BAB-14

74.8K 4.2K 131
                                    

Yusuf mengobati luka di tangan Aluna yang bisa di bilang parah.

"Kamu udah makan?"

Aluna hanya diam ia enggan menjawabnya.

"Kita jalan-jalan yuk ke panti sosial itu"

Ia masih saja tidak menjawab.

"Jawab lun"

Yusuf menangkup wajah Aluna dengan kedua tangannya ia menatap mata Aluna yang pandangannya kosong dan sedih itu.

"Yaudah kalo kamu gak mau di ganggu saya pergi dulu"

Yusuf berdiri membereskan kotak obatnya lalu hendak pergi.

"Tunggu"

Akhirnya Aluna kembali berbicara.

"Saya butuh bapak, bisa temani saya buat hari ini aja"

Yusuf tersenyum, ia mengajak Aluna jalan-jalan walaupun hanya di taman kompleks yang cukup indah di sore hari.
.
.
.
.
Makan malam ini sangat sepi yang ada hanya Ansel, Arsen, Azka, Mario dan Jefrry saja yang lain memilih mengurung diri.

"Sepi yah?"

"Iya, Nih andai aja gak ada masalah kaya gini pasti kita lagi makan sama-sama"

"Udah jangan sedih semua ini pasti berlalu kok"

Mereka kembali makan.
.
.
.
.
"Yusuf kamu sudah di beri kepercayaan untuk menjaga Aluna oleh papinya langsung, apa kamu gak ada niatan nikah sama Aluna?"

"Ada Pi, tapi aku nunggu waktu yang tepat dulu sekarang kan keadaannya lagi gak kondusif"

Mereka hanya mengangguk saja.

"Ini tuh gara-gara Romi, coba aja tuh anak pilih Eva sebelum kenal Aluna pasti kejadiannya gak bakalan kaya gini"

"Udah ah Mi, semoga aja semuanya baik-baik aja"

Mereka kembali menyantap makan malamnya.
.
.
.
.
Aluna sedang membaca novelnya, tiba-tiba seseorang duduk di tempat tidurnya.

"Ngapain lo kesini?"

"Maafin aku yah gara-gara aku semuanya jadi berantakan"

"Mendingan lo pergi deh"

"Aluna aku mau jujur sama kamu, aku sayang sama kamu Lun"

"Lo itu gak tau malu yah,lo itu udah nikah mendingan lo pergi dari kamar gua"

Tiba-tiba saja Romi mencium Aluna dengan rakus, Aluna menamparnya cukup keras.

"Pergi...."

Romi pun pergi dari kamar Aluna, Aluna menghubungi Yusuf.

"Hallo pak..hikss...hikss"

Yusuf yang mendengar Aluna menangis merasa khawatir.

"Kamu kenapa Aluna?"

"Saya takut pak hiksss...hiksss"

"Cerita sama saya ada apa?"

Tut....tut.. Sambungannya terputus Yusuf memutuskan untuk menemui Aluna karena ia takut terjadi sesuatu pada Aluna.
.
.
.
.
Pintunya di ketuk oleh seseorang.

"Siapa yang datang malam-malam gini"

Mami membuka pintunya dan ternyata yang datang adalah Yusuf.

"Yusuf?"

"Aluna dimana tante?"

"Dia di kamarnya suf"

Yusuf langsung berlari menuju lantai 2 kamar Aluna. Saat terbuka pintunya Aluna sedang menangis sesegukan.

"Aluna kamu kenapa"

Yusuf duduk di samping Aluna, dan Aluna langsung memeluknya.

"Tadi Romi kesini, dia...dididia cium saya pak saya takut"

Tangan Yusuf terkepal, Romi sudah menikah kenapa ia masih mendekati Aluna.

"Kamu tenang yah saya ada disini"

Mami dan yang lain masuk saat Aluna baru saja tidur.

"Aluna kenapa suf ?"

"Gpp ko tante dia susah tidur aja"

"Yusuf om mau ngomong sama kamu"

Yusuf dan yang lain berkumpul di ruang tamu.

"Yusuf om minta kamu nikahi Aluna secepatnya juga agar dia ada yang jaga"

Permintaan Papi di angguki oleh mereka sedangkan Yusuf masih bimbang.

"Gimana suf ? Aluna membutuhkan seseorang yang bisa menjaganya"

"Insyaallah saya siap om"

"Allhamdulillah"

"Besok kita ketemu yah sama kedua orang tua kamu"

"Iya om"
.
.
.
.
Aluna dan keluarganya sedang sarapan bersama tatapan mata Romi tak pernah lepas dari wajah Aluna.

"Kamu mau tambah?"

"Gak kita berangkat sekarang yuk"

Romi dan Eva pamit pergi ke kampus. Sedangkan Aluna belum bisa kembali kuliah karena di larang oleh Maminya.

"Lun kamu sama Yusuf bakalan nikah"

Aluna tersedak oleh makanannya.

"Uhukk...uhuk...Mami minum uhuukk"

Mami memberikan minum pada Aluna.

"Ko nikah sih?"

"Iya Papi rasa sudah saatnya kamu ada yang jagain"

"Tapi Pi, pak Yusuf belum tentu mau"

"Dia mau ko nanti siang dia sama keluarganya bakalan kesini buat ngelamar kamu"

"Atur aja, aku mau ke kamar"

Sebenarnya ia senang akan di lamar oleh dosen tampan itu tapi ia berusaha menutupinya, di dalam lift pun ia senyam-senyum sendiri.

"Gua bakalan nikah sama dosen ganteng kesayangan gua"
.
.
.
.
Hari sudah siang Yusuf dan keluarganya sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Aluna.

"Kayanya kamu seneng yah Suf ?"

"Ah Abi kaya gak pernah muda aja"

"Inget suf baru mau ngelamar bukan ijab Qobul"

"Abi udah jangan ganggu Yusuf"
.
.
.
.
Aluna sangat cantik dengan long dress berwarna baby blue dan sedikit sentuhan kalung putih dengan liontin kecil menambah kadar kecantikan.

"Kamu cantik banget sih"

"Makasih Mi"

"Mami yakin Yusuf bakalan klepek-klepek sama kamu"

CINTA DUDA KERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang