Part 2

73 6 0
                                    

Flashback ~

Ku dengar sayup-sayup suara seseorang memanggil namaku. Tapi tak ada satu pun orang disini, semakin lama suara itu semakin keras dan nyaring ditelingaku. Aku mulai mengenali suara itu, hingga...

Nayla....bangun sayang, ini udah jam berapa kamu gak pergi ke sekolah???

"Nayla...bangun!!! Yaa Allah gusti, kenapa kok punya anak perawan tidurnya kayak kebo gini sih," ucap mama sembari mengguncang tubuhku.

"Iyya mah, bentar lagi yahhh. 5 menit lagi, nanggung nih lagi mimpi ketemu Jimin." Ujarku dengan membalikkan badan memunggungi mama.

"Astaghfirullahaladzim...sadar kamu Nayla, ini sudah siang kamu bakalan terlambat ke sekolah" kata mama yang mulai geram.

Dengan malas ku kucek ke dua mataku, berusaha melawan kantuk yang masih menguasai diriku.

" kamu tau jam berapa sekarang? Jam 6.45 Nayla." ucap mama dengan suara meninggi

" Apa? Kenapa mama gak bangunin aku dari tadi? Trus kenapa alarmku juga gak bunyi?" Tanya ku dengan suara yang tak kalah tinggi karena terkejut.

" putri mama yang cantik bak Ayu ting ting, mama itu udah bangunin kamu dari tadi. Sampe-sampe mama harus mengambil kunci serep untuk membuka kamar kamu. Dan itu, alarm kamu udah bunyi dari se jam yang lalu." terang mama panjang lebar

Tanpa menunggu penjelasan dari mama lagi, aku langsung menarik tubuhku dari kasur dan seketika meluncur ke kamar mandi.

*****

Ku pacu motorku dengan kecepatan tinggi ku lirik jam tanganku, 3 menit lagi. Yaa Allah ku mohon jangan sampe aku tellat, ucapku cemas.

Sepertinya dewi fortuna masih memihak padaku. Tepat saat aku memasuki gerbang sekolah bel tanda upacara bendera  burbunyi. Ya, hari ini adalah hari senin, setiap siswa maupun guru wajib mengikuti upacara bendera.

Aku berdiri dibarisan siswa kelas X. Hari ini langit begitu cerah, tampak warna biru mendominasi atap tak berujung itu. Ku rasakan keringat bercucuran di sekujur tubuhku, aku merasa mual. Ku tekan perutku yang terasa terbelit, aku lupa tadi aku tidak sempat sarapan. "Apa maag ku kambuh?" Ucapku dalam hati.

Tak ada tanda-tanda upacara akan segera selesai. Kepsek sebagai pembina upacara kali ini menyampaikan pidatonya dengan mengulur-ulur waktu. Terbukti banyak siswa siswi yang mengeluh dan beberapa diantaranya sudah berjatuhan karna pingsan. Hal ini membuat kepalaku ikut berdenyut, kurasakn bibirku bergetar tubuhku lemas.

"Nay, lo baik-baik aja kan? Muka lo pucet." bisik Syita yang ternyata menyadari kondisiku.

Aku hanya menggeleng pelan.

" kalo lo sakit, yaudah gak usah dipaksain. Gue antar ke UKS yah? Tanya nya lagi dengan suara cemas.

Belum sempat aku menoleh ke arahnya tiba-tiba pandangan ku gelap. Aku tak sadarkan diri.

***

Perlahan ku buka kedua mataku, mencoba melebarkan pupil untuk melihat benda disekelilingku. "dimana aku?" tanyaku setelah berhasil mengumpulkan kesadaranku kembali.

" kamu ada di UKS, tadi kamu pingsan." Ucap seseorang dari balik pintu. Mungkin, tadi dia mendengar ucapanku.

Sontak aku terkejut mendengar suaranya, aku pun langsung mengubah posisiku yang tadinya berbaring menjadi duduk di atas ranjang mini yang disediakan khusus untuk orang sakit.

" Kamu udah baikan, atau masih ada yang sakit? Tanyanya dengan melangkah mendekat ke arah ku.

Aku tercengang suaraku serasa tercekat, ingin rasanya aku pingsan kembali untuk menghindari situasi ini. Cowok ini, dia yang kemarin membuat jantungku berdegub tak karuan dan hari ini kejadian itu terulang lagi.

HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang