MISI

118 66 76
                                    

Deringan ponsel putih berlogo apel yg telah tergigit milik Daniel memenuhin ruangan bercat biru langit, Daniel segera mengangkat sebuah panggilan dari sang Ayah yang sedang berada di Sidney untuk mengurus kakak kandungnya yang mengalami kecelakaan yang membuatnya terkena penyakit amnesia.

"Hallo Pah? " ucap Daniel menyapa Reno.

'Niel kamu udah nemuin cewek yang Papah maksud? '.

"Misela Amelia? Daniel belum nemuin dia Pah tapi tadi Daniel nemuin cewek yang namanya Misel tapi kurang yakin soalnya dia kaya ga waras Pah ujan ujanan kaya anak kecil" kata Daniel menceritakan kejadiannya saat bertemu dengan Misel.

'Bisa jadi itu dia Niel setau Papah dia suka hujan coba kamu intai terus'.

"Papah yakin? Masalahnya mana mungkin Misel pacarnya Angga kayak gitu".

'Selidikin dia terus Daniel Ray Pradipta' ucap Reno yang langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Daniel membanting tubuhnya ke arah king size nya ia menghembuskan nafasnya secara kasar dan mengacak ngacak rambutnya frustasi, bagaimana tidak? Ia yang baru saja lulus dari masa perkuliahan langsung di berikan tugas dari sang Ayah untuk menyelidiki dan menemui cewek yang bernama Misel.

"Tapi diliat liat ni cewe mirip sama cewe yang gua temuin" kata Daniel sambil melihat foto Misel di ponsel nya.

"Eh tapi diliat liat cewek kemarin manis juga ya" Daniel berucap kembali sembari mengigat kejadian pada saat di cafe.

"Ngaco kali ya gua bisa mikirin cewe gila itu".

***

Jogging sore mengintari komplek perumahan dan berakhir di taman jarang Misel lakukan semenjak 2 tahun belakangan ini,tepat setelah Angga pergi meninggalkannya tanpa jejak.

Sore yang cerah Misel sengaja memutuskan untuk berlari kecil mungkin ini ia jadikan sebagai refreshing setelah sibuk memikirkan Angga, Misel duduk di bangku taman melihat keadaan sekeliling taman yang penuh dengan anak kecil yang berlarian pandangannya berhenti pada tukang harum manis yang menjual dagangannya dan di kerumini banyak anak kecil.

Misel kembali teringat ketika jogging bersama Angga ia selalu membeli harum manis itu bahkan si abang penjual pun kenal akrab dengan Misel dan Angga namun setelah Angga pergi ke Sidney semua itu hanya menjadi kenangan untuk Misel.

Misel beranjak menghampiri penjual harum manis ia ingin memakan harum manis meskipun bukan bersama Angga lagi namun menurut Misel harum manis bisa saja menjadi obat penawar rindu pada Angga.

"Bang harum manisnya ya satu" ucap Misel sambik tersenyum ramah pada si penjual.

"Eh neng Misel bukan? Pacarnya dek Angga itu bukan?" kata si penjual sambil melihat muka Misel memastikan bahwa yang di tebak memang benar

"Iya bang hehe" tawa rehyah Misel

"Ini neng,kemana aja atuh gakeliatan lagi nih neng sama dek Angga padahal mah dulu teh sering kesini" ucap penjual sambil memberikan satu bungkus harum manis.

"Di rumah aja bang, jadi berapa? "Kata misel sambil memberikan selembar uang dua puluh ribu kepada si penjual.

"Gausah neng buat neng Misel mah gratis salam juga ya ke dek Angga sekarang mah sombong pisan hehehe" kata si penjual menolak pemberian uang dari Misel sembari melempar candaan

Misel tersenyum dan sempat berfikir bagaimana bisa ia menyampaikan salam dari abang harum manis? Sedangkan dirinya saja masih menyimpan rindu yang dalam dan belum terobati.

"Makasih ya bang,nanti Misel sampain ke Angga" ucap Misel tersenyum.

"Oke neng kapan kapan ajak atuh dek Angga ke taman lagi makan harum manis Abang" canda si penjual lagi.

Misel mulai tersenyum kikuk.

"Hehe siap bang,Misel duluan ya makasih nih harum manisnya udah di kasih gratis" Misel berlalu pergi untuk kembali pada bangku taman dan berniat memakan harum manisnya di sana.

Setelah sampai ia duduk dan mulai membuka bungkusan harum manis miliknya dan menyantapnya, rasa manis dari harum manis yang ia makan pun meleleh ke semua rongga mulut Misel.

Dugaan Misel benar rindunya sedikit terobati dengan memakan harum manis , selain rasa manis memenuhi mulut Misel otak Misel pun kini menjadi dipenuhi kenangan kenangan bersama Angga yang ia putar, sensasi yang ia rasakan kini sungguh nyaman Misel suka mengingat Angga meskipun di lubuk hatinya tersakiti.

"Sendirian? "kata seseorang yang tiba tiba duduk di samping Misel.

Misel menengok lalu menyiritkan alisnya mengingat cowo berjaket coklat tua ini.

"Daniel"ucap Misel dengan ekspresi terkejut.

Daniel mengangguk pelan lalu melihat bungkusan harum manis yang di pegang Misel.

"Kayak anak kecil aja makan harum manis" cerca Daniel.

Misel diam memandang harum manis di tangannya, moment yang menurut indahnya kini hancur saat Daniel datang.

"Kenapa emang orang dewasa ga boleh? "Ucap Misel lalu sambil memasukan harum manis kemulutnya.

"Lu suka hujan? " bukannya menjawab pertanyaan Misel Daniel malah memberikan pertabyaan pada Misel.

Misel menganggukan kepalanya pertanda iya.

"Nama lu Misela Amelia? "Daniel bertanya kembali pada Misel.

"Kok tau? "Ucap misel dengan wajah polos.

"Kalau gitu gua yang akan jadi payung buat lu saat hujan turun" kata Daniel datar.

Misel tak mengerti apa yang Daniel ucap baru saja ia ingin menanyakan maksud ucapan dari mulut Daniel namun cowok berpostur tinggi itu telah pergi dan meninggalkan Misel dalam keadaan binggung.

***

Bersambung

Holaaaaaaaaa!!!!!!  Seabad baru dateng kesini buat nemuin si Misel yang rindu Angga wkwk

Yuk kembali barbagi kritik serta sarannya ke gua biar tambah semangat nulisnya wkwk,  sebenernya si ya karena otak w yang udah kusut tadinya mau unpublish atau remove ni cerita absurd tapi karena w udah terlanjur sayang ama ini lapak jd gamau dong kan gaenak ya di tinggali pas lg sayang sayangnya wkwk

Yuk kepoin si misel Update di ig @fitrilaely_ fallawwwwwwwwwwww ya gaessssss 😘❤❤

Terimakasih pembaca misel alasyuuu ❤❤❤❤

Salam manin
Calon bininya shawn mendes wkwk

MISELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang