Chapter 11

8.9K 716 78
                                    

Sasuke mengikuti Sakura yang berjalan dengan tidak tentu arah di depannya. Wanita itu setengah sadar. Langkahnya hampir menyeret kakinya saat ia melewati beberapa pintu kamar lain. Sasuke menarik napas berat. Ia tidak bisa menghentikan Sakura, tapi ia juga tidak bisa meninggalkan wanita itu.

Tiba-tiba Sakura menghentikan langkahnya. Tubuhnya menghadap Sasuke lalu menatap pria itu jengkel. "Mengapa kau mengikutiku?"

"Aku ingin memastikan kau tiba dengan selamat di apartemenmu."

Sakura mendengus. Kemudian sebuah tawa sinis keluar dari bibirnya. Wanita itu kembali melanjutkan langkahnya. Ia mengayunkan tas tenteng yang berada di tangannya.

Sasuke mengikuti di belakangnya dengan hati-hati. Ia tahu Sakura merasa tidak nyaman karena di ikuti olehnya. Tapi ia tidak punya pilihan lain. Wanita yang berada di depannya saat ini benar-benar bukan seperti Sakura, meskipun penampilannya adalah wanita itu.

Sasuke tidak tahu apa yang terjadi pada Sakura selama satu bulan ini. Perubahan yang berbeda seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya membuatnya terkejut. Seolah Sakura yang lama sudah mati, dan saat ini adalah jiwa baru seorang Haruno.

Ia dapat melihat kebencian yang ada di mata Sakura saat wanita itu menatapnya. Sakura tidak lagi memandangnya dengan tatapan seperti dulu. Sikap maupun tatapannya berubah. Sakura lebih berani dalam menunjukkan perasaannya yang sebenarnya. Tidak ada lagi Sakura yang malu-malu maupun menerima segalanya dengan lapang dada.

Sasuke tidak menginginkan Sakura yang ini.

Mungkin ia memang sangat egois. Sasuke mengakuinya. Ia merasa sedih melihat Sakura yang seperti ini. Dan Sasuke tahu kalau penyebab utama Sakura berubah seperti itu adalah dirinya.

Ketika mereka sampai di depan pintu apartemen Sakura, wanita itu tidak langsung masuk ke dalam. Sakura hanya berdiri diam dengan tubuh kaku. Sasuke berhenti sedikit lebih jauh dari Sakura. Ia akan pulang setelah wanita itu masuk ke dalam.

"Sudah ku bilang untuk tidak mengikutiku, kan?" Sakura berbicara dengan nada dingin.

"Masuklah."

"Sampai kapan kau akan mempermainkanku terus?"

"Apa maksudmu?"

Sakura mendecih. Ia membalikkan tubuhnya ke arah Sasuke. Rona merah di pipinya bukan lagi karena mabuk, tapi karena amarah. "Pergi."

"Sakura—"

"KU BILANG PERGI!" Sakura melempar tas tangannya ke arah Sasuke, dan pria itu menangkapnya sebelum benda itu menghantam wajahnya. Sakura mengambil sepatunya lalu melayangkannya pada Sasuke lagi.

Sasuke berhasil menghindar dari semua serangan wanita itu. Dengan cepat ia menghampiri Sakura dan menahan lengannya. Sakura memberontak untuk melepaskan diri. Ia menjerit kencang, hingga membuat Sasuke harus membungkamnya dengan telapak tangannya.

Sasuke mencoba menekan tombol kunci di pintu apartemen Sakura saat wanita itu mulai tenang. Tapi kemudian Sakura mendorong tubuhnya dan melayangkan tamparan keras di pipinya.

"Brengsek."

Pintu yang tertutup kencang hampir mengenai ujung hidungnya. Sasuke melangkah mundur, merasakan perih pada pipi kirinya. Ia menunduk dan melihat barang-barang Sakura yang masih berserakkan disana. Membungkuk, ia mengambil satu persatu benda itu dengan perasaan yang kalut.

Lalu ponselnya bergetar di dalam saku jasnya. Sasuke merogoh ponselnya dan melihat nama Naruto terpampang di layar yang menyala.

∞∞∞

Love Isn't Simple ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang