Kau menjelma menjadi api. Menghanguskan akal sehat. Membakar segala isinya sehingga perasaan padamu makin menggebu. Menjadikan aku tak ragu, walau sisi lain mengatakan ada risiko terjatuh ke dalam jurang pilu.
Kau kembali menjelma menjadi api. Menghanguskan akal sehat. Meruntuhkan segala angan yang sebelumnya kutata dengan saksama. Membakar habis diriku dengan rasa cemburu. Menjadikan aku ragu untuk merangkum upaya baru, karena yang tersisa kini hanyalah kenangan yang habis menjadi abu.
Pada akhirnya yang aku terima hanyalah sendu. Yang terasa hanyalah lara. Tenggelam dalam kenangan yang menggenang, terseret masuk ke dalam lembah penuh nestapa. Terlena dengan tidur panjang yang memanjakan, padahal kenyataanya hanyalah khayalan yang membunuh perlahan.
Biarkan aku diam sebentar, menyaksikan segala gelagat. Menunggu angin meniup segala abu kenangan, menunggu hujan menghapus jejak ingatan, lalu berbaring menikmati perihnya penolakan. Menerima realita, bahwa kini kau sedang mewujudkan skema cinta. Bukan denganku, tapi denganya yang kau dambakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata tak Terucap
RomansTerkadang, manusia akan menunggu lalu menyesal. Kemudian, penyesalan tersebut membawamu pada kehilangan. Maka sampaikanlah, sebelum kau hanya melihatnya pergi dari sisimu dengan perlahan. Selamat membaca. Semoga disuka.