BAB-39

45.2K 2K 168
                                    

Yusuf langsung memeluk Aluna dengan erat sambil menangis meminta maaf pada Aluna, Aluna hanya diam mematung tanpa mau membalas pelukan Yusuf ia juga ikut menangis tapi ia berusaha tahan.

"Lepas!!"

Aluna mendorong tubuh Yusuf.

"Lun aku minta maaf Sayang, aku khilaf!"

"Aku gak butuh maaf kamu, mendingan kamu pergi dari sini"

"Biar aku jelasin dulu Lun"

"Apalagi yang mau kamu jelasin Mas, semuanya udah jelaskan?"

Kini Yusuf sudah tidak bisa menahan kesabarannya lagi.

"Cukup Lun, kita udah dewasa kita udah punya anak lihat mereka. Apa dengan cara pergi masalahnya bisa selesai gitu aja? Jangan berusaha kabur dari masalah kita bisa selesaikan baik-baik gak perlu pake acara kabur kaya anak kecil, aku akui aku salah tapi aku berusaha memperbaiki semuanya tapi kamu malah mau lari dari masalah ini. Aku gak tau harus gimana lagi kalo kamu mau pergi silahkan!!"

Setelah mengatakan itu Yusuf langsung masuk kedalam mobilnya dan pergi dari rumah orang tua Aluna, mendengar perkataan Yusuf tadi Aluna langsung terduduk lemas di lantai sambil menangis

Mami membantu Aluna berdiri dan membawa Aluna masuk kedalam rumah, ia butuh ketenangan untuk saat ini.

"Bener kata Yusuf Lun, kalian udah dewasa kalian udah jadi orang tua harusnya kamu pikirin anak kamu jangan kaya gini kasian mereka masih kecil." Mami menasehati Aluna yang masih saja menangis.

"Mami bayangin jadi aku Mi, semua ini terlalu berat buat aku Mi"

"Mami ngerti Lun, tapi mau sampai kapan seperti ini? Pikirin baik-baik keputusan kamu Mami kedapur dulu"

Mami meninggalkan Aluna di ruang tamu sendirian.
.
.
.
.
Didalam mobil, terpancar rasa sedih dari wajahnya ia kecewa dengan Aluna Kenapa dia tidak memberikan kesempatan dirinya untuk menjelaskan semuanya.

"Aku kecewa sama kamu Lun, kamu lebih pentingin ego kamu dari pada anak-anak. Aku emang salah Lun tapi harusnya kamu lihat anak-anak mereka masih kecil mereka gak tau apapun!!"

Handphone Yusuf berdering panggilan dari ibu mertuanya, ia menepikan mobilnya namun remnya tidak berfungsi sama sekali.

"Kenapa ini remnya?"

Ia berusaha untuk mengerem mobilnya namun tidak bisa, sebuah mobil sedan kecil datang dari arah berlawanan Yusuf yang tidak bisa mengendalikan mobilnya banting stir kearah kanan hingga mobilnya menabrak sebuah pohon besar di pinggir jalan.

Keningnya terluka Karena terbentur stir mobil hingga mengeluarkan darah, orang yang melihat kejadian tersebut membawa Yusuf kesebuah rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih baik.
.
.
.
.
Umi dan Abi sedang bermain dengan Faidz telpon rumah berdering.

"Umi jawab dulu"

Umi menjawab panggilan itu.

"Hallo selamat siang"

"......"

"Iya betul, saya orang tuanya memangnya ada apa yah?"

"......"

"Apa? Kecelakaan?"

Umi langsung menjatuhkan telpon tersebut dan terduduk lemas dilantai sambil menangis, Abi yang melihat Umi menangis merasa bingung.

"Ada apa Mi?"

"Yusuf Bi, Yusuf!"

"Yusuf Kenapa?"

"Yusuf kecelakaan, sekarang dia ada di rumah sakit"

"Kita kesana sekarang!"

Abi dan yang lain langsung berangkat kerumah sakit dimana Yusuf berada.
.
.
.
.
Aluna memutuskan untuk pergi meninggalkan Yusuf dan keluarganya, sekarang dirinya berada dalam pesawat yang menuju ketempat tujuannya.

"Maafin Mama yah Sayang harus pisahin kamu sama Papa, suatu saat kalian pasti akan ngerti yang Mama rasain"

Kedua putrinya tengah tertidur pulas, ia merasa sedih harus memisahkan mereka dari Ayah kandung mereka.

Ia akan memulai kehidupan yang jauh lebih baik disana bersama buah hatinya.
.
.
.
.
Mami dan Papi yang mendengar kabar Yusuf mengalami kecelakaan langsung pergi kerumah sakit untuk melihat keadaan Yusuf.

"Kita harus bilang apa Pi? Sekarang Aluna udah pergi gimana kita ngomong nya"

"Mami tenang nanti Papi yang bicara tentang masalah ini, mereka pasti bisa ngertiin Aluna"

Mereka sudah sampai di depan rumah sakit dan langsung masuk kedalam ruang rawat Yusuf, disana sudah ada eva Dan suaminya lalu kedua orang tua Yusuf.

"Gimana keadaan Yusuf?" tanya Mami.

"Kalian gak usah sok peduli sama Yusuf, gara-gara anak kalian yang egois Yusuf jadi seperti ini"

Kali ini Umi terlihat sangat marah, kemarahannya sudah tidak bisa di tahan lagi ketika tau putranya seperti ini gara-gara menemui Aluna untuk menyelesaikan masalah mereka.

"Tapi Yusuf yang memulai semuanya" Mami membela Aluna yang di tuduh ibu mertuanya sendiri.

"Yusuf emang salah, tapi apa gak bisa di selesaikan baik-baik bisanya cuma kabur mencoba pergi dari masalah seperti anak kecil!!"

"Cukup!!! Coba anda bayangin posisi anda jadi anak saya, apa yang akan anda lakukan jika ini terjadi dengan anda?"

"Saya akan selesaikan masalah ini bukan lari!!"

Mami memilih keluar dari ruang rawat Yusuf Papi menyusul keluar.

"Umi apa-apaan sih Mi?"

"Biarin Bi, umi udah capek sabar liat kelakuan Aluna yang gak mau selesaikan masalahnya sendiri dan memilih pergi meninggalkan Yusuf disini Karena ego nya sendiri!"

Eva memberikan Faidz pada Romi ia akan membicarakan ini dengan kedua orang tuanya.

"Mi, udah jangan dipikirin Umi cuma emosi sesaat ko wajar Umi bilang gitu Karena liat kondisi anaknya yang kena musibah mendingan Mami pulang tenangin diri kalian. Nanti aku sama Romi bakalan kerumah buat bicarain masalah ini"

"Yaudah kita pulang dulu"

Papi membawa Mami pergi dari rumah sakit untuk menenangkan dirinya lebih dulu, Mami pasti tidak terima Aluna disalahkan dalam musibah yang menimpa Yusuf hari ini.

CINTA DUDA KERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang