Chapter 13

9.1K 730 66
                                    

Sakura harus segera di operasi karena pendarahan di dalam. Dokter juga mengatakan kalau janin yang baru berumur sekitar enam minggu itu perlu di keluarkan dari rahim Sakura.

Selama ini wanita itu selalu menahan diri saat meminum alkohol. Itulah penyebab mengapa darah tidak mengalir keluar dari kedua kakinya, seperti yang seharusnya terjadi pada seorang wanita yang mengalami keguguran.

Sasuke duduk di ruang tunggu dengan punggung menyandar pada dinding. Matanya terpejam. Operasi Sakura sudah berlangsung selama satu jam, dan ia terus menunggu. Pikirannya kini kacau. Dan ia juga syok, mengetahui bahwa Sakura sedang hamil.

Ia tidak tahu siapa yang sudah menghamili Sakura. Mengapa wanita itu bisa hamil, ia tidak tahu. Mungkin selama ini ia tidak tahu apa-apa tentang Haruno Sakura. Sejak dulu, yang ia pikirkan hanya pengkhianatan Shion kepadanya.

Sasuke meringis. Pria itu menggigit bibir dalamnya hingga mulutnya merasakan sesuatu yang asin. Ia putus asa. Ia tidak mengetahui seberapa jauh penderitaan Sakura selama ini.

Satu jam kemudian, akhirnya lampu di ruangan operasi padam. Sasuke buru-buru bangkit dan menghampiri sang dokter yang keluar dari ruang operasi.

"Bagaimana keadaannya, dokter? Apa ia baik-baik saja?"

"Operasinya lancar. Ia akan baik-baik saja. Tapi mungkin tidak akan terbangun dalam waktu dekat karena efek dari anestesi, juga karena tubuh beliau yang terlalu lemah."

Akhirnya ia dapat menarik napas lega.

"Ia akan segera di berikan infus vitamin C." lanjut sang dokter. "Kalau begitu aku permisi."

"Terimakasih banyak, dokter." Sasuke membungkuk pada sang dokter yang kemudian beranjak pergi.

Sasuke kembali ke tempat duduknya, tapi pandangannya terus mengarah ke ruang operasi. Ia mulai merasa gelisah, dan entah mengapa sedikit menderita. Ia tidak tahu kalau Haruno Sakura memiliki pengaruh besar dalam hidupnya.

∞∞∞

Setelah Sakura di pindahkan ke ruangan baru dan di beri infus vitamin C, Sasuke duduk di sampingnya dan menunggu wanita itu tersadar. Hingga malam berganti menjadi pagi. Sasuke tidak sadar kalau ia tertidur dengan kepala di sisi ranjang.

Saat ia mengangkat kepalanya, ia terkejut melihat Sakura yang sudah bangun. Wanita itu berbaring dengan kedua mata menatap langit-langit ruangan. Dengan cepat ia menarik tubuhnya dan duduk dengan bahu kaku.

"Kau sudah bangun?" ucapnya pelan.

Sakura tersenyum sinis. "Aku belum mati. Tidak, aku tidak boleh mati sebelum aku membuat kalian menderita."

Mulut Sasuke megap-megap. Hingga akhirnya, tidak ada suara yang keluar dari sana.

Sakura menolehkan kepalanya pada Sasuke. "Apa aku di operasi?"

"Ya."

"Sialan." dengusnya. "Pantas perutku terasa nyeri."

Sasuke menarik napas pendek. "Sakura, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu." ucapnya hati-hati.

Wanita itu mengalihkan pandangan darinya dan sama sekali tidak menjawab.

Akhirnya Sasuke memutuskan untuk melanjutkan ucapannya. "Kata dokter kau mengalami keguguran. Aku tidak tahu kalau kau sedang hamil."

"Aku tidak memiliki alasan untuk mengatakannya kepadamu."

"Itu bayi siapa, Sakura? Siapa yang menghamilimu?"

"Entahlah. Aku ingin berpura-pura kalau aku tidak tahu siapa yang memerkosaku."

Sasuke terkesiap kaget. "K-kau di perkosa?"

Love Isn't Simple ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang