BAB-41

55.1K 2.1K 46
                                    

Yusuf yang mendengar kabar jika Aluna akan pulang Karena dirinya merasa sangat senang, Tapi kabar tidak baiknya adalah Eva meminta agar dirinya berpura-pura koma dan lumpuh.

"Harus yah kaya gitu Va? Masa harus pura-pura koma sama lumpuh sih?"

"Mau Aluna pulang atau gak nih?"

"Yah maulah Va"

"Yaudah lakuin aja, mas Yusuf tenang aja aku sama Romi udah siapin semuanya mas Yusuf tinggal lakuin dramanya aja"

Yusuf memutar bola matanya jengah melihat tingkah adik iparnya itu. Seorang dokter masuk dengan beberapa perawat rumah sakit.

"Pak Yusuf mari ikut kami!"

Yusuf ikut mereka bersama Romi Dan Eva dengan menggunakan kursi roda, mereka masuk kedalam sebuah ruangan sterilisasi Yusuf di baringkan di bankar dan para perawat memasangkan alat-alat di tubuh sixpack Yusuf dengan hati-hati.

Handphone Eva berdering panggilan dari Aluna, Eva menjawab panggilan dari Aluna dan melauspeker agar Yusuf dapat mendengarnya.

"Hallo, Yusuf di ruangan mana gua udah di depan rumah sakit!"

Mendengar kabar jika Aluna sudah ada di depan rumah sakit terjadi kepanikan luar biasa padahal Aluna bilang Lusa Ia baru pulang.

"Bukannya besok lusa lo pulang?"

"Gua gak tenang takut terjadi sama suami gua!"

Romi mengangguk pada dokter agar menyuntikan obat tidur pada Yusuf, dan dokter langsung melakukannya dengan memberi dosis cukup tinggi agar Yusuf tertidur lebih lama dari biasanya.

"Gua tunggu lo di depan ruang sterilisasi di lantai 2"

"Gua kesana sekarang!"

Sambungannya terputus Eva langsung keluar dari ruangan sterilisasi bersama Romi suaminya.

Tak lama Aluna datang bersama kedua bayi kembarnya yang berada di troler bayi, dengan wajah cemas Aluna menghampiri Eva dan Romi.

"Gimana keadaan Yusuf?"

"Lo bisa liat kedalam, anak-anak lo gua yang jaga"

Aluna memberikan kedua anaknya Dan ia langsung lari masuk kedalam ruangan itu, walaupun Yusuf melakukan kesalahan fatal tapi bagaimanapun Yusuf adalah suami sekaligus Ayah dari anak-anaknya.

Ketika melihat kondisi Yusuf Aluna langsung terdiam berdiri mematung, ia tak menyangka jika sang suami terbaring lemah di sebuah ruangan dengan alat-alat yang menempel di tubuhnya. Ia berjalan menghampiri sang Suami sambil berurai air mata.

"Mas Yusuf"

Aluna duduk di kursi yang sudah disiapkan, ia menggenggam tangan Yusuf dan menciumi walaupun Yusuf tertidur ia dapat merasakan sentuhan Aluna di tangannya.

"Maafin aku Mas, aku gak tau bakalan kaya gini mas aku udah maafin kamu ko mas. Please mas bangun kasian anak-anak mas kalo mereka liat kamu kaya gini"

Di luar Eva dan Romi menunggu di luar namun mereka melihat Abi Dan Umi yang masuk kedalam ruang rawat Yusuf sebelumnya.

"Gawat!!" ucap mereka bersamaan.

Mereka langsung masuk menyusul kedua orang tua Yusuf sambil mendorong troler bayi Aluna.

"Umi Abi" panggil Romi dengan nafas terengah-engah.

"Yusuf kemana? Loh kok ada mereka?"

Romi dan Eva saling pandang.

"Bang Yusuf Koma umi dan sekarang ada di ruangan sterilisasi sama Aluna kebetulan dia juga baru datang" ucap Romi dengan jantung berdebar sangat kencang ia terpaksa berbohong pada Umi dan Abinya.

Umi langsung jatuh pingsan di pelukan Abi, Romi membantu Abi menggendong Umi untuk di baringkan di sofa.

****
Aluna masih diam di ruangan itu sambil memeluk tubuh Yusuf yang terbaring.

"Bangun mas, aku mohon!"

Mata Yusuf mulai terbuka mungkin efek obatnya yang sudah habis jadi Yusuf terbangun, yang pertama kali ia lihat adalah Aluna yang masih belum menyadari jika Yusuf sudah bangun.

"Bangun mas, aku udah maafin Kamu" isak Aluna.

"Beneran udah maafin aku?"

Aluna menengok kearah Yusuf dan ternyata Yusuf sudah bangun dan tersenyum kearahnya, sontak Aluna melepaskan pelukannya dari Yusuf.

"Kamu udah bangun mas?"

Aluna berdiri dari duduknya dan menjauh dari Yusuf ia berbalik hendak pergi dari ruangan itu.

"Berhenti!! Kamu mau tinggalin Aku lagi? Apa kamu gak kasian liat aku kaya gini? Sampai kapan kamu mau terus lari dari masalah ini Aluna, sampai kapan? Aku udah cape harus kaya gini aku pengen kita kaya dulu lagi kasih aku kesempatan buat memperbaiki semuanya"

Aluna diam saja membelakangi Yusuf ia menangis sesegukan, sebenarnya ia juga lelah harus lari dari masalah ini ia juga ingin seperti dulu tapi Yusuf menghancurkan kepercayaan begitu saja dengan wanita lain.

"Aku pergi dulu mas!"

Aluna keluar dari ruang sterilisasi Yusuf, dan mengambil anak-anaknya yang ada di tangan Eva ia memutuskan pulang saja.

"Lun?" panggil Eva yang tak diindahkan oleh Aluna.

Romi dan Eva masuk dan melihat Yusuf yang terduduk ia terlihat sangat frustasi bahkan alat-alat yang menempel di tubuhnya di lepaskan.

"Gua udah nyerah, gua gak bisa pertahanin dia lagi gua udah buat dia kecewa sama kelakuan gua!"

"Pasti ada jalan keluarnya bang, lo tenang aja kita bakalan bantu"

"Gak perlu Rom, gua udah putusin bakalan pisah sama Aluna"

"Terus anak kalian?"

"Gua bakalan bawa Kirana biar Kinara sama Aluna, gua mau pulang aja!!"

"Keadaan lo gimana bang?"

"Gua baik-baik aja!"

Yusuf turun dari bankarnya Romi membantu membopong Yusuf untuk duduk di kursi rodanya, ia kasihan melihat kondisi Yusuf yang sekarang ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula.

****
Mereka sedang dalam perjalanan pulang, Yusuf hanya diam saja di dalam mobil seperti tak ada semangat sama sekali bahkan Romi saja tak sanggup melihat kondisi Yusuf yang seperti Ini.

Mereka sudah sampai di depan rumah milik Yusuf dan Aluna, Romi mendorong kursi roda Yusuf dan membawanya masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum" mereka mengucapkan salam walaupun tidak ada orang sama sekali.

"Waalaikumsalam" seseorang menyapa salam mereka, suara langkah kaki dari arah tangga saat menengok mereka terkejut melihat siapa orang yang menjawab salam dari mereka.

CINTA DUDA KERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang