Chapter 16

8K 641 25
                                    

Sasuke berhenti di belakang Sakura setelah mereka tiba di depan pintu apartemen wanita itu. Tanpa menoleh ke arahnya, Sakura menekan beberapa password dan membuka pintu. Namun Sasuke segera memegang tangannya sebelum wanita itu benar-benar masuk ke dalam.

"Apa lagi?" ujar Sakura dingin.

Sasuke mengeratkan genggaman tangannya. "Istirahatlah dengan cukup. Jangan memikirkan apapun malam ini."

Sakura menyentak tangan Sasuke hingga genggaman tangan mereka terlepas.

"Aku benar-benar berharap kau akan kembali seperti dulu." lanjut Sasuke.

Sakura mendesis. Ia masuk ke dalam dan membanting pintu dengan keras. Sasuke menarik napas berat. Ia berbalik lalu pergi meninggalkan tempat itu.

∞∞∞

Ia tahu dirinya telah melakukan kesalahan besar. Semalam segalanya terjadi begitu cepat. Ia sama sekali tidak sempat untuk menghindar.

Hinata tidak mengerjap ketika ia melihat sosok Naruto yang tertidur di sampingnya. Setelah ia membuka ke dua matanya tadi, ia tidak terkejut lagi bahwa pria itu akan berada di sebelahnya saat ia terbangun.

Mulutnya mengeluarkan desisan pelan. Seharusnya ia tidak pernah membiarkan pria itu menyentuhnya semalam. Seharusnya ia mengusir pria itu semalam dari apartemennya. Seharusnya ia menolak saat Naruto menariknya masuk ke dalam toko perhiasan.

Tapi ia tidak bisa bergerak ketika memandang wajah Naruto yang sedang tidur. Hinata merasa kaku, dan seperti orang bodoh. Ia memandangnya tanpa kepastian. Ia memandangnya tanpa emosi apapun.

Sebelah tangannya terulur untuk menyentuh wajah Naruto. Namun tiba-tiba tangannya berhenti di udara.

"Aku ingin mengambil sepasang cincin ini untukku dan wanitaku."

Hinata terpaku pada cincin yang berada di jari manisnya, lalu ia menarik tangannya kembali. Rasa marah mulai berkumpul di dadanya dan membuatnya sesak. Dengan cepat ia turun dari ranjang lalu masuk ke dalam kamar mandi. Hinata berusaha tidak berteriak untuk menyatakan kemarahannya di dalam sana.

Setelah pintu kamar mandi itu tertutup, Naruto membuka ke dua matanya. Ia sudah lebih dulu bangun dan memilih untuk berpura-pura tidur ketika Hinata terbangun. Ia merasakan tatapan wanita itu padanya meskipun matanya tertutup. Ia juga tahu Hinata hampir saja menyentuhnya.

Ia merasa kalut. Naruto mengusap wajahnya dengan ke dua tangan. Bagaimana ia harus menjelaskan pada Hinata tentang perasaannya? Perasaan sesungguhnya yang dengan bodohnya baru ia sadari sekarang.

∞∞∞

"Aku tidur dengan Naruto semalam." Hinata menatap lurus ke belakang Sakura yang duduk di hadapannya di dalam kafe meskipun ia sedang berbicara dengan wanita itu. Pandangannya menjadi tidak fokus dan ia tidak mencoba untuk mengaturnya normal. "Bukankah aku seorang jalang?"

Sakura menggelengkan kepalanya. "Itu tidak benar."

"Aku mencaci maki Naruto. Memukulnya, menghinanya... tapi aku malah tidur dengannya. Aku adalah orang yang menjijikkan."

"Katakan itu setelah kau mengungkapkan bahwa kau tidak mencintai Naruto lagi."

Hinata menggigit bibir bawahnya.

"Aku tahu kau masih mencintainya, Hinata. Lebih baik kau melepaskan segalanya, rasa bencimu, dendammu, lalu pergi katakan pada Naruto semuanya."

"Tidak semudah itu melakukan seperti yang di ucapkan."

"Aku hanya tidak ingin kau menyiksa dirimu sendiri lagi."

"Lalu bagaimana denganmu?" Hinata menatap Sakura. Kedua matanya tampak berkaca-kaca. "Mengapa kau menasehatiku di saat kau sendiri tidak yakin dengan apa yang kau lakukan?"

Love Isn't Simple ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang