"PIANNN BAGUN!"
Sudah menjadi kebiasaanku untuk membangunkan makhluk bernama Pian. Bagai orang yang meminum obat tidur, Pian sangat susah untuk bangun pagi.
"Mohon pake banget gue Yan, kali ini aja jangan tidur mati ngapa," sekali lagi Pika coba untuk membangunkan Pian.
"Diem jam beker."
"Bodo amat Yan, pokoknya lima belas menit lagi lo harus udah siap." Jika Pian sudah bersuara, Pika tak perlu risau lagi. Pian bukan tipe manusia yang gemar mengulang tidur.
Pika tinggal di sebelah rumah Pian, mereka sudah bersahabat sejak kecil. Sejak ibunya meninggal, Pian tinggal seorang diri dirumah. Ayahnya kerja diluar kota. Saat itu Pian tak mau di ajak Ayahnya untuk ikut pindah. Dia lebih memilih untuk tetap tinggal dirumah itu seorang diri.
Pian sudah tidak pernah tidur di- ranjangnya. Dia selalu tidur di ruang baca. Tak jarang pika meminta abangnya untuk mengecek apakah Pian tidur dengan nyenyak. Itu penyebab Pian sangat susah bangun pagi. Bagaimana bisa bangun pagi jika lelaki itu baru tidur di jam dua pagi.
Pian datang dengan motor beat hitam kesayangannya. Dia sengaja tak memilih motor sport agar Pika tak kesusahan saat pergi bersamanya.
"Jangan cemberut gitu dong. Udah, cepet naik, ntar telat!"
"Yang bikin telat siapa coba."
"Mie ayam mang aji?" Pian mencoba menggoda Pika dengan makanan favorit mereka di sekolah. "Gak mempan."
"Keju sekotak deh," akhirnya Pian mengeluarkan jurus andalannya.
Wajah Pika yang semula cemberut berubah cemerlang ketika mendengar kata keju. Ya, Pika memang sangat menyukai keju. Sebenarnya Pian selalu menjatahi Pika dalam urusan keju. Hanya satu kotak tiap bulan.
Kini ketika ditawari keju, tentu saja Pika tak dapat menolaknya.
"Nah, itu yang gue tunggu. Permintaan maaf diterima," dengan gaya hormat bak tentara.
Pika dan Pian tiba dengan selamat di sekolah. Mereka tak perlu berurusan dengan Bu Rika sang guru BP.
Saat di kantin mereka melakukan kegiatan rutin yang tiap bulan mereka laksanakan.
"Iyan, jangan liat punya Pika dong. Inikan rahasia, kalo Pian tau ntar jadinya gak seru lagi."
Tiap akhir bulan mereka membuat (wish)untuk di pilih pada awal bulan. Mulanya Pika yang mengajak Pian untuk membuat kaleng (wish) itu. Pian dipaksa oleh gadis itu, tentu saja Pian tak dapat menolaknya.
Agar kaleng (wish) mereka selalu penuh,mereka memiliki jadwal untuk membuatnya.
"Diem deh bawel, gak ada juga yang mau lihat (wish) lo."
"Ih Pian jangan marah-marah, nanti cepet tua," cibir Pika.
"Kalo gua jadi tua gara-gara sering ngomel, orang pertama yang bakal gua salahin elo." Pian membalas dengan dingin perkataan Pika.
"Waduh bahaya nih, macannya muncul. Di tahan-tahan ngapa pak itu macannya," Pika tertawa.
"Gak lucu Pik. Mending cepet selesain (wish)lo, bentar lagi jam istirahat abis."
Saat lonceng tanda jam istirahat telah berakhir mereka telah sampai di dalam kelas. Siang itu Pak Praha menjelaskan materi dimensi tiga dengan semangat. Berbanding terbalik dengan para murid yang mendengarkannya dengan ogah-ogahan. Mereka menantikan bel pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen MBP
Short Story👑Kumpulan Cerpen Member My Beloved Pian dalam rangka anniversary 1st.👑 @penulisrahasia