Dio POV (point of view)
"Sialan. Gara-gara main ToD sama Tata gua kena dare buat makan sambel dan gak boleh minum, kecuali gua mau gofood atau lari ke kos Fariz" ucapku merutuki dalam hati, Aku sangat merasa kepedesan dan perutku panas.
Aku berlari menuju Kos Fariz yang letaknya tidak jauh dari Kos Tata, aku merogoh sakuku untuk mengambil ponsel, kemudian membuka LINE dan menelpon Fariz, berharap dia telah sampai di kosnya.
*Freecall LINE*
"Halooo" ucapku langsung ketika Fariz mengangkat teleponku
"....."
"Lo dimana sekarang Riz?"
"....."
"Gimana surveynya?"
"....."
"Cepet balik, gua mau ke kosan lu"
"....."
*Tuuut* Aku langsung mematikan sambungan teleponku, Aku terus berjalan dengan cepat. Air mataku menetes dan badanku mulai berkeringat. Aku memang tidak pernah bisa makan sesuatu yang pedas.
"Tok tok tok" Aku mengetuk Kos Fariz dan puji syukur dia telah berada di kosnya. Aku langsung berlari ke dalam dan menemukan sebuah teh di dalam botol Tumblr dikamarnya yang langsung Aku minum.
"Masa bodo lah Fariz mau ngomong apa, gua kepedesan juga" rutukku dalam hati, sembari terus meminum teh.
Setelah meminum teh itu, rasa pedas di mulutku hilang dan tergantikan dengan rasa kantuk yang menurutku sangat berlebihan. Sepertinya karena makan kekenyangan di kos Tata, Aku jadi mengantuk.
"Gua nginep ya Riz" ucapku yang langsung memejamkan mata, tanpa peduli dengan apa yang Fariz katakan.
Udara dikamar Fariz berubah menjadi hangat dan semakin lama semakin panas. Hal tersebut membuat Aku terbangun. Keringat mulai menetes dari pelipisku, menandakan bahwa suhu udara dikamar ini meningkat.
Aku melirik ke arah jam beker yang berada di atas meja belajar, untuk memastikan waktu. 00.12
Tengah malam. Aku melirik Fariz dan menemukan bahwa Fariz tidak berada di kamarnya."Lah aneh ni orang kemana dah?" Tanyaku dalam hati.
Aku berniat untuk keluar dari kamar dan mencari Fariz diluar.
"mungkin dia sedang berada di kamar mandi atau dapur" batinku sembari keluar dari kamar dan mencari Fariz.
"Riz... Fariz Lu di dalem ga?" Tanyaku saat berada didepan kamar mandi kos, ada 1 pintu kamar mandi yang tertutup tetapi tidak ada jawaban.
Aku berusaha membuka pintu kamar mandi itu dan tidak terkunci. Saat Aku melihat ke dalam ternyata kosong, tidak ada siapapun di dalam. Setelah itu, aku berjalan menuruni tangga dan pergi ke arah dapur.
"Wah kan bener Lu disini, Lu ngapain Riz malem-malem? Mimi cucu? Hahaha" tanyaku meledek Fariz ketika melihatnya sedang berada di dapur.
"tuk tuk tuk" bunyi sebuah pisau mengenai talenan kayu, pertanda Fariz sedang memotong sesuatu.
"Riz Lu masak apaansi? Mau bikin nasi goreng?" Tanyaku lagi sembari berdiri menyandar didepan pintu dapur.
Fariz tidak menengok sama sekali, aneh. Tidak biasanya Fariz seperti ini, hal tersebut membuat Aku penasaran dan memutuskan untuk berjalan mendekatinya.
Aku melihatnya sedang memotong-motong ceker ayam, wajahnya tampak kosong dan hanya terfokus pada ceker ayam itu.
"Riz Lu masak apaansi jam segini?" Tanyaku aneh melihat ceker ayam yang dipotong Fariz mulai hancur, karena dipotong terus menerus.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN : Kuliah Kerja Nyata atau Kuliah Keancam Nyawa
HorreurSemua ini berawal dari pilihan Dio, Fariz, Qiqa, Tata dan Azizah yang memilih untuk melakukan tugas KKN daripada PKL di perusahaan. Kabar-kabar burung yang bersiulan mengenai ke angkeran tempat KKN mereka terus terdengar. Tata dan Fariz yang telah m...