah kak Zafran bakalan baik-baik aja." ujar Mila yang tak kusadari keberadaannya.

"sebenarnya apa yang terjadi?" tanyaku purau

"Tadi Zafran di tabrak mobil dari arah yang berlawanan, sepertinya mobil itu ugal-ugalan hingga Zafran gak bisa menghindar dan terjadilah kecelakaan itu." Ucap kak Doni

Mendengar penuturan kak Doni hatiku terasa semakin sesak , panas dan perih. Air mata yang tadinya dapat ku bendung kini kembali luruh.

ini semua salahku, andai aku tidak mengajaknya bertemu di taman, andai aku langsung menyuruhnya pulang saat dia mengabariku kalau ban motornya bocor, andai....

"sudahlah Nayla berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Ini bukan salahmu atau salah siapa-siapa. Ini sudah takdir dari yang di Atas." Kata Syita menyela ucapanku.

HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang