BAB-38

46.4K 2.1K 8
                                    

Yusuf Baru saja sampai di rumah mikik orang tua Aluna, ia turun dari dalam mobilnya dengan perasaan bahagia.

"Assalamualaikum"

Yusuf mengucapkan salam dan mengetuk pintu rumah orang tua Aluna.

"Waalaikumsalam"

Ternyata Mami yang membukakan pintu untuk Yusuf, Yusuf menyalami tangan mertuanya itu.

"Aluna ada gak Mi?"

"Masuk dulu!"

Yusuf masuk kedalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu, Mami ikut duduk.

"Aluna lagi keluar sama anak kalian, ada perlu apa suf?"

"Sebenarnya tujuan aku kesini mau menyelesaikan masalah dengan Aluna Mi"

"Percuma suf, Mami udah bujuk Aluna tapi Aluna gak mau sia tetap mau bercerai sama kamu suf. Ini surat cerainya yang sudah di tanda tangan Aluna"

Sekarang rumah tangganya di ambang kehancuran karena ulahnya sendiri, ia menerimanya namun tidak dengan surat perceraian yang diinginkan Aluna.

"Aku bakalan pertahanin rumah tangga ini"

"Apa yang kamu mau pertahanin? Aluna udah gak mau sama laki-laki yang udah hianatin dia"

"Papi!"

"Sebaiknya kamu pergi dari sini, saya gak mau liat muka kamu lagi"

Papi mengusir Yusuf untuk pergi dari rumahnya, Namun Yusuf sepertinya tidak ingin pergi.

"Maaf pi, aku bakalan tunggu Aluna sampai dia pulang"

"Kamu Gak ngerti yah kalo Aluna gak mau ketemu sama kamu lagi, mendingan kamu pergi temuin selingkuhan kamu"

Papi mendorong tubuh Yusuf untuk keluar dari rumahnya, lalu menutup pintunya di depan wajah Yusuf.

"Pi, buka pintunya pi!!!"

Yusuf menggedor-gedor pintunya tapi tidak di buka, didalam Mami dan Papi sedang berbicara.

"Sebaiknya biarin Yusuf dia suami Aluna pi, kasian dia di luar"

"Mami kasian sama dia? Harusnya Mami mikir lebih kasian Aluna sama anak-anaknya dari pada dia, udah Papi mau istirahat"

Papi pergi meninggalkan Mami sendirian di ruang tamu, Mami membuka pintunya dan Yusuf masih berdiri disana.

"Sebaiknya kamu pulang Suf, nanti malam kesini lagi Aluna pasti ada"

"Yaudah Mi kalo gitu aku pamit dulu yah Assalamualaikum"

Yusuf menyalami tangan ibu mertuanya lalu masuk kedalam mobil dan pergi dari kediaman kedua orang tua Aluna.
.
.
.
.
Aluna membawa anak-anaknya ke sebuah Mall, ia mendorong troler milik si kembar sendirian ia masuk kedalam sebuah toko perlengkapan bayi.

"Ada yang bisa kami bantu?"

"Saya mau liat-liat baju bayi"

"Silahkan di liat dulu Siapa tau tertarik"

Aluna melihat-lihat pakaian bayi yang begitu lucu dan menggemaskan untuk si kembar.

"Saya borong deh mbak buat mereka berdua"

"Wah ibu ini ibu idaman banget yah, mau beliin buat anaknya banyak lagi"

"Mbak ini bisa aja, saya bakalan lakuin apa aja buat mereka berdua"

Mereka sibuk mengemas barang belanjaan Aluna dan menghitungnya, Aluna sedang memberikan biskuit pada anaknya yang sudah tumbuh gigi.

Setelah selesai ia pergi untuk membeli kebutuhannya dan si kembar nanti.
.
.
.
.
Yusuf kembali dengan rasa kecewa karena dirinya tidak bertemu Aluna dan buah cintanya tadi, jadi nanti malam ia akan datang sesuai permintaan ibu mertuanya.

"Gimana suf?"

"Aluna lagi pergi, jadi nanti malam aku kesana lagi!"

"Yaudah sekarang kamu tidur aja, Umi sama Abi mau berangkat dulu"

"Mau kemana Mi?"

"Mau liat Faidz kata Eva dia demam sama BAB terus!"

"Aku titip salam yah"

"Yaudah Umi pergi dulu Assalamualaikum"

Umi dan Abi pergi tinggal Yusuf sendirian di rumah, ia memutuskan untuk menonton televisi saja.
.
.
.
.
Aluna baru pulang dari acara jalan-jalannya bersama anaknya di sambut oleh Maminya.

"Waalaikumsalam"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, udah pulang kalian?"

"Udah pi, Lun tadi Yusuf kesini!"

Tubuh Aluna menegang ketika mendengar kabar jika Yusuf datang kerumah orang tuanya.

"Ngapain pi?" tanya Aluna dengan Nada dingin.

"Sebaiknya kalian selesaikan masalah kalian secepat mungkin!"

"Aku bakalan selesaikan masalah ini tapi di pengadilan" ucap Aluna mantap.

"Kalian jangan bercerai Aluna, pikirin anak kamu jangan egois!!" ucap Mami yang mulai sensi.

"Aku egois Mi? Yang egois itu Yusuf bukan aku, apa Mami bisa terima kenyataan ini secara bersamaan. Yusuf itu bayu kakak aku walaupun kakak angkat aku terus aku bukan anak kandung kalian, disaat aku udah nerima semuanya Yusuf buat aku kecewa dengan kelakuannya Mami pikir aku yang egois justru kalian yang egois!!"

Aluna langsung membawa kedua anaknya masuk kedalam kamar, Mami dan Papi saling pandang satu sama lain.

"Udahlah Mi, mungkin ini jalan terbaik buat Aluna sama Yusuf"

Papi mengajak kekamar untuk istirahat, didalam kamar Aluna sedang membereskan pakaiannya dan pakaian si kembar yang akan mereka bawa.
.
.
.
.
Romi datang dengan tergesah-gesah ia menghampiri Yusuf yang berada di ruang kerjanya.

"Bang!"

Yusuf yang sedang mengerjakan filenya terkejut ketika Romi datang dengan membanting pintu.

"Ada apa sih Rom? Bikin kaget aja"

"Lo harus temuin Aluna sekarang, sebelum dia berangkat!"

Yusuf langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri adiknya.

"Berangkat? Berangkat kemana?"

"Dia bakalan pergi bawa anak kalian, mendingan lo kesana sekarang!"

Yusuf langsung lari ia akan menemui Aluna dan mencegah kepergian Aluna.

Didalam mobil Yusuf merasa cemas dan takut jika benar-benar Aluna akan meninggalkan dirinya, ia tidak akan membiarkan itu terjadi.

"Kenapa sih Lun? Kita bisa selesaikan masalah ini baik-baik"
.
.
.
.
"Jangan pergi Lun!!" Mami menangis sambil memeluk Aluna yang akan pergi.

"Maaf Mi aku harus pergi sekarang nanti aku ketinggalan pesawat" ucap Aluna sambil mengelus punggung Maminya.

"Jangan yah Lun!!"

"Papi aku berangkat dulu titip Mami, Assalamualaikum" Aluna berjalan keluar tapi ia berpapasan dengan Yusuf yang masih berstatus suaminya.

CINTA DUDA KERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang