BAB-9

81.6K 4.9K 51
                                    

Makan malam tiba Eva mengundang Romi karena perintah Papinya.

"Malam om tante"

"Ayok silahkan duduk Eva masih di kamarnya"

Eva terus saja bercermin ia begitu bahagia ia pun keluar dari kamarnya pintu kamar Aluna sedikit terbuka memperlihatkan seorang gadis duduk di kursi roda tengah menatap langit malam.

"Hallo bang kapan abang pulang?"

"....."

"Aku kecelakaan bang aku gak bisa jalan apa abang gak kasian?"

"....."

"Serius?"

"....."

"Ok bye"

Eva mendengar percakapan mereka Aluna yang menyadari itu ia pun langsung berbalik.

"Ngapain lo disini? Udah sana PACAR lo udah nunggu"

Aluna membanting pintunya tepat didepan wajah Eva. Di ruang makan mereka sedang menyantap makan malam sambil berbincang-bincang sedangkan Mami enggan mendengarkan.

"Maaf nyonya nona minta diantarkan makanan oleh nyonya"

"Baiklah, tolong siapkan yah"

"Baik nyonya"

Maid itu menyiapkan makanan untuk Aluna dan di berikan kepada Mami.

"Aku ke kamar Aluna dulu yah Pi"

Kamu duduk di kursi di balkon sambil menyuapi Aluna putri tercintanya.

"Anak-anak Mami bakalan pulang"

"Kapan?"

"Lusa Mi. Kalo aku gak bilang aku kecelakaan mereka gak bakalan pulang aku yakin itu"

"Anak Mami emang pinter"

Setelah selesai makan Mami memberikannya obat lalu Aluna meminumnya.

"Yaudah Mami turun dulu yah"

"Iya Mi"

Mami pergi meninggalkan Aluna. Di ruang tamu Eva dan Romi sedang bercanda gurau.

"Pi anak-anak lusa pulang"

"Mami dapat kabar dari siapa?"

"Aluna Pi dia udah telpon mereka"

"Mama serius?"

"Iya" jawab Mami singkat saat Eva bertanya.

"Aku bakalan kenalin Romi sama mereka"

Aluna hendak mengambil minum di nakasnya karena tidak bisa akhirnya ia menjatuhkan gelasnya.

"Maid..maid tolong bersihin ini ya".

" baik nona"

Aluna kembali membaca Novelnya dan datang Maid yang lain.

"Nona. Nona Eva ingin bertemu"

"Suruh masuk"

Eva dan Romi masuk ke dalam kamar Aluna. Aluna tak memandang sama sekali ia lebih memilih membaca novelnya.

"Ada apa?"

"Gua mau..."

"Mau menyampaikan kabar bahagia kalo Papi setuju sama hubungan kalian"

"Bukan itu"

"Terus apa? Ohh lo mau bilang kalo lo mau kenalin dia sama mereka kan kenalin aja bukan urusan gua"

"Dengerin dulu"

"Apalagi yang harus gua denger? Gua udah muak sama kalian mendingan kalian pergi gua mau istirahat"

Aluna mengusir mereka. Eva menyesal tapi bagaimanapun ia mencintai Romi.

2hari berlalu hari ini adalah hari kedatangan saudara kandung Aluna.

"Aluna ayok kita turun"

"Aku gak Mi pasti ada mereka kan?"

"Emangnya kamu gak mau menyambut kedatangan kakak kamu?"

"Mau Mi tapi aku males ketemu mereka"

"Sayang dengerin Mami. Mami tau kamu marah sama mereka tapi mau sampai kapan kamu diam terus sayang kamu harus tunjukin kalo kamu itu kuat"

"Ok aku turun"

Akhirnya Aluna mau turun. Di ruang tamu sudah ada Eva dan Romi mereka hanya berdua dan sedang bercanda.

"Hmm"

"Aluna"

"Apa?"

"Lo turun?"

"Terpaksa kalo bukan buat nyambut mereka gua males"

"Oh gitu"

"Mi kita tunggu di depan aja yuk udah lama aku gak ke teras depan"

"Kamu tunggu disini Mami mau minum dulu"

"Cepetan yah Mi"

Papi mengambil alih mendorong kursi Aluna.

"Sayang kamu turun?"

"Iya Pi, sebenarnya aku gak mau tapi demi mereka aku turun"

"Papi ngerti ko"

"Udahlah Pi aku males bahas itu"

Aluna keluar meninggalkan mereka setelah Aluna keluar tak lama 2 buah taksi masuk ke halaman rumah. 4 orang pria tampan dengan pakaian casual dan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung mereka. Mereka memperhatikannya gadis yang berada di kursi roda itu dengan tangan di jips dan kening di perban.

"Waalaikumsalam"

"Eh Mami Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Welcome back too home"

"Apa separah itu kecelakaannya Mi?"

"Seperti yang kalian liat"

"Ceroboh"

Aluna tau dia pasti akan di sebut ceroboh oleh kakaknya itu.

"Oh iya kita bawa oleh-oleh buat kamu"

"Buat aku mana bang?"

"Kita gak lupa ko sama kamu. Itu siapa Eva pacar kamu?"

"Iya bang dia PACAR Eva, masuk yuk bang"

Romi mengelus punggung Eva memberikan kekuatan.

"Sebenarnya kita terpaksa pulang kalo bukan dia kecelakaan"

"Tega kalian" pura-pura sedih

"Disana kita tuh banyak kerjaan yang harus di urus"

"Yaudah kalian balik lagi aja sana"

"Yakin?"

"Kalo kalin tega tinggalin adik manis kalian ini"

"Kenapa gak?"

"Ihh nyebelin"

Mereka tertawa ketika melihat muka marah Aluna yang persis anak kecil. Tiba-tiba saja tenggorokannya terasa panas ia pun kembali memuntahkan darah hingga membuat semua orang panik.

"Alunaaa"

"Sakit Pi" Aluna mencengkram bajunya cukup kuat hingga ia meringis kesakitan karena dadanya kembali terasa sakit.

CINTA DUDA KERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang