Tanah Kuburan

1.2K 28 11
                                    

Siang hari yang cerah, bahkan lebih dari kata cerah terasa terik menyengat tubuh. Bahkan selain gebetan, pada akhirnya Kota Malang juga akan meluluhkan sikap dinginnya.

Sekelompok mahasiswa yang akan melaksanakan KKN, sedang sibuk melakukan pengecekan terhadap tanah Desa Sudi Indah yang telah mereka bawa.

Terdapat 4 buah plastik yang berisi tanah diatas sebuah meja cafe tempat mereka berkumpul untuk mengerjakan tugas.

"Gimana qiq hasilnya?" Tanya Dio setelah mereka selesai melakukan pengecekan kadar pada tanah yang mereka bawa.

"Tanahnya cocok buat ditanemin umbi-umbian kok, cuma yang ini gabisa" jawab Qiqa sembari memegang 1 bungkus plastik yang berisi tanah.

"Eh itu tanah daerah mana?" Tanya Tata sembari mengambil bungkus tanah dari tangan Qiqa.

"Daerah hutan selatan, Aku yang ambil kemaren" ucap Azizah dengan wajah polosnya.

"Coba sini gua liat, emang napa dah ga bisa?" Ucap Rendy sembari menarik tanah dari tangan Tata.

"WAHHH ANJ*NG! INI TANAH KUBURAN WOI" ucap Rendy setelah membuka bungkusan tanah, kemudian memegang dan menciumnya.

"LAH" ucap mereka bersamaan terkejut.

"Iyaudah buang sana ih" ucap Qiqa dengan wajah ketakutannya, Qiqa menatap tanah itu dengan tatapan yang sangat horror.

"Emang gapapa main asal buang ya?" Tanya Reza dengan wajah yang tenang, tangannya sedari tadi sibuk mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.

"Gapapa kali. Tanah doang kan itu" ucap Dio yang langsung menyambar bungkusan tanah dan melemparkannya keluar cafe.

"Eh bego main dibuang aja dah" ucap Fariz kesal kepada Dio.

"Eh udah si gausah berantem gara-gara tanah" ucap Rendy menegur para adik tingkatnya.

"Yaudalah. Berarti tinggal prepare buat beli bibit umbi sama perlengkapan lainnya. Nanti jobdescnya gua kirim di group deh" ucap Qiqa berusaha menenangkan suasana.

"Iye udah. 3 Hari lagi udah mau berangkat kan, jangan kebanyakan berantem gara-gara masalah sepele lah" ucap Tata yang kemudian berdiri ingin meninggalkan cafe.

"Lah lu mau kemana ta?" Tanya Azizah yang melihat Tata berdiri.

"Lah balik cuy. Udah kelar kan?" Ucap Tata santai sembari meninggalkan teman-temannya.

Kemudian mereka semua pulang ke kos mereka masing-masing. Jobdesc untuk membeli keperluan KKN mereka telah Qiqa bagikan di group, Rendy dan Dio langsung membeli barang yang harus mereka bawa, sedangkan yang lainnya memilih untuk beristirahat dirumah.

Matahari tenggelam memancarkan semburat jingga yang semakin kelam, udara Malang yang dingin terus bertiup menyapa dan meraih setiap mahluk hidup yang ada. Tanpa terkecuali Azizah yang pada akhirnya terbangun akibat hembusan angin dari jendela di kamarnya yang sengaja ia buka agar mendapatkan sirkulasi udara yang segar.

Azizah duduk diatas tempat tidurnya dan melirik ke arah jam di ponselnya.
18.30. Angin bertiup semakin kencang sehingga menyebabkan jendela kamar Azizah terus terbanting terbuka dan tertutup.

Azizah beranjak mendekati jendelanya untuk menutupnya. Dia meraih pegangan jendela dengan tangan kirinya kemudian menguncinya. Setelah itu dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ujan deras mengguyur Malang, suara petir saling bersautan seakan-akan bercengkrama dan saling bergurau. Selesai mandi, Azizah segera menggunakan pakaian.

"Lah ini apaan?" Ucap Azizah dalam hati.

Pada betisnya terdapat noda-noda tanah yang entah darimana datangnya.

"Perasaan mandi udah bersih deh" gumam Azizah sembari melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk mencuci betisnya.

Selesai mencuci kakinya, dia beranjak ke kamarnya dan membuka laptopnya.
Bunga.
Terdapat bunga melati diatas keyboard laptopnya.

"Ini bunga dari mana lagi?" Ucap Azizah kesal sekaligus takut melihat bunga tersebut. Tangannya meraih bunga itu dan melemparkannya keluar kamar.

Angin berhembus kencang ketika dia membuka pintu kamarnya untuk membuang bunga itu, udara yang dingin perlahan menghangat padahal kondisi diluar sedang hujan lebat.

"Fiuhhh" sebuah angin meniup tengkuk Azizah yang membuat bulu disekujur tubuhnya langsung berdiri. Azizah langsung menutup pintu kamarnya dengan cepat dan kembali kepada laptopnya.

"KEMBALIKAN TANAH KUBURANKU!" Azizah terkejut melihat tulisan yang terpampang pada monitor laptopnya.

Wajahnya berubah panik, bulir-bulir keringat dingin mulai mengalir pada tulang dahinya.

"Jdarrr" sebuah petir dan gemuruh yang besar terdengar sangat kencang diluar menyebabkan suasana yang semakin mencekam.

"KEMBALIKAN TANAH KUBURANKU!" Sebuah suara terdengar dengan sangat kencang menggema dikamarnya, barang-barang di kamarnya mulai bergerak dan berjatuhan.

Air mata mulai menetes dari matanya pertanda dia sangat merasa ketakutan, badannya terasa kaku, dia meraih ponselnya untuk menelpon temannya.

"Halooo Ta?" Ucap Azizah bergetar berbicara kepada Tata di telponnya

"KEMBALIKAN TANAH KUBURANKU!" teriakan itu kembali terdengar dari sambungan telponnya hingga memekakan telinganya.

Tanpa banyak berfikir, Azizah berlari keluar kamar untuk kembali ke cafe tempat Dio membuang tanah kuburan itu.

Azizah mengendarai motor dengan badan yang bergetar menerobos hujan yang deras, air hujan mulai membasahi tubuhnya, dia sengaja tidak menggunakan jas ujan. Selain karena dia tidak sempat menggunakannya, dia sengaja membiarkan tubuhnya dingin terguyur oleh hujan.

Sesampainya di cafe, dia langsung berlari mencari bungkusan tanah kuburan itu. Dia membuka setiap semak-semak yang sengaja ditanam di cafe tersebut dan akhirnya dia menemukannya.

Sebuah plastik putih yang sudah basah terguyur hujan dengan tanah merah didalamnya teronggok dibalik sebuah semak belukar, dengan cepat Azizah mengambil tanah itu dan membawanya kembali ke kosnya.

Wajahnya mulai pucat akibat kedinginan, tubuhnya terus bergetar, aura ketakutan sangat terpancar pada wajahnya dan tetesan air mata yang berkamuflase dengan air hujan yang jatuh pada wajahnya.

Dia melajukan sepada motornya dengan cepat menuju kos Tata. Sesampainya di kos Tata dia berteriak memanggil Tata yang tak kunjung datang atau sekedar menjawab panggilan ya.

"TATA!!!!" Teriaknya semakin frustasi didepan gerbang kos Tata yang terkunci rapat.

Dari dalam Kos Tata berlari menuruni tangga kosnya menuju kearah gerbang kosnya. Dengan cepat Tata membuka gemboknya.

"ALLAHU AKBAR!" Tata berteriak terkejut melihat sebuah pemandangan didepannya.

"Bruk" badannya oleng dan terjatuh ketanah.

"TA!!" Azizah berteriak dan segera mengangkat tubuh Tata, wajahnya melongok ke belakang tubuhnya dan terlihat seorang kakek tua dengan bola mata yang hampir keluar menatapnya dengan nanar, senyumnya yang lebar memperlihatkan giginya yang dipenuhi oleh belatung yang berjatuhan ke tanah.

KKN : Kuliah Kerja Nyata atau Kuliah Keancam NyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang