7. Heart

4.4K 781 145
                                    

Duo iblis....

Seketika saja julukan itu disematkan padaku dan Seokjin di kantor ini. Entah bagaimana sejak Seokjin menjabat sebagai bos, standar kantor pun meningkat. Kerjaan semakin banyak karena target yang ingin dicapai semakin tinggi.

Tak banyak karyawan yang sanggup mengerjakan beberapa target baru dengan baik, oleh karenanya selalu saja aku dan bahkan Seokjin sendiri yang turun tangan. Hoseok sampai berkata padaku, semua orang takut pada kami berdua. Karena kami dapat mengerjakan project yang harusnya dikerjakan 6 orang.

"Best combo, my bro!! Kalo tidak ada chemistry yang bagus, tidak mungkin kau dan bos Seokjin bisa mengatasi semuanya!" seru Hoseok dengan wajah sumringah yang tidak biasanya.

"Kau senang betul sepertinya. Di saat yang lain wajahnya masam. Hanya karena datang ke event pop culture, senangnya sampai sekarang?"

Hoseok hanya tertawa sambil berdansa dengan wajah menyebalkannya. Bisa aku artikan itu sebagai ekspresi bahagianya.

"Baik aku paham kau sangat senang artinya. Nah sekarang kau ke sini untuk membicarakan apa?"

"Aku ingin mengajukan ideku untuk produk baru kita di bulan Februari nanti."

Aku memutar bola mataku heran. "Jung Hoseok. Ini masih November bahkan sebentar lagi Desember, kenapa tidak fokus promosi produk kita di musim dingin?"

"Aku tahu, aku tahu. Aku memang kelewat visioner tapi tidak ada salahnya aku mempresentasikan ide ini sekarang jadi Desember nanti kita tidak perlu rapat besar-besaran bicara planning tahun depan!!"

"Jadi apa idemu?" Tanya Seokjin yang membuatku reflek menolehkan kepalaku ke belakang, mendapati dia yang telah berdiri di dekatku.

"Aku ingin membuat project valentine!" Seru Hoseok penuh semangat. "Biasanya produk kita hanya sekadar ganti kemasan spesial valentine, kali ini aku ingin sebuah campaign besar!"

Seokjin menyimak penjelasan Hoseok dengan antusias. Dia bahkan mengajak aku dan Hoseok untuk ke ruang rapat, sekaligus memanggil beberapa orang dari divisi produksi untuk meeting dadakan ini.

Ahya biacara tentang hubunganku dengan Seokjin....

Sejak hari dimana aku bilang bahwa rumor yang mengatakan kami itu sepasang kekasih bukan salah paham, Seokjin berlaku biasa saja. Dia tidak menghindariku, tidak mengelak, dan bahkan kami kian dekat.

Entah karena banyaknya pekerjaan yang membuat kami makin dekat atau memang aku merasa kami benar-benar seperti sepasang kekasih. Maksudku, kami makin mengenal tabiat masing-masing. Ada kalanya kami berdebat hebat sekali kemudian berbaikan lagi.

Dia juga pernah menginap di apartemenku, memakai bajuku dan bahkan memasak untukku. Jangan berpikir macam-macam ya, aku tidak melakukan apa-apa dengannya. Kerja lembur bagai kuda yang membuatnya harus menginap di rumahku, mengejar deadline saat itu.

Hubungan kami terlampau alami untuk disebut sebagai kekasih.

Ya, walau aku sadari, aku harus memperjelas semua ini. Maksudku statusnya dan mungkin akan aku katakan hari ini.

Tak lama meeting selesai, Hoseok sukses menjabarkan idenya yang bahkan membuat semua orang menyetujuinya. Entah apa yang terjadi dengan temanku yang satu itu. Energinya berlebih bak orang yang sedang jatuh cinta!!!

Semua orang keluar dari ruangan sambil lalu membicarakan ide Hoseok, meninggalkan aku dan Seokjin saja di ruangan. Sesaat aku menatap jam dinding dan langit yang terlihat dari jendela gedung kantor, hari memang sudah gelap dan sudah memasuki jam pulang kantor, sudah sewajarnya semua orang dengan cepat melesat keluar ruangan.

Aku melirik Seokjin yang masih sibuk membaca kertas-kertas berisi ide Hoseok. Aku selalu suka wajah seriusnya seperti itu. Dia akan fokus dan lupa pada sekitarnya.

"Jangan pandangi aku terus, Joonie."

Oke, aku salah. Ternyata dia sadar aku masih ada di sini. Aku pun hanya bisa tertawa canggung, menopang dagu dan makin membalas tatapan tajamnya dengan tatapan teduhku.

"Kukira kau tak sadar ada aku di sini," Aku tersenyum senang memperlihatkan lesung pipiku yang dalam.

Seokjin menghela nafasnya malas, "Siapa pun orangnya akan sadar kalau ditatap seperti itu, Joonie."

"Oke, oke. Ahya, aku lupa bilang kalau aku suka sekali ketika kau menyebut namaku seperti itu. Joonie~~ begitu."

"Kau sudah mengatakannya berkali-kali, namjoooooniee~~ bahkan kau memberi panggilan Jinseok padaku!"

Aku dan Seokjin pun tertawa. Entah apa yang lucu. Mungkin memang benar kata Hoseok, bahwa aku dan Seokjin seperti sudah memiliki chemistry yang bagus, hal itu yang membuatku selalu berpikir hubungan kami terjadi begitu alami layaknya sepasang kekasih.

"Anyway, aku agak sangsi dengan skrip '14 tanda kamu adalah kekasihku' untuk project Hoseok kali ini." Seokjin merapikan kertas-kertas yang ada di tangannya untuk diberikannya padaku.

"Coba kau bacakan." Kataku seraya mencari kertas-kertas skrip lain yang seharusnya sudah kupegang.

Seokjin menarik kembali kertas yang ada di tangannya untuk dia bacakan. "Uhm.....satu, jika tangan pasanganmu berada di pinggangmu artinya bisa jadi dia adalah kekasihmu."

"Check!"

Aku tersenyum puas melihat mata Seokjin yang seketika melotot ke arahku. "Lanjutkan!"

"Kedua, jika kamu pernah berpelukan dengannya artinya bisa jadi dia adalah kekasihmu."

"Check! Lanjutkan!" Kataku penuh antusias.

"Ketiga, jika kamu punya panggilan sayang, artinya bisa jadi dia adalah kekasihmu."

"Joonie dan Jinseok sounds great, right?" Aku tersenyum melihat Seokjin meremas kuat kertas yang dipegangnya. "Lanjutkan, Jinseok."

"Keempat, jika kamu sering jalan berdua dengannya artinya bisa jadi dia adalah kekasihmu."

"Check! Kita sering kencan, bukan?"

"Namjoon!"

"What? Lanjutkan, Jinseok." Aku tersenyum menahan tawaku melihat wajah Seokjin yang mulai memerah, terutama kedua telinganya yang sudah sangat merah.

"A-aku tidak mau membacanya."

"Ish, memangnya kenapa sih?" Aku mengambil kertas itu dan mulai membaca poin selanjutnya.

"Kelima, jika kamu pernah berciuman dengannya artinya sudah pasti dia adalah kekasihmu. So, can i kiss you now, Jinseok?"

.

.

.

.

.

-Bagian dimana akhirnya kukatakan juga-

.

.

.

-page 7 closed-

.

.

.

.

.

.

"........Wae nae mameul heundeuneun geonde...."

INCARAN | NamJin vers. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang