Tanah Kuburan (2)

30 3 2
                                    

Perasaan cemas dan takut membuat Azizah mulai menitihkan air mata.Dia merasa ini merupakan malam terburuk yang pernah dia rasakan. Angin kencang dan gemuruh seakan berusaha membuat suasana malam itu semakin mencekam.

"Ta.. bangun.." Azizah menepuk-nepuk wajah Tata. Namun sang pemilik wajah terlihat enggan untuk bergerak sedikitpun.

Dengan badannya yang mungil Azizah berusaha membopong Tata dengan perlahan menuju kamarnya yang ada di lantai 2.Badan mereka yang basah meneteskan air terus menerus dan membuat anak tangga menjadi licin.

Azizah berusaha tidak memperdulikan apa yang berada dibelakangnya,mulutnya tidak berhenti merapalkan doa dengan harapan mendapatkan perlindungan dari Allah.Bibir mereka mulai memunculkan rona kebiruan akibat terlalu lama terkena air hujan.

Sesampainya didepan pintu kamar Tata, perasaan sepi dan hening memenuhi ruangan di lantai 2 itu.Walaupun setiap kamar terisi penuh, namun setiap penghuninya seakan enggan untuk melakukan kegiatan diluar kamar mereka.

Azizah membuka pintu kamar Tata dan mendudukkan Tata pada sebuah kursi.
Badannya gemetar hebat karena merasa kedinginan dan masih mengingat jelas apa yang dia lihat sebelumnya.

"Ya Allah aku harus gimana" racaunya sambil menangis dan memandangi sebuah plastik putih yang sedari tadi masih ia genggam.

Setelah menyeka air matanya, dengan ragu Azizah menaruh plastik tersebut di pojok kamar Tata.

"Aku minta maaf karena sudah lancang mengambil sesuatu yang tidak seharusnya aku ambil. Aku janji akan mengembalikannya besok. Aku mohon jangan ganggu aku dan teman-temanku lagi" Ucap Azizah sambil menatap plastik putih itu

Tangannya terlihat sibuk mencari sebuah handuk untuk dililitkan ke tubuh Tata. Tanpa memperdulikan tubuhnya yang juga masih kedinginan, Azizah berusaha menutup matanya untuk menghalau rasa ketakutannya.

*POV Tata On*

Sinar matahari yang mulai terik membuat aku terbangun. Perlahan aku mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke kamarku. Dengan kepala yang masih terasa pening,aku mengamati Azizah yang sedang tertidur di samping tempat tidurku.

Aku merasa waktu berlalu sangat cepat karena aku pingsan. Tidak ada yang aku ingat lagi kecuali wajah rusak seorang kakek di halaman kos ku. Dengan mengingatnya saja membuat bulu kudukku merinding.

"Sialan apaan ya semalem" rutukku kesal sekaligus bingung terhadap situasi yang terjadi.Kilas balik kehidupan dikosku muncul dipikiranku, sudah hampir 1 tahun aku tinggal di kos ini dan sama sekali tidak pernah merasakan hal horror seperti semalam.

Aku meraih ponselku dan melihat pesan dari Qiqa di grup KKN yang mengingatkan bahwa kita harus berkumpul di kampus jam 8 untuk menyicil beberapa barang ke posko KKN. Dengan berat hati aku mendekati Azizah untuk membangunkannya.

"Zaah" Aku berusaha menepuk pundaknya.

Dia tidak bergeming sedikitpun. Wajahnya terlihat agak pucat sehingga membuatku sedikit khawatir.Aku memegang dahinya dan merasakan suhu panas yang keluar dari tubuh Azizah. Sepertinya dia demam karena baju yang dia pakai semalam masih terasa basah hingga sekarang.

"Zaaah bangun, paling nggak kamu ganti baju dulu zah takut makin demam ini baju kamu masih basah" Aku kembali menepuk-nepuk pundak Azizah.

Azizah terbangun dengan wajah kaget,tangannya meremas punggung tanganku dengan sorot mata yang tidak bisa berhenti melihat ke seluruh penjuru kamar,seperti memastikan keadaan.

"Taa ta-tanahnya ha-rus dibalikin" Ucapnya terbata-bata sambil menatapku dalam.

Sorot matanya menunjukkan rasa ketakutan yang sangat besar. Entah apa yang telah dia alami saat aku pingsan sehingga membuatnya seperti ini. Aku memeluknya untuk menenangkannya.

KKN : Kuliah Kerja Nyata atau Kuliah Keancam NyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang