Mirip?

84 44 30
                                    

Kemarin langit tampak cerah, tanpa ku kira mengundang hujan. Indah kulihat dengan mata terpancar mentari di kelopak hitam ku, ku pejamkan mata untuk merasakan hangatnya, tapi yang kurasakan dinginnya air yang jatuh di wajah ku. Langit yang tadinya cerah berubah menjadi hitam kelam, gelap, dan dingin ingin sekali aku merobek awan hitam itu tapi mustahil untuk bisa kulakukan. Suara kilatan pun menggema ingin ku hentikan permainannya hanya saja dia terus mengoceh meminta untuk terus menerus bersuara sudah letih ku berbicara suara ku pun tak dapat di dengarnya, dia hanya terdiam terjebak di mimpinya tanpa ada seorang pun yang mampu membangunkannya.
-Putri Sekar

Sore ini Misel terduduk di halte bus menunggu bus yang menuju ke arah rumahnya, keringat membasahi tubuhnya sudah satu jam yang lalu sejak keluar kampus ia duduk menunggu bus.

Misel melihat jam tangan di pergelangannya menunggu bus sudah satu jam membuatnya lelah ia menghembuskan nafas beratnya,rasanya ingin cepat cepat merebahkan diri di kasur kesayangannya.

Misel menyeritkan dahi saat sebuah motor sport hitam berhenti tepat di halte yang ia duduki,Misel menatap lekat si sang pengendara melihat lihat postur tubuhnya yang ia rasa kenal sampai saat si sang pengendara membuka helm hitam miliknya dan melihat Misel.

"Daniel?" Ucap Misel Daniel hanya mengangkat satu alis seolah bertanya kenapa kepada Misel.

"Ngapain? " tanya Misel lagi.

"Jemput" kata Daniel lalu menaruh helmnya di spion motor dan berjalan kearah Misel.

"Jemput pacar lu? " kata Misel yang masih saja bertanya kepada Daniel.

"Lu" jawab Daniel dengan santai.

Misel menganga mendapatkan jawaban dari Daniel, untuk apa Daniel menjemput Misel? Padahal ia dan Daniel baru kenal beberapa hari tapi Daniel sudah begini.

"Apa Daniel suka sama gua? "Batin Misel berbicara.

"Kenapa? " tanya Daniel yang melihat misel menggeleng gelengkan kepalanya.

"Ah enggak" ucap Misel gugup.

"Ayo" kata Daniel langsung menarik tangan Misel.

"Iya" ucap Misel mengikuti Daniel dan langsung menaiki motor sportnya.

***

Angga terduduk di balkon kamar di temani secangkir teh panas yang sengaja ia bikin untuk menghangatkan tubuhnya, Sidney malam ini turun hujan namun Angga tetap enggan memasuki kamarnya.

Ia menyeruput teh panasnya sambil menatap langit hitam yang tengah menurunkan air,Angga mengantongkan tangannya di kantong sweater yang ia kenakan,dingin memang namun saat ini ia merasakan nyaman serta tenang di hatinya.

"Belun tidur? " kata Reno menghampiri Angga yang tengah duduk.

"Belum" jawabnya sambik terus menatap tetesan air.

"Sudah ingat semua nak?" tanya Reno membuat wajah Angga berubah menjadi bingung.

"Ingat apa? "Kata Angga, Reno benar benar membuat kepalanya pusing.

Bukannya menjawab pertanyaan angga Reno malah tersenyum manis kepada anaknya.

"Apa yang kamu rasain saat ini? " pertanyaan Reno kali ini membuat Angga benar benar bingung apa yang di maksud ayahnya.

"Nyaman mungkin" jawab Angga sambil mengangkat kedua bahunya.

"Hujan mu pasti lelah menunggu,kalo boleh ayah minta izin untuk jadiikan Daniel sebagai peneduh untuk hujan" kata Reno sambil mengelus bahu anaknya.

Angga memegang kepala nya yang terasa berat serta sakitnya yang hebat, Reno tersenyum.

"Terus mengingat Nak" kata Reno sambil terus mengusap bahu Angga.

***

Misel duduk di bangku taman bersama Daniel sambil memakan eskrim coklat, Daniel mengajak Misel sebentar untuk bersantai di taman.

"Niel? " Misel membuka obrolan mereka.

"Kenapa? "Ucap Daniel.

"Pernah suka sama seseorang? "Tanya Misel sambil memakan eskrim coklat di tangannya.

"Ya pernah lah"jawab Daniel dengan santai.

"Pernah menunggu? " kata Misel lagi

"Ga, Buat apa menunggu seseorang yang belun tentu menunggu kita"jawab Daniel sambil menjilat eskrim vanila di tangannya.

"Kamu mirip dia Niel" ucap Misel sambil menatap awan berwarna jingga.

Daniel mengerti maksud Misel,dia mengulurkan tangannya di bahu Misel merangkul cewek itu.

"Kamu sama kaya dia Niel,semua perilaku kamu ke aku buat aku nyaman seolah kamu adalah dia"ucap Misel kepalanya ia senderkan di lengan Daniel.

Daniel tersenyum hampa,melihat kekasih sang kakak terpuruk dan bahkan nyaris tidak mengetahui kabar Angga.

"Niel,aku gatau rencana Tuhan gimana tapi yang pasti kamu bener bener buat aku ngerasa kalo aku ga kehilangan Angga"kata Misel sambil memandang wajah Daniel.

"Tugas peneduh" ucap Daniel dengan santai sambil memakan sisa eskrim yang di pegangnya.

"Maksudnya? "kata Mise,  dia benar benar bingung atas semua pekataan daniel yang tak ia mengerti.

"Semua perlu waktu" ucap Daniel dengan tenang.

"Jangan terpuruk atas kepergian dia masih banyak waktu yang kamu miliki dan waktu itu bukan cuman memikirkan dia,  ayo pulang" kata Dabiel lalu menarik pergelangan tangan Misel mengajak untuk kembali kerumah.

***

Haiii teman teman pembaca miselllllll ❤

Kebiasaan aku banget update misel sebulan sekali atau lebih ya karena emang updatenya sesuka hati wkwk :v

Thanks atas partisipasi dari kalian yang udah baca dari part 1 sampe sekarang ini alasyuuu bangettt dehhh 😘

Jadi gimana ni miselnya mau sama angga apa sama daniel? 
Sama dua duanya aja deh soalnya aku sayang merek ekeke tapi boong 😂

Udah ah jokes ga gunanya

Tunggu Misel di part berikutnya gaessss!!!!!!!

Follow ya intagram @fitrilaely_ biar tau kapan si misel update

Alasyu readers❤❤❤❤❤❤

MISELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang